Love N Life Karya Nabila Afiefa

LOVE N LIFE
Karya Nabila Afiefa

Sapaan itu terdengar masuk pada indera pendengaran setelah tiga tahun tidak ku dengar. Aku segera membalikkan badan ku ke belakang melihat gadis itu yang berjalan mendekati dan tersenyum manis pada ku, senyum yang sudah tiga tahun tidak saya lihat secara eksklusif menyerupai ini saya hanya melihat pajangan fotonya yang sengaja saya letakkan dengan rapi di dalam kamar bersamaan dengan beberapa foto kami berdua. 

Aku merentang kan kedua tangan ku ketika gadis itu semakin bersahabat "Aku merindukan mu" kataku dan memeluknya, ia juga melaksanakan hal sama menyerupai ku "aku lebih merindukan ku" balas nya diakhiri gelak tawa ah gadis ini masih saja sama menyerupai dulu.

Aku melepaskan pelukan ku dan mencubit hidung nya "Kebiasaan! nanti kalau hidung ku mancung bagaimana?" ucap nya dan mengusap hidung nya yang agak memerah. Aku tertawa dan beliau cemberut "Biasa nya gadis menyerupai mu sangat ingin mempunyai hidung mancung, tapi tidak dengan mu yang menginginkan hidung pesek" kata ku.

Gadis itu memandang ku sinis "Gadis hidung pesek itu manis tau!" sengit nya dan memukul pundak ku. Gadis ini memang sama menyerupai dulu, tidak ada yang berubah dari penampilan dan sifat nya hanya saja ia semakin cantik. "Ayo akan saya antarkan kau pulang" ujar ku dan menggenggam tangan nya yang lembut.

Kali ini saya mencicipi ada yang berbeda dari diri ku sendiri, entah apa itu atau mungkin itu perasaan suka? menyerupai ingin memiliki nya? Ah benar kah saya merasakannya? Tapi kurasa iya, haha saya tidak tau percis apa itu mencintai dan dicintai, saya bukan tipe laki laki yang suka menggonta ganti pacar menyerupai sahabat teman ku yang lain.

Selama diperjalanan kami mengobrol perihal banyak hal hanya untuk menghilangkan rasa suntuk. Gadis itu lebih banyak bercerita perihal pengalamannya daripada saya yang hanya membalas nya dengan tertawa atau membalas yang harus saya jawab. Melihat dan mendengar dongeng nya saja saya sudah bahagia jadi saya tidak akan memotong ucapannya hingga ia mengizinkan ku untuk bercerita. 

"Bagaimana kabar keluarga mu? Mereka sehat kan?" kenapa harus menanyakan hal itu? harus nya saya menjawab? atau sekedar tertawa menyerupai tadi? tapi menyerupai nya gadis ini membutuhkan jawabannya "Mereka sehat" gadis itu mengangguk dan tersenyum "Syukurlah" lagi lagi saya mengangguk dan tidak menanyakan kabar keluarga nya, toh keluarga nya masih satu kota dan tak jarang saya bertemu dengan mereka.

Gadis itu menoleh ke arah ku "Kau menyembunyikan sesuatu dari ku" kata nya mengintimidasi. Aku mengerutkan kening ku "Tentang apa?" tanya ku tapi gadis itu malah menggeleng dan tidak bersuara lagi.  Baiklah, saya akan menyerah kali ini eh tapi tidak sekarang, saya belum siap menceritakannya dan jikalau ia sudah tau saya tidak perlu repot repot menceritakan yang sesungguh nya.

Aku memarkirkan kendaraan beroda empat pada halaman depan rumah nya yang malah terlihat sepi dan gadis itu tidak segera beranjak keluar kendaraan beroda empat "Rumah ku sepi" katanya dan melirik sebentar rumah nya yang menyerupai tak berpenghuni. "Mungkin sedang membuat surprise untuk mu"  balas ku apa adanya yang sebenar nya tidak tahu apa apa. Gadis itu berdehem lalu keluar dari kendaraan beroda empat dan saya segera menyusul nya.

Pintu utama dirumah ini terbuka lebar, gadis itu melihat keadaan rumah nya sangat rapi sama menyerupai dulu "Ibu? Ayah? Kakak? Aku pulang!" teriak nya dan memasuki ruangan saya mengikuti nya dari belakang yang percis menyerupai bodyguard nya. 

Love N Life  Karya Nabila Afiefa

"Ayah, Ibu, Kakak Aku pulang!" teriak nya lagi dan saya hanya bengong "Aku sudah mencicipi ada yang absurd di keluarga ku, kemana mereka?" tanya nya padaku. Ah beliau sudah bertanya "Memangnya kau tidak mengabari mereka kalau sekarang kau kembali kerumah ini?" tanya ku balik dan beliau menjatuh kan badan nya pada sofa ruang tamu tidak menjawab pertanyaan ku dan saya akan membisu tidak menceritakan pada nya hingga ia bertanya lagi.

Pintu utama terbuka memunculkan laki laki jangkung dengan wanita berperut buncit yang digandeng nya. Gadis itu melihat nya dan garis wajah nya berubah kaget "Kau kakak ku bukan?" tanya nya dengan tatapan menyelidik lalu menatap wanita yang digandeng oleh kakak nya.

"Kapan kau pulang?" tanya pria itu yang kini mendekati adik perempuannya "Kau sama saja menyerupai Dio, tidak menjawab pertanyaan ku malah balik nanya" protes nya dan membawa bawa nama ku. Pria itu duduk disamping adik perempuannya lalu tertawa "Aku kakak mu, masa kau lupa?" kekeh nya "sekarang jawab pertanyaan ku, kapan kau hingga disini, kenapa tidak memberi tahu ku?" sambung nya. "Baru saja sampai, saya sudah memberitahu pada ayah ibu, sekarang kemana mereka?" balas dan tanya gadis itu. Pria itu Aldo hanya membisu memandang ku dengan tatapan 'kau belum memberitahunya?' dan saya hanya menggeleng. Gadis itu memandang kami resah "Ini istri mu? kenapa kau tidak memberi tahu ku kak?" tanya nya protes "Dan sekarang kemana orang renta ku?" tanya nya lagi.

Pria jangkung calon ayah itu menghela napas lalu tersenyum pada adik perempuannya "Iya, beliau isteri ku maaf saya tidak memberi tahu mu alasannya ialah saya tidak ingin mengganggu pekerjaan mu disana. Namanya Yuli" ucap Aldo dan gadis itu mengangguk walaupun sebetulnya ia tidak paham dengan yang terjadi di keluarga nya sekarang "Ayah dan ibu kemana? saya merindukannya" ungkap nya dan membuat pria itu tersenyum walau ia menyimpan banyak rasa pahit yang dialami keluarga nya ketika ini "Kau mau tahu?" tanya pria itu dan mendapat anggukan antusias dari adiknya "Baiklah" ucapnya menjeda "Ayah dan Ibu bercerai semenjak satu tahun yang lalu" sambung nya dan saya yakin gadis itu akan kaget mendengar nya "Mereka sengaja tidak memberitahu mu, maaf kan mereka ya?". Garis wajah kecewa itu tergambar terang pada wajah nya yang manis "Sekarang kemana mereka?" tanya nya "Mereka akan bergantian untuk datang kesini, mungkin besok ibu akan kesini" terang nya dan gadis itu hanya diam. 

Aku duduk pada dingklik yang sudah saya pesan. Empat hari setelah kedatangan nya kemari membuat ku berpikir dengan perseteruan perasaan ini yang selalu merasa absurd ketika didekatnya, dan sekarang saya akan menyatakan nya.

Pintu kafe terbuka dan gadis itu pengunjung nya, saya melambaikan tangan padanya dan syukurlah beliau peka dengan sapaan ku dengan bahasa tubuh, ia menghampiri ku dan saya eksklusif mempersilahkan duduk.

"Kenapa Yo?" tanya nya eksklusif "tumben" sambung nya. Ya benar ucap nya, gres mengajak nya ke kafe. "Aku mau mengatakan sesuatu padamu" balas ku cepat.
"Apa itu?" tanya yang menyerupai nya ia penasaran.
"Em, saya tahu saya bukan lah laki laki romantis menyerupai mereka. Aku hanya  bisa mengungkapkan nya tanpa memberi mu apa apa, di terima saja saya sudah bahagia" ujar ku yang malah membuat nya tidak mengerti, jadi saya melanjutkan nya "Aku ingin kau menjadi milik ku, apa kau bersedia?" ucap ku to the point 
"Maksudnya.. kau?" tanya nya kaget. 
Aku mengangguk "Jika kau keberatan menerimanya mungkin lain kali akan ku coba lagi".
Gadis itu tersenyum "Aku bersedia" balas nya

Dan kalian tau bagaimana perasaan ku ketika ini? senang? pasti! saya tak menerka kalau gadis ini akan mendapatkan ku. "Terimakasih, Za Terimakasih" ucap ku padanya dan gadis itu mengangguk tersenyum bahagia menyerupai ku seakan melupakan keluarga nya sejenak yang sudah hancur itu tanpa ia tahu secara detail dan eksklusif dari orang renta nya.

Fauza gadis yang sekarang resmi menjadi kekasih ku.

Profil Penulis:
Nabila, Banyuwangi. add ya akun facebook ku Nabila Afief

Previous
Next Post »