#5 Zat Adiktif Pada Makanan Lengkap Dengan Contohnya

#5 zat adiktif pada makanan ialah pokok pembahasan materi pelajaran Kimia yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai Zat-Zat Adiktif didalam berguru pendidikan kimia yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :

1. Pengertian zat pengawet.
2. Indikator proses pembusukan makanan.
3. #2 jenis pengawetan.
4. Pengertian zat warna.
5. #4 fungsi zat warna.
6. Zat warna yang umum digunakan.
7. Tujuan zat penyedap.
8. #2 macam materi pemanis.
9. Pengertian antioksidan.
10. #2 macam antioksidan.

#5 pertimbangan penggunaan zat adiktif pada makanan

Pada prinsipnya zat adiktif ditambahkan pada makanan dengan atas #5 pertimbangan yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut :
#5 Zat Adiktif Pada Makanan
1. Jarak dan waktu
Suatu materi makanan harus diangkut dari jarak jauh dan memerlukan waktu yang lama, sehingga perlu dijaga biar tidak mengalami perubahan tekstur, warna, busuk dan rasa serta tampak tetap segar.
2. Kualitas kandungan gizi
Menghindari berkurangnya atau hilangnya kandungan gizi pada proses pengolahan makanan pasca panen, sehingga mempertahankan atau bahkan menaikkan nilai gizi.
3. Menarik minat dan selera
Banyak materi makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak menarik selera, sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu ditambahkan zat yang berfungsi untuk menambah warna, bau, rasa dan selera.
4. Mempercepat proses pematangan
Beberapa materi makanan tertentu menyerupai buah-buahan diharapkan lebih cepat masak, sehingga perlu ditambahkan zat yang dapat mempercepat proses pemasakan buah.
5. Keadaan wilayah
Di beberapa daerah terdapat sumber materi makanan yang kekurangan mineral menyerupai iodium, fuor, zat besi dan lain-lain.

#5 zat adiktif yang terdapat pada makanan

1. Zat pengawet
Zat pengawet ialah zat zat yang sengaja ditambahkan pada materi makanan dan minuman biar makanan dan minuman tersebut tetap segar, busuk dan rasanya tidak berubah, atau malindungi makanan dari kerusakan akhir membusuk atau terkena bakteri/jamur.

Proses pembusukan makanan yang biasanya disertai dengan perubahan tekstur disebabkan oleh kegiatan basil pembusuk yang terdapat dan bekerja pada makanan tersebut. Aktivitas basil pembusuk pada makanan biasanya bekerja secara maksimal jikalau temperatur dan oksigen cukup dalam lingkungannya.

Indikator proses pembusukan makanan

Indikator terjadinya proses kerusakan pada makanan atau pembusukan dapat dilihat secara fisik, antara lain :
a. Menghasilkan gas berbau busuk yang ditimbulkan adanya penguraian zat makanan sehingga menghasilkan gas CH4 (metana), NH3 (amoniak), dan H2S (asam sulfida).
b. Berlendir.
c. Terjadi pemudaran dan perubahan warna.
d. Perubahan rasa.

Jenis-jenis pengawetan pada makanan

Upaya pengawetan zat terbagi menjadi dua macam. Adapun #2 jenis/macam pengawetan pada makanan ialah antara lain sebagai berikut :

a. Pengawetan makanan secara fisika
Berikut ini ialah #5 proses pengawetan makanan secara fisika antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Pengeringan
Proses ini ialah upaya untuk mempertahankan biar makanan tidak cepat mengalami proses kerusakan. Pengeringan adalah mengurangi kadar air seminimal mungkin yang terkandung dalam makanan tersebut.

Proses pengeringan dapat dilaksanakan secara alami yaitu dengan panas sinar matahari atau dengan menggunakan oven. Contoh makanan atau materi makanan yang dikeringkan adalah antara lain menyerupai ikan, daging, dendeng, kerupuk, gaplek (ketela kering), dan gabah (padi).

2. Pemanasan
Proses pemanasan biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan yang bersifat sementara, yaitu dengan cara memanaskan makanan olahan sehingga basil pengurai yang terdapat dalam makanan tersebut mati dan tidak aktif. Salah satu contoh proses pemanasan adalah dengan pasteurisasi, pasteurisasi yaitu memanaskan susu hingga suhu 800C.

3. Pengapasan
Proses ini ialah pengawetan makanan dengan meletakkan makanan dengan cara tertentu misalnya digantungkan kemudian diasapi dengan asap yang berasal dari kayu yang dibakar. Contoh proses pengasapan adalah untuk mengawetkan daging dan mengeringkan jagung.

4. Pembekuan
Pembekuan ialah mengawetkan makanan dengan cara memasukkan makanan yang akan diawetkan ke dalam ruang pendingin atau merendam makanan kedalam es. Pengawetan ini bersifat sementara, adapun contoh proses pembekuan adalah antara lain menyerupai mengawetkan ikan laut yang gres ditangkap.

5. Radiasi
Pengawetan makanan ini menggunakan teknologi tinggi, dimana makanan yang akan diawetkan disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu dan waktu tertentu juga sehingga basil pengurai tidak aktif atau mati. Pengawetan cara ini cukup efektif alasannya ialah makanan dapat bertahan cukup lama dan nilai gizi yang terkandung pada makanan tidak banyak yang hilang.

b. Pengawetan makanan secara kimia
Berikut ini ialah #5 proses pengawetan makanan secara kimia antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Garam dan gula
Garam dan gula ialah materi pengawet yang paling tua. Garam biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan dan daging, sedangkan gula untuk mengawetkan buah. Garam dan gula dapat mematikan mikroorganisme untuk hidup.
Baca juga : Hidrolisis Garam
2. Cuka
Cuka biasanya digunakan untuk membuat acar. Kondisi yang sangat asam tidak memungkinkan bagi mikroorganisme untuk hidup.

3. Belerang dioksida
Belerang dioksida telah ratusan tahun digunakan untuk mengontrol perkembangan mikroba yang tidak dikehendaki. Contoh Belerang dioksida adalah untuk mengawetkan buah kering dan selai. Belerang dioksida mempunyai dua kelemahan yaitu aromanya yang kurang sedap, dan merusak vitamin B1.

4. Asam benzoat dan sodium (natrium) benzoat
Asam benzoat dan natrium benzoat ialah pengawet yang biasa digunakan untuk jus buah dan banyak sekali minuman lainnya. Bahan ini dapat menghentikan pertumbuhan basil dan ragi.

5. Sodium natrium (nitrit)
Natrium nitrit biasa digunakan untuk mengawetkan daging. Selain mengawetkan, natrium nitrit memberi warna pink yang menarik. Natrium nitrit menghambat pertumbuhan basil patogen.

Bahan pengawet makanan dalam pengunaannya harus sesuai dosis, karena dengan penggunaan yang terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama dapat merugukan sistem badan manusia.

Tetapi kenyataan dilapangan terdapat materi aditif yang bekerjsama bukan digunakan untuk mengawetkan makanan dan materi makanan tetapi digunakan untuk mengawetkan makanan. Contohnya ialah antara lain menyerupai :

a. F0rmalin
F0rmalin biasanya digunakan sebagai pengawet preparat biologi, atau dirumah sakit digunakan sebagai pengawet mayat, tetapi digunakan untuk mengawetkan tahu.
b. B0raks
B0raks sering digunakan untuk mengawetkan tahu, mie dan bakso.

Bahan-bahan tersebut jikalau digunakan untuk mengawetkan makanan akan menjadikan gangguan yang serius bagi kesehatan manusia. F0rmalin dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal, sedangkan b0raks dapat menyebabkan gangguan pada kulit, otak dan fungsi hati. #5 zat adiktif pada makanan.

2. Zat warna
Zat warna ialah zat yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk memperoleh warna makanan atau minuman yang lebih menarik.

#4 Fungsi zat warna

Fungsi zat warna pada makanan ialah antara lain menyerupai :
a. Memperbaiki dan mempertahankan penampilan makanan yang mengalami perubahan warna pada proses pengolahan makanan.
b. Membuat warna makanan yang sama dalam jumlah yang banyak karena perbedaan warna asalnya.
c. Mendapatkan tampilan makanan yang lebih menarik.
d. Indikator untuk menentukan kualitas makanan.

Zat warna yang umum digunakan

Umumnya zat warna yang digunakan untuk makanan ialah :
a. Zat warna nabati
Pewarna ini ialah pewarna alami yang diambil atau diekstrak dari tumbuh-tumbuhan. Jenis dan fungsi pewarna dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel jenis dan fungsi pewarna alami
No. Warna Sumber dan penggunaan
1 Hijau Ekstrak daun suji, untuk memberi warna kue-kue.
2 Merah Kapxantin yang terdapat dalam cabai merah, digunakan untuk memperkuat warna pada kuliner tertentu misalnya gulai dan rendang. Warna merah dapat juga dihasilkan dari kunyit yang ditambah dengan air kapur (pH tinggi).
3 Cokelat
Karamel (pemanasan gula) pada suhu 170oC digunakan untuk minuman atau makanan. Warna cokelat juga dapat dihasilkan dari kopi atau cokelat (kakao).
4 Kuning Zat warna kurkumin pada kunyit, beta karoten dari wortel. Zat warna ini digunakan untuk minuman ringan, tahu, atau nasi kuning.
5 Violet Antosianin yang berasal dari bit gula.
b. Zat warna sintetis
Zat warna sintetis dibuat dari terbatu bara. Zat warna sintetis lebih banyak dipakai dari pada zat warna nabati. Perlu sekali diperhatikan bahwa banyak zat warna sintetis yang tidak boleh digunakan untuk makanan karena sifatnya beracun. Penelitian menyampaikan bahwa beberapa zat warna dapat menjadikan penyakit kanker.

Contoh beberapa zat warna yang biasa digunakan untuk makanan antara lain :
1. Tartrazine.
2. Sunset Yellow FCF.
3. PFC.
4. Carmoisine.
5. Quinoline Yellow.
6. Ponceau 4R.
7. Patent Bleu V.
8. Brilliant Bleu FCF.
9. Brilliant Black BN.

3. Zat penyedap
Tujuan penggunaan zat penyedap ialah antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan cita rasa makanan.
b. Mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang waktu pemrosesan.
c. Memberi cita rasa tertentu kepada makanan.

Zat penyedap lain yang banyak dipakai pada makanan ialah mononatreium glutamat. Zat ini diperdagangkan dengan beragai merk. Mononatrium glutamat adalah suatu asam amino karboksilat yang dibutuhkan badan kita untuk pembentukan protein. Walaupun demikian, penggunaan zat ini secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menjadikan efek yang merugikan kesehatan.

4. Bahan pemanis
Pemakaian materi komplemen sebagai materi tambahan pada makanan dan minuman sudah sangat lazim. Bahan komplemen makanan dan minuman yang dijual di pasaran dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Bahan komplemen alami
Bahan komplemen alami dihasilkan dari pengolahan materi yang dihasilkan secara alami atau dari pengolahan materi nabati. Sumber materi alami merupakan karbohidrat terutama karbohidrat yang digolongkan dalam monosakarida (glukosa, fruktosa, laktosa) dan disakarida (maltosa, sukrosa, dan galaktosa).

Sumber karbohidrat tersebut sebagian besar dihasilkan dari sari pohon tebu dan dapat juga dihasilkan dari pengolahan (hidrolisis) karbohidrat dari umbi-umbian, antara lain bit, ketela, kentang, dan sebagainya. Produk dari komplemen alami antara lain gula pasir (sukrosa), gula batu, gula merah, gula aren dan gula cair.

b. Bahan komplemen sintetis
Zat komplemen sintetis yang sifatnya jauh lebih manis dari pada gula pasir menyerupai sakarin, dulsin dan siklamat. Dibeberapa negara zat-zat ini sudah dilarang dipakai lagi karena dapat menjadikan penyakit kanker pada hewan percobaan. Bahan tersebut antara lain siklamat, sakarin, dulsin, kalium asesulfin, P-4000 dan aspartam.

5. Antioksidan
Zat antioksidan ialah zat yang digunakan untuk mencegah oksidasi materi makanan baik oleh udara maupun bakteri. Proses oksidasi berlangsung dengan melibatkan radikal bebas, yaitu suatu spesi yang sangat reaktif. Antioksidan akan menetralkan radikal bebas tersebut. Antioksidan akan mengikat radikal bebas tersebut membentuk suatu radikal yang kurang reaktif. Dengan demikian proses oksidasi dapat dihambat.

#2 macam antioksidan

Antioksidan ada dua jenis atau macam yakni ada yang alami dan ada yang sintetis, penjelasan keduanya antara lain sebagai berikut :

1. Antioksidan alami
Contoh antioksidan alami ialah antara lain menyerupai lesitin, vitamin E dan asam askorbat (vitamin C).
2. Antioksidan sintetis
Contoh antioksidan sintetis ialah antara lain menyerupai BHA dan BHT.

a. BHA (Butil hidroksianisol)
Butil hidroksianisol (BHA) digunakan pada lemak dan minyak.
b. BHT (Butil hidroksitoluena)
Butil hidroksitoluena (BHT) digunakan pada lemak, minyak, margarin, dan mentega.
c. Tokoferol (Vitamin E)
Vitamin E (Tokoferol) digunakan dalam makanan.

Demikian pembahasan mengenai #5 zat adiktif pada makanan.
Previous
Next Post »