Selamanya Cinta (Part III) Karya Firgiawan Asvi Hani

SELAMANYA CINTA (PART III)
Karya Firgiawan Asvi Hani

"kriing...kriing...kriiing" dering ponsel Mila terdengar nyaring didalam kamarnya.
"Hallo..." sapa Mila ketika mengangkat telpon dari nomor yg tak dikenalinya itu.
"Hallo Mila, ini saya Rio,  kamu apa kabar" tanya seseorang yg mengaku berjulukan Rio tersebut.

Sementara Mila, seakan tersentak hatinya mendengar nama itu kembali, ia tidak menyangka bahwa hari ini ia harus dipaparkan pada kenyataan yg telah lama ia kubur dalam-dalam.

"Aku baik, meskipun tanpa kamu. Lalu untuk apa kau menghubungi saya dan menanyakan hal yg tak semestinya kau tahu..?" jawab Mila ketus.
"Sukurlah kalau kau baik saya senang mendengarnya. Sebenarnya saya sudah lama ingin menghubungimu sewaktu saya mulai merindukan kamu..!" tutur Rio dari sebrang ponsel yg Mila genggam
"Semudah itu kau katakan rindu, setelah sekian lama kau pergi bersama wanita yg bahkan gres kau kenal" balasan Mila seakan mengingatkan sesal di hati mantan kekasihnya 'Rio'.
"Aku minta ma'af untuk itu dan malam ini saya ingin kita bertemu ditempat terakhir kita berpisah, alasannya saya ingin menjelaskan hal yg mesti kau tahu.." pinta Rio pada gadis yg hingga kini ia cintai.
"Untuk apa kau inginkan pertemuan, setelah perpisahan bisa melukai hati ini, tak usah lagi kau menjelaskan apapun, karna saya tak ingin mendengarnya." seru Mila pada kekasih yg telah lama meninggalkannya.
"Jam tujuh malam nanti saya akan tetap menunggumu, meskipun saya tahu pasti kau tak akan datang, saya akan tetap menanti, sekalipun fajar menyingsing menghapus pekatnya malam" seruh Rio setengah meminta
"Terserah.." tukas Mila sambil menutup telpon yg membawanya kembali untuk bercengkrama dengan mantan kekasihnya itu.

....

Selamanya Cinta (Part III) Karya Firgiawan Asvi Hani

Senja kini pudar. Ketika mentari karam menutup hari. Malam menjelang. Bersama bintang dan sinar bulan. Waktu pukul mengambarkan 19.17 wib ketika itu Rio duduk ditempat yg telah ia janjikan untuk tetap menanti Mila sang kekasih hatinya. 1jam 2jam telah belalu namun mila tetap tak juga datang. Sementara Dara sepupuhnya Rio yg sedari awal mendampinginya merasa iba melihat Rio ibarat itu. Tak kuasa kalau ia terus kanal melihatnya Dan ketika itu iya sadar bahwa rumahnya Mila erat dengan daerah yg mereka diami. Segera ia berbalik arah dan berlari meninggalkan Rio seorang diri. Ia berlari dan terus berlari. Akhirnya hingga dirumah yg tak berpagar dan berdinding warna putih,lalu segera ia menekan bel yg berderet dengan pintu rumah..

"Ting tong" terdengar nyaring dari dalam rumahnya.
"Ada tamu,siapa sih malam_malam gini" gumam Mila

Ketika pintu di buka. Iya kaget melihat seseorang yg bangun dihadapannya.

"Ada apa kau kesini,apa kurang puas melihat saya menderita?" tanya Mila ketus
"Ma'af ka,aku hanya ingin memberikan bahwa hingga sa'at ini ka Rio masih menunggu kaka ditaman" terang Dara
"Jika begitu suruh ia pulang,karna saya tak akan menemuinya" pinta Mila pada gadis yg masih terengah engah itu
"Ka,kaka salah faham" Dara mencoba untuk menjelaskan
"Apa? Apanya yg salah? Semua sudah jelas,waktu itu kau merebut Rio dari aku,hingga ia mau meninggal kan saya seorang diri, sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi" pinta Mila setengah berteriak
"Aku bukan kekasihnya ka Rio,aku yaitu sepupuhnya dia. Kaka tahu apa yg waktu itu ka Rio alami, waktu itu ka Rio kecelakaan hingga ia harus kehilangan kedua kakinya,dari itu ka Rio tidak mau menemui kaka lagi,karna apa? karna ka Rio aib pada kaka.

Ka Rio takut kaka tidak mau mendapatkan kenyataan itu. Dan ketika itu apa kaka sanggup menerimanya, apakaka sanggup? Coba katakan apa kaka sanggup menerimanya?" setengah berteriak Dara bertanya.

"Tidak mungkin, kau pasti bohong, Rio tidak mungkin mengalami peristiwa itu katakan bahwa kau bohong" dan tangis pun meledak dalam diri Mila Lalu ia berlari untuk menemui kekasihnya itu.
"Rio, kenapa kau tak menjelaskan hal ini kepadaku. Kenapa kau tak bercerita perihal bencana alam ini."
"Apa kau takut, saya akan meninggalkan kamu??" tanya Mila setelah ia tiba dan melihat keadaan Rio yg duduk dikursi roda
"Justru ini yg membuat saya takut, kau menangisi apa yg tak perlu kau tangisi. Sebab saya tak akan merasa terluka atau pun sakit ketika saya melihat senyummu" tutur Rio pada Mila yg kini berlutut dihadapannya.
"Tapi tak perlu kau menyembunyikan semua ini,kamu butuh saya ketika itu bahkan ketika ini juga kau membutuhkan aku" isak Mila semakin menjadi
"Tak usah kau menangis Mila. biar kenyataan ini saya yg menjalani" pinta Rio
"Tidak Rio,dulu kita berjanji untuk hidup semati, kalau itu hidupmu itu juga hidupku,begitu pun sebaliknya.." Jelas Mila
"Tak usah kau menepati kesepakatan itu, karna saya sudah melupakannya dan tak akan lg untuk memintanya, perjalanan hidupmu masih panjang kau berhak mencari yg lebih baik dari aku, saya cacat Mil saya tak punya kedua kaki lagi kau tak akan bahagia kalau terus bersama aku" Kembali Rio meminta
"Rio,aku tidak mencari yg tepat dari kau atau dari siapa pun. Aku mencari ketulusan dan itu telah saya dapatkan dari kamu, lalu apa saya salah kalau saya membalas ketulusan kamu" tanya Mila
"Mil,cinta saya tanpa pamrih buat kamu,jadi tak usah kau membalasnya" untuk kesekian kalinya Rio meminta
"Tolong Rio,jangan paksa saya untuk menjauhi kamu, saya sayang sama kamu" sambil mencium tangan Rio Mila memohon
"Terimakasih ya Mil untuk tetap mencintai aku,meski pun saya ibarat ini"
"Ia Rio,asal kau kesepakatan tidak akan ada lagi hal yg kau sembunyikan. semoga senyum saya tetap utuh untuk kamu" pinta Mila.

Dan merekapun pulang membawa kebahagian dalam diri mereka masing-masing

TAMAT.

Profil Penulis:
Nama: aspihani
Umur: 24
Hobi: baca buku dan online
Nama fb/twitter: firgiawan asvi hani

Previous
Next Post »