Cinta Tak Selalu Begitu Karya Novi Christina

CINTA TAK SELALU BEGITU
Karya Novi Christina

Raju... Dia murid gres di sekolah ku sempurna nya di SMA 28 jakarta. Ketika kau mendengar nama raju, pasti di benak mu pribadi tersirat satu sosok yg menyerupai pemeran bollywood. Tapi raju yg ini samasekali tidak menyerupai pemeran bollywood,,dia malah terkesan pemeran hollywood. Tubuh nya yg tinggi dan kulit nya yg putih memantaskan diri nya utk dikatakan tampan.

Seminggu yang lalu dia resmi menjadi murid gres di sekolah dan juga kelas ku. Setelah perkenalan di depan kelas, dia memperkenalkan dirinya secara pribadi padaku ketika guru wali kelas kami menyuruhnya untuk duduk persis di depan dingklik ku.

“Hai, saya raju. Kamu siapa?“ tanyanya padaku sembari membalik kan tubuhnya ke arah ku.

Aku yang tidak menyangka, sontak aja kaget dan sempat terdiam. Aku terpaku pada tangannya yang terulur ke arahku. 

“Aw...!“ tiba-tiba saya menjerit kecil ketika ku rasakan ada rasa sakit di lenganku.
“Riri. Apa apa an sih . Kok kau cubit lenganku“ ujar ku pada sahabat ku yang duduk sebangku dengan ku.
“Itu.... “ Jawab riri seraya menunjuk ke arah uluran tangan raju.

Oh my God. Aku gres sadar kalo tangan raju masih ter ulur tatkala dia menanyakan nama ku dari tadi dan saya malah bengong.

“Aku Najwa”. Jawabku sambil meraih uluran tangan nya. Ku usahakan untuk tersenyum semanis mungkin, berharap mampu menyembunyikan rasa aib ku karna melongo tadi. Dan ku lihat dia tersenyum manis. Hangat ku rasakan ketika saya menggenggam tangan nya. Dan hampir membuatku melongo lagi. Dan untung aja saya masih ingat utk melepaskan tangannya.
“Kamu pasti riri yah“? tanyanya  lagi kepada temanku seraya mengulurkan tangan nya juga pada riri. Dan saya mampu melihat riri dengan antusias menyambut uluran tangan raju.
“Kok kau tau nama aku?” tanya riri pada raju.
Dengan tetap tersenyum raju menjawab “iya donk,,,bukan kah tadi najwa memanggil nama mu ketika kau mencubitnya?“ jawab raju.
“Oh iya yah“ Jawab riri dengan tingkah polos nya sambil menggaruk kepala yang pasti tidak lagi gatal.

Dan kami bertiga pun tertawa ketika itu dan segera menyiapkan buku untuk mengikuti pelajaran pada jam itu.

Ke akraban  kami berawal dari situ. Awalnya saya sempat merasa spesial karna dia memperkenalkan diri nya secara pribadi pada ku. Namun saya berusaha menghalau perasaan ge-er itu. Mana mungkin perjaka sperti itu membuat cewe spertiku menjadi spesial. Aku berusaha berfikir jernih. Wajar aja dia memperkenalkan diri nya kembali karna dia persis duduk di depan dingklik ku. Hmm, entah lah. Ada rasa kagum tiap kali menatap wajah nya dan menikmati senyum nya. Namun lagi lagi saya menghalau perasaan itu.

Hari hari telah berlalu dengan cepat. Tak terasa raju udah 3 bulan berada di sekolah ku. Kami semakin bersahabat dan sering bersama. Tak jarang kami jalan berdua dan sesekali bertiga dengan sahabat ku riri. Semakin hari dia semakin membuatku kagum. Tidak hanya tampan, dia juga arif dan baik hati. Namun kembali ke awal saya berusaha untuk tetap skedar kagum pada nya dan berusaha biar kagum itu tidak menjadi rasa cinta. Yah, karna saya takut menyukai nya apalgi mencintai nya. Takut kalo kalo rasa ku hanya  bertepuk sebelah tangan. Perhatian yang sering raju berikan pun saya berusaha untuk menganggap nya perhatian dari seorang teman. Hanya satu yang tak dapat ku pungkiri.. tiap kali bersamanya saya selalu merasa bahagia.

Pagi ini hari begitu cerah. Ku langkah kan kaki ku menuju sekolah yang tidak begitu jauh dari rumahku. Setelah bberapa meter dari sekolah .aku udah melihat sosok ganteng yg bberapa bulan belakangan ini selalu menunggu ku di gerbang sekolah. Siapa lagi kalo bukan raju. Hmm... dia selalu membuatku merasa spesial. “ pagi ray “.. sapaku stelah dekat dengan nya. Ray , demikian lah saya memanggil nya sehari hari. “pagi juga nay”,, jawab nya tanpa lupa menunjukkan senyum manis nya.

Dia memanggil ku Nay. Dia bilang sih biar senada dengan nama dia “ray”. Aku  hanya tertawa kecil ketika dia mengutarakan itu. Dan saya juga menyukai nama yang dia kasih. Setelah langkah ku sejajar dengan langkahnya kami pun pribadi menuju kelas karna hari itu ada jadwal pelajaran sejarah yang dibawakan oleh Pak Tigor. Guru sejarah dari suku batak yang terkenal killer. Hehhehe.

Tapi tiba tiba sebelum tiba di kelas “bukkkk“. Aku menabrak seseorang yang berlari kencang ke arah kami. Seorang cewe yg terlihat sangat cantik. Dan saya buru buru minta maaf ketika ku sadari buku yang dia bawa berjatuhan di lantai. “Maat mbak, saya gak sengaja”. Kataku seraya menunduk untuk mengumpulkan buku-buku yang awut-awutan di lantai. Tapi tiba-tiba cewe itu berteriak dan marah sambil berkata “kamu kalo jalan pake mata donk, jadi gak perlu nabrak orang. Emang mata kau masih kurang? Kan udah ada empat tuh”. Dia menuding kan jari nya sempurna di depan mataku yang ketika itu saya emang lagi pake kacamata.

Cinta Tak Selalu Begitu Karya Novi Christina

“Mbak, kenapa jadi mbak yg marah marah yah. Jelas-jelas mbak yang lari tanpa melihat jalan. Harusnya mbak yang minta maaf bukan nya malah marah kaya gini.” Raju tiba berkata dengan bunyi yang lumayan keras. Baru kali itu saya mendengar bunyi raju dengan intonasi yang tinggi. Aku lihat ray akan marah lagi tapi saya buru buru memotong nya. “Udah lah ray, gak baik pagi pagi-gini marah-marah“. Tapi ada yang buat saya bingung, kenapa ketika cewe itu melihat ray, dia jadi membisu dan bengong, namun tiba-tiba berkata lagi “kamu siapa? Kamu mau bela dia? Mau jadi pahlawan?, jelas-jelas cewe kau tuh yang jalan gak pake mata“. “Kamu..” ray ingin berteriak kembali. Namun saya menahan nya dan mengajak pergi setelah mengumpulkan buku yang berjatuhan di lantai.

Setiba nya di kelas, pak Tigor belum keliatan. Mungkin dia terlambat hari ini. Kaprikornus kami masih punya waktu untuk saling berbicara. “Nay, kau kenal dengan cewe tadi?“ ray menanyakan cewe itu kembali. “Gak, saya belum pernah melihatnya sebelum nya“ jawabku. “Aku benar benar kesal dengan sikap nya yang begitu kasar. Sampe sampe saya gak mampu menahan emosiku."

Tiba tiba riri yang mendengar perbincangan kami menimpali “udah ray jangan terlalu benci. Ntar malah cinta lho. Cinta kan biasa menyerupai itu. Diawali rasa kesal yang berlebihan” ujar riri sambil mengerling bandel ke arah ray. Ntah kenapa ada sesak di dada ku ketika mendengar ucapan riri. Oh Yang Mahakuasa apa ini rasa cemburu? Dan apa kah saya jatuh cinta sama ray?”. 

Tidak sampe bertanya lebih banyak dalam hati tiba tiba seisi kelas menjadi tenang karna pak Tigor udah memasuki ruangan kelas. Dan, ada yang membuatku kaget. Karna cewe tadi pagi yang menabrak saya berjalan di belakang pak Tigor. Dan lebih membuatku lebih shock lagi, cewe mengagumkan itu ternyata jadi murid gres hari ini di kelas ku. Ku tatap ray yang juga keliatan kaget. Dan ku dengar celotehan celotehan kagum sahabat teman ku karna paras cewe itu yang cantik. Tak hanya itu,, saya semakin lebih shock tatkala pak Tigor menyuruh Desy, cewe mengagumkan itu duduk sebangku dengan Ray, yang kebetulan Ray duduk sendiri di depan ku. Ada rasa sesak. Tepat nya rasa cemburu. Namun saya berusaha untuk sadar bahwa saya tak ada hak untuk cemburu.

“Hay, nama kmu siapa? Aku minta maaf untuk kejadian tadi pagi yah” kata cewe itu dengan senyum manis nya ke arah Ray. “Nama ku ray, iya gak apa apa. Kamu harusnya minta maaf sama nay”. Ray menunjukku. Cewe mengagumkan itu pun membalikkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya sembari meminta maaf, saya pun berusaha untuk tersenyum dan berjabatan tangan dengannya. Sejak itu kami mulai berteman. Aku, raju ,Riri, dan Desy.

Waktu terus bergulir, saya masih sering bersama sama dengan ray, namun tak jarang ada Desy diantara kami. Dan kini Ray dan Desy terlihat begitu akrab. Sesekali rasa cemburu menghinggapi ku. Bagiku ray dan Desy sangat serasi. Karna ganteng dan cantik. Seiring rasa cemburu yang sering datang, saya tetap mampu mencicipi bahwa sikap ray samsekali tidak berubah terhadapku. Dia masih selalu perhatian sama aku. Bahkan semakin perhatian. Kadang saya bertanya, apa kah dia juga punya rasa yang gres saya sadari ini? Cinta?. Ah ntah lah, saya hanya takut terlalu berharap.

Hari terus berganti. Kami sering jalan bersama. Aku , ray, desy dan riri sahabatku. Namun sebagai cewe saya merasa ada yang berbeda dari Desy tiap kali bersama Ray. Terkadang dia bersikap manja terhadap ray, dan itu terperinci membuatku cemburu. Aku berfikir, seandainya, Desy menyuaki ray.. ray pasti tidak akan menolak gadis secantik Desy. Dan perlahan saya menuliskan kalimat di kertas kosong ku. Kalimat yang pernah riri ucapkan. “Cinta emang selalu begitu, diawali dengan benci dan rasa kesal berlebihan. Seperti ray dan desy. Dan perlahan  ku sobek  kertas itu dan ku masuk kan kembali ke laci meja ku.

Hingga suatu ketika di siang hari. Desy menghampiriku dan berkata “Nay,, kau kan udah lama dekat dengan ray. Kamu pasti tau kan klo ray udah punya pacar atau belum. Jujur saya menyukai nya Nay, dan rencana sepulang sekolah saya ingin megungkapkan perasaan ku pada nya, menurut mu gimana Nay?“ tanya Desy dengan mimik serius. Aku pun menjawab dan berusaha tersenyum. “Setau ku ray belum punya pacar Des, dan sah sah aja kok kalo cewe mengungkapkan perasaan lebih dulu“ jawabku berusaha untuk tegar. Di benakku susah tersirat bahwa hari ini Ray dan Desy akan jadian. Dan hati ku semakin sakit ketika Desy memintaku untuk mengajak Ray ke Taman sekolah sepulang sekolah. Namun saya berusaha utk tegar dan meng iyakan usul Desy.

Hingga ketika pulang sekolah, saya berhasil membujuk Ray untuk ke taman tanpa dia ketahui Desy yg meminta. “Nay, kita mau ngapain disini. Tumben kau ajak saya ke taman gini? “. Ray bertanya dengan mimik penuh tanda tanya. “Udah kalem aja, ada seesorang yang, mau ketemu kamu”, jawabku berusaha tampil ceria. Dan kulihat desy berjalan ke arah kami. Dia sangat mengagumkan hari itu. “Nah tuh orang nya," saya menunjuk pada desy yang menghampiri kami. “Desy?”. Ray bertanya dengan raut wajah bingung. Namun sebelum dia sempat bertanya saya pribadi berjalan meninggalkan nya. Dan ketika berpapasan dengan Desy saya menepuk bahu Desy dan berkata “Good luck“.

Aku berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi. Air mata ku hampir menetes. Bagaiamana mungkin saya sanggup melihat laki laki yang ku cintai jadian dengan cewe lain?. Aku mempercepat langkahku, ingin segera tiba di rumah dan menangis di kamar ku. Aku yakin Desy dan Rey sudah jadian ketika ini.  Tapi ketika saya berjalan, tiba tiba ku rasakan seseorang menepuk bahu ku. Ku putar badan ku dan ku lihat Ray persis di belakang ku. Tapi Desy kemana? Bukankah harusnya mereka bersama sama sekarang karna gres jadian? Aku mnenatap mata Ray dengan penuh tanda tanya. Tiba tiba Ray memegang tangan ku dan berkata “Nay, cinta gak selalu sperti itu kok. Aku udah jelasin sama desy dan minta maaf sama desy, karna saya udah mencintai perempuan lain?" “Maksud kamu?“ tanyaku dengan tetap merasa bingung. Tiba tiba Ray mengeluarkan seobekan kertas dari saku nya dan menunjukkan nya pada ku. Dan, kalimat itu? Aku mengangkat dagu ku dan menatap Ray. Kemudian Ray berucap kembali “Cinta gak selalu sperti yang kau tuliskan Nay, karna saya mencintai mu. Kebersamaan kita membuatku mencintai mu”.  Air mata ku semakin tergenang dan akhirnya, menetes, namun kali ini bukan karna rasa duka , tapi karna cinta, cinta yang sama sama saya rasakan dengan Ray. 

Profil Penulis:
Nama        : Novi Christina Zai
T.tgl lahir   :  Pematang Siantar ,2 november 1992.
Alamat      : Kayu mas tengah VI no 8, Pulo Gadung. Jaktim.
facebook   : Novi Christina zai 

Previous
Next Post »