Cinta Tukang Intip Karya Ruki jhirva

CINTA TUKANG INTIP
Karya Ruki jhirva

"Bira, vira, vira... bangkit vira," nike  menggoyang- goyangkan tubuh ku. Sebenarnya saya sudah bangkit alasannya yaitu bunyi ribut yang semenjak tadi terdengar dari luar rumah ku, tetapi mataku masih berat untuk dibuka.
"Iiihh... kenapa sih nic? kau enggak tau apa saya tuh ngantuk banget," kataku kepada teman ku yang menjengkelkan ini.
"Cepetan mandi ihhh... " kata nike sambil berusaha menarik saya dari kawasan tidur, tapi sayang nya saya lebih besar dari nya sehingga nike tidak mampu berbuat banyak, namun ia tidak mengalah begitu saja, ia ambil sesuatu yang mampu berbunyi nyaring dan memukulnya sekuat tenaganya.
"Oke, oke, saya bangun. emang nya ada apa," kesannya akupun menyerah.
"Ayo... Cepetan mandi dulu. Entar saya kasih tau,oke... " sambil mengekspresikan dengan tangannya, akupun membalas dengan ekspresi yang sama yang agak alay gitu. Dan beranjak dari kawasan tidur.

-

Selesai mandi saya sarapan bersama nike sekaligus yang bikin sarapannya sendiri, alasannya yaitu ia tau orangtuaku nggak di rumah. Memang orangtua saya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing- masing, sehingga saya cuma mampu ketemu sekali sebulan. Nah, begitulah sehingga nike tak jarang melaksanakan hal yang sama ibarat yang barusan ia lakukan. Bangunin aku, hingga selesai saya mandi tau- tau ia sudah bikin sarapan. Dan terkadang juga ia tidur dirumahku. Padahal rumah ku sebelahan dengan rumah nike, mampu bertemu kapan saja kami mau. Dari kecil dialah orang yang paling menyayangi saya selain keluargaku. Dan termasuk juga orang tuanya yang nganggap saya ibarat anaknya sendiri.

-

Cinta Tukang Intip  Karya Ruki jhirva

"Serius itu rumahnya?" dari samping tembok di seberang jalan saya dan nike melihat sebuah rumah yang megah.
"Iya, kemaren saya liat ia masuk kesana." nike berusaha meyakinkan aku, jikalau insting nya tidak salah perihal rumah dimas perjaka yang saya taksir selama satu tahun ini, tanpa disadari oleh perjaka itu sendiri. Aku selalu melihatnya dari sudut ke sudut bersama nike, alasannya yaitu takut kalau- jikalau saya ketahuan. Dari belakang kawasan kami ngintip, tiba- tiba sudah berada di depanku.
"Baaaaaaaaa... " seseorang sengaja mengejutakanku. Sampai jantungku rasanya mau copot, tapi untungnya tidak jadi.
"Eh kau lagi, ngapain sih saya hampir pingsan tau?" kataku sambil memonyongkan mulutaku kearah tu perjaka yang hampir setiap saya merhatiin dimas, ia selalu saja mengejutakan aku.
"Tau ihh..." nike menambahkan.
"Hehehe... dasar tukang intip, ntar saya kasih tau lo," katanya.
"Kasih tau apa? Sok tau!" saya mendekati dan menatapnya, tetapi selalu saya tidak berani lama alasannya yaitu senyumnya yang begitu manis ibarat anak bayi, wajahnya yang imut, matanya yang sipit, tubuhnya yang tinggi tegap membuataku tidak berpengaruh untuk berlama- lama, jantungku berdebar kencang seakan tubuhku ingin roboh, namun saya menahannya. Aku tidak mengenalnya, tetapi kami pasti bertemu dan bertemu lagi dan ia selalu memanggilku dengan sebutan tukang intip.
"Hehehe.." ia tertawa lagi.
"Kenapa sih kau tu selalu aja ganggu aku," kataku padanya.
"Enggak ada, saya cuma mau kenalan aja sama kamu, saya mencintaimu," katanya seketika dengan wajah serius.
"What???"aku seakan tidak percaya dengan yang barusan saya dengan, nike pun ikut terkejut.
"Yes," dengan mantap nya ia memastikan.
"Tapi maaf saya udah menyukai orang lain," saya menjawab dengan tegas kemudian eksklusif berlalu meninggalkannya.

-

Hari ini ibarat biasa saya berangkat sekolah diantar oleh supir pribadiku. Namun entah kenapa semenjak kejadian kemarin saya ibarat orang terbelakang yang kebingungan. saya selalu terbayang wajahnya yang imut, yang selalu tersenyum, bukan lagi wajah dimas yang selama ini saya kagumi. Hari ke hari berlalu. Ini sudah ahad ke tiga, tetapi saya tidak lagi melihat wajahnya. Padahal hati ini merindukannya.

-

"Nik," saya menghampiri sahabataku.
"Hm," nike menjawab sambil membolak balik buku catatannya.
"Kok perjaka yang waktu itu nggak ngikutin saya lagi ya?" seakan saya minta balasan jikalau saja nike tahu.
"Kenapa memangnya? Kamu kangen?" kata nike dengan santai.
"Nggak... ngapain saya kangen,"

-

Pulang sekolah saya eksklusif pergi ke tempat- kawasan yang biasanya saya ngintip berharap ia akan mengagetakan saya lagi. Namun sepertinya harapanku sia- sia, dan saya hingga ditempat terakhir saya bertemu, tapi ada yang bikin saya kaget, saya eksklusif membalikkan tubuhku, beberapa menit saya berusaha menenangkan pikiranku, dan."ehm," saya kaget seseorang menepuk pundakku dari belakang.

"Kamu?" saya terkejut.
"Hy tukang intip... kenapa, kaget? Kamu merindukanku?" sambil menatapku.
"Enggak, saya cuma lewat doang," jawabku dengan muka pucat.
"Oh," ia tersenyum. Aku ingin pergi dengan membawa rasa maluku, namun ia eksklusif menggapai tanganku dan membisikkan kata- kata cinta di telingaku, akupun tidak mampu lagi menahan perasaan ini, dan membalasnya.


Oh iya saya hampir lupa, ia eksklusif memperkenalkan namanya, pasha pratama.

Profil Penulis:
Nama: Ruki jhirva
Nama facebook: ruki shika
Tinggal: di jakarta

Previous
Next Post »