Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share atau yang disingkat dengan TPS yaitu pokok pembahasan bahan pelajaran Psikologi yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share didalam berguru pendidikan psikologi yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :
1. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
2. #3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
3. #7 langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
4. #5 kelebihan model pembelajaran think pair share (TPS).
5. #4 kelebihan model pembelajaran think pair share (TPS).
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe think pair share dikembangkan oleh Frank Lyman dkk yang berasal dari Universitas Maryland sempurna pada tahun 1985. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yaitu metode pembelajaran yang tergolong kedalam salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana.
Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)
Model pembelajaran think pair share yaitu salah satu model (tipe) pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Model pembelajaran koperatif tipe think pair share (TPS) ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Keunggulan teknik ini yaitu optimalisasi partisipasi siswa (Lie: 2004).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi teknik pembelajaran kooperatif model think pair share (TPS) adalah suatu tipe pembelajaran yang menawarkan kesempatan kepada siswa semoga dapat bekerja dengan sendirinya (secara individu) serta dapat juga siswa bekerja sama dengan yang lainnya (siswa lainnya).
Baca juga : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
Adapun definisi pembelajaran kooperatif tipe think pair share menurut Arends (dalam Komalasari, 2010: 84) yang menyatakan bahwa, model pembelajaran think pair share yaitu suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi murid lebih banyak waktu untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu.
#3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)
Dibawah ini yaitu tahapan-tahapan didalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share menurut Ibrahim (2000:40), yaitu antara lain sebagai berikut :
Tahap 1 : Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan pertanyaan yang berafiliasi dengan pelajaran, kemudian meminta kepada siswa untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mampu bangun diatas kaki sendiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Berpasangan (Pairing)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang teah dipikirkannya pada tahap berpikir. Pada tahap ini setiap anggota pada kelompok membandingkan balasan atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan balasan yang dianggap paling benar atau paling meyakinkan.
Tahap 3 : Berbagi (Sharing)
Guru meminta kepada pasangan untuk menyebarkan dengan seluruh kelas wacana apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan menyebarkan dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan.
#7 langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)
Adapun dibawah ini yaitu langkah-langkah didalam model pembelajaran think pair share menurut Zainal (2013:24) yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Guru memberikan inti bahan dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta untuk berpikir wacana bahan atau permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan sahabat sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah bahan yang belum diungkapkan para siswa.
6. Guru memberi kesimpulan.
7. Penutup.
#5 kelebihan model pembelajaran think pair share (TPS)
Menurut Fadholi (2009:1) yang menyatakan bahwa terdapat #5 kelebihan model pembelajaran think pair share yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Memberi murid waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.
2. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya.
3. Murid lebih aktif dalam pembelajaran alasannya yaitu menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
4. Murid memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh murid, sehingga wangsit yang ada menyebar.
5. Memungkinkan murid untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai bahan yang diajarkan, alasannya yaitu secara tidak eksklusif memperoleh teladan pertanyaan yang diajukan oleh guru serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan bahan yang diajarkan.
Baca juga : Definisi, Ciri, Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
#4 kelebihan model pembelajaran think pair share (TPS)
Kemudian menurut Fadholi (2009:1) yang menyatakan bahwa terdapat #4 kelemahan (kekurangan) model pembelajaran think pair and share yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada ketika pembentukan kelompok, alasannya yaitu ada satu murid tidak mempunyai pasangan.
2. Jika terdapat perselisihan, maka tidak ada penengah.
3. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
4. Sulit untuk diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan muridnya rendah.
Demikian pembahasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
Daftar pustaka
Anita, Lie. 2004. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Fadholi, Arif. 2009. Kelebihan & Kekurangan Think Pair Share.
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual; Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.