Membandingkan teks pantun dengan teks lain ibarat syair, gurindam dan puisi baru ialah pokok pembahasan bahan pelajaran bahasa indonesia yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai Membandingkan Teks Pantun Dengan Teks Lainnya didalam berguru bahasa indonesia yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :
1. Pengertian, ciri-ciri dan pola syair.
2. Pengertian, ciri-ciri dan pola gurindam.
3. Pengertian, jenis dan pola puisi baru.
Membandingkan teks pantun berarti menentukan persamaan dan perbedaan teks tersebut dengan teks lain (syair, gurindam dan puisi baru). Unsur yang di bandingkan ialah struktur dan kaidah teks tersebut.
Perhatikan kembali teks struktur dan kaidah teks pantun pada pembahasan sebelumnya, kemudian bandingkan dengan puisi-puisi berikut.
1. Pengertian, ciri-ciri dan pola syair.
2. Pengertian, ciri-ciri dan pola gurindam.
3. Pengertian, jenis dan pola puisi baru.
Membandingkan teks pantun berarti menentukan persamaan dan perbedaan teks tersebut dengan teks lain (syair, gurindam dan puisi baru). Unsur yang di bandingkan ialah struktur dan kaidah teks tersebut.
Perhatikan kembali teks struktur dan kaidah teks pantun pada pembahasan sebelumnya, kemudian bandingkan dengan puisi-puisi berikut.
1. Pengertian syair
Syair ialah puisi lama yang berasal dari arab yang berarti ‘perasaan’. Adapun ciri-ciri syair adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Tiap bait terdiri atas 4 baris.b. Tiap baris umumnya 8-12 suku kata.c. Bersajak rangkaian dengan rumus a-a-a-a (terkadang tidak sempurna).d. Semua baris berisi rangkaian dongeng (tidak memiliki sampiran ibarat pantun).
Contoh syair
Berikut ini ialah contoh-contoh syair yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berhentilah kisah raja hindustan a
Tersebutlah pula suatu perkataan a
Abdul hamid syah paduka sultan a
Duduklah baginda bermuka-mukan a
Abdul muluk putera baginda a
Besarlah sudah aristokrat muda a
Cantik majelis usulnya syahda a
Tujuh belas tahun umurnya ada a
Parasnya elok amat tepat a
Petah majelis bijak laksana a
Memberi hati bimbang gulana a
Kasih padanya mulia dan hina a
Akan rahma putri aristokrat a
Parasnya elok sukar di lawan a
Sedap manis barang kelakuan a
Delapan belas umurnya tuan a
Daftar istilah :Petah : Pandai bicara.
Menjelis : Majelis, daerah pertemuan
2. Pengertian gurindam
Gurindam ialah puisi lama yang berasal dari india yang berarti embel-embel atau bunga. Adapun ciri-ciri gurindam adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Tiap bait terdiri atas dua baris.
b. Tiap baris umumnya 10 suku kata.
c. Bersajak a-a (umumnya sempurna).
d. Baris pertama merupakan karena atau alasan, sedangkan baris kedua merupakan tanggapan atau tanggapan apa yang tersebut dalam baris pertama.
e. Berisi nasihat, petuah, atau filsafat.
Contoh gurindam
Berikut ini ialah pola gurindam yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berikut ini ialah pola gurindam yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kurang pikir kurang siasat, a (sebab)
Tentu dirimu kelak tersesat. a (akibat)
Pikirkan dahulu sebelum berkata, a (sebab)
Supaya terelak silang sengkata. a (akibat)
Jika kena penyakit kikir, a (sebab)
Sanak saudara lari menyingkir. a (akibat)
3. Pengertian puisi baru
Puisi gres ialah puisi berkembang pada masa indonesia modern dan menerima dari budaya barat. Jenis puisi baru dapat dibedakan berdasarkan jumlah baris tiap baitnya, yaitu:
a. Distikon : Puisi dua baris.
b. Terzina : Puisi tiga baris.
c. Kuartrain : Puisi empat baris.
b. Terzina : Puisi tiga baris.
c. Kuartrain : Puisi empat baris.
d. Quin : Puisi lima baris.
e. Sektet : Puisi enam baris.
f. Septima : Puisi tujuh baris.
g. Oktaf / stanza : Puisi delapan baris.
h. Soneta : Puisi empat belas baris (dua kuartrain dan dua terzina).
i. Bebas : Jumlah barisnya tidak tertentu.
Semua baris dalam puisi gres merupakan isi. Umumnya bersajak bebas, kecuali soneta. Berikut pola puisi baru.
Contoh puisi baru
Yang kami minta hanyalah
(Taufik ismail)
Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja
Penawar ekspresi dominan kemarau dan tangkal ancaman banjir
Tentu bapak telah melihat gambarannya di koran kota
Tak kala semua orang bersedih sekadarnya
Dari kaki langit ke kaki langit air membusa
Dari tahun ke tahun ia datang memelukmu
Sejak dari tumit ke paha, lalu lewat kepala menyeret semua
...
Teks tersebut juga disusun dalam bentuk bait. Namun, jumlah baris, jumlah kata, dan persajakannya tidak teratur. Di dalamnya tidak ditemukan sampiran. Jadi, teks tersebut tidak terikat pada bentuk, tetapi mengutamakan isi. Dengan demikian, teks tersebut bukan pantun dan lebih tepat digolongkan sebagai teks puisi baru.
Berdasarkan perbandingan di atas, maka dapat dibuat tabel karakterisasi teks-teks tersebut sebagai berikut.
Struktur dan kaidah | Santun | Syair | Gurindam | Puisi baru |
1. Bait | Satu bait 4 baris. | Satu bait 4 baris | Satu bait 2 baris | Jumlahnya bebas |
2. Baris | Satu baris 8-12 suku kata. | Satu baris 8-12 suku kata | Satu baris 10 suku kata | Jumlahnya bebas |
3. Sajak | Rima: a-b-a-b | Rima: a-b-a-b | Rima: a-a | Bersajak bebas |
4. Isi | Terdapat sampiran dan isi | Semua baris merupakan isi (isinya berupa cerita) | Semua baris merupakan isi. | Semua baris merupakan isi dan isinya bebas. |
Isinya berupa nasihat, cinta, agama, teka-teki, jenaka, dan lain-lain | Isinya berupa cerita | Isi berupa nasihat |