Long Distance Relationship Karya Indah Nur Amalia

LONG DISTANCE RELATIONSHIP
Karya Indah Nur Amalia

Cinta memang butuh kepercayaan.

Tetapi bila kepercayaan itu perlahan surut, apa masih mampu disebut cinta ??

******

Di dalam sebuah taman bunga, terdapat seorang perempuan yang sedang duduk di atas ayunan. Perempuan itu sesekali matanya menelisik ke penjuru arah. Dan ia hanya tersenyum kecil melihat pemandangan yang gak seharusnya dilihat olehnya dalam suasana hati yang mirip ini. Perlahan perempuan itu menundukkan wajahnya dalam.

Perasaan rindunya kepada seseorang membuatnya terlihat lemah. Entah mengapa perasaan ini selalu hadir ketika dirinya sedang sendiri mirip ini. Dia benar – benar merindukan orang itu. Apakah kerinduan ini tidak mampu terobati sekarang juga ??

Perempuan ini hampir aja mengalah untuk menunggu kepulangan orang itu. Tetapi lagi-lagi hatinya tidak mengijinkan dirinya untuk menyerah. Apa yang harus ia lakukan ?? Mengapa menjadi serumit ini ??

Pasalnya, ia sudah menunggu kedatangannya selama hampir 2 tahun. Dan tidak ada tanda-tanda orang itu akan muncul atau kembali ke tanah yang sama dengannya ini. Walaupun komunikasi sering ia lakukan, tetapi tidak mampu setiap hari. Dan itu membuatnya semakin frustasi alasannya ialah lagi-lagi harus menahan rasa rindu yang sudah hingga batas tertingginya.

Alyssa Maura Ify – itu ialah nama perempuan itu. Biasa disapa Ify oleh teman-temannya dan keluargannya. Seorang perempuan cantik dengan tinggi 165 cm dan berat ideal membuatnya semakin dilirik oleh kaum adam. Perempuan ini sedang menjajakkan langkahnya di dunia perkuliahan. Masih semester 3 untuk sekarang ini dan ia berada di Universitas Indonesia.

“Ssssttt ssssttt.” Desisan seseorang berhasil memecah konsentrasi Ify. Dia mendongakkan wajahnya kesal dan eksklusif mencari sumber suara.
“Apaan sih, kurang kerjaan.” Gerutu Ify seraya mengayunkan tubuhnya kembali membuat ayunanya bergerak pelan.
“Lagi PMS yaaa. Daritadi kerjaannya marah-marah mulu sih.” Ledek Nathan, sepupu Ify dari keluarga Ayahnya.

Nathan merupakan sepupu laki-laki satu-satunya yang Ify miliki. Yang lainnya semuanya perempuan. Dan laki-laki itu berumur 2 tahun diatas Ify.

“Gue kangen sama Rio. Dan selama kangen gue gak terlampiaskan, gue bakalan marah-marah terus sama loe.”
“Jawabannya gak ada yang lebih bagus lagi apa. Setiap hari yang gue denger gitu-gitu aja. Bosen tahu.”
“Karena Rio itu pacar gue. Kaprikornus gue berhak buat kangen sama dia.” Ucap Ify sebal. Tangan kananya merogoh kantong tas’nya dan mengeluarkan handphone’nya dari dalam sana kemudian eksklusif mengecek sesuatu.
“Dan udah 2 hari ini ia menghilang.” Lanjut Ify dengan raut wajah sedihnya.
“Biasa aja kali. Orang loe sms sama telepon aja nyambung kan. Cuma gak dibalas dan dijawab aja semua itu. Lagian Rio kan disana lagi kuliah, beasiswa lagi. Gimana mampu bebas coba.” Jawab Nathan dengan santai. Ify eksklusif menatapnya dengan tajam membuat Nathan memperlihatkan giginya dan menyuarakan kata damai.
“Loe gak pernah ngerasain jadi gue.”
“Loe percaya aja sama Rio. Dia gak mungkin selingkuh disana. Gue tahu, kalau di Amerika tuh isinya cewe bule yang cakep cakep semua. Tapi gue yakin banget kalau Rio tuh gak bakalan selingkuh. Paling ngelirik doang sih, kan sayang cewe cantik di anggurin.”

Ify menatap tajam Nathan yang hanya membalasnya dengan cengiran. Kemudian tanpa belas kasihan, Ify memukul tubuh sepupunya itu dengan membabi buta. Tidak perduli walaupun Nathan sudah berulang kali meminta untuk berhenti dan mengulang kata maaf. Itu kesalahannya dikarenakan telah menyebutkan kata selingkuh. Dan yang harus kalian tahu, Ify sangat benci bila diingatkan bila di Amerika terdapat cewe – cewe cantik dan seksi. Dan Nathan sudah melakukannya. Maka habislah laki-laki itu.

Rio – Mario Aditya. Seorang laki-laki asli Manado yang merantau di Jakarta. Laki-laki itu sudah tinggal di Jakarta ketika ia gres memasuki dunia perkuliahan. Dan sekarang ia sudah menduduki semester 7, alasannya ialah ia lebih renta 3 tahun dari Ify. Dan selama tinggal di Jakarta, ia menetap di rumah pamannya yang cukup akrab dengan kampus.

Dan kekerabatan mereka sudah berjalan 3 tahun hingga sekarang.

Ify masih memukuli Nathan sepupunya itu hingga bunyi getaran handphone mengagetkan mereka dan membuat Ify berhenti memukuli Nathan. Nathan hanya menggerutu kesal dan meringis kesakitan yang di rasakan di beberapa episode tubuhnya termasuk di punggungnya.

Ify yang merasa getaran handphone itu berasal dari handphone’nya segera melihatnya. Dan matanya membelalak senang kemudian eksklusif menekan layar untuk menjawab panggilan tersebut.

“Kak Rioooooo.” Jawab Ify dengan berteriak alasannya ialah senang jadinya kekasihnya itu memanggilnya.
“Astaghfirullah Ify. Kakak kan belum ngasih salam. Tapi kau udah mengawalinya dengan nada mirip itu.” Ceramahnya dari seberang sana.

Ify hanya meringis seraya tersenyum senang. Akhirnya mampu mendengar bunyi seseorang yang sangat ia rindukan ini setelah 2 hari kemarin ia mati-matian menahan diri untuk tidak terbang ke Amerika untuk bertemu dengan laki-laki ini.

“Maaf kak. Kan seneng. Lagian, dua hari kemarin kemana aja ?? Pesan sama panggilan saya Cuma di liat doang.”
“Gak begitu sayang, 2 hari kemarin saya ada praktek di rumah sakit. Dan gak boleh bawa alat komunikasi apapun. Lagian saya udah mencoba memberitahu kau lewat e-mail. Pasti belum di read, iya kan ??”

Ify mengerucutkan bibirnya. “Mana enak pesan pesanan lewat e-mail, jaman sekarang kan udah canggih kak, udah ada pesan handphone yang lebih simple.”

“Ify. Tadi kan saya udah bilang, saya gak boleh bawa alat komunikasi apapun. Untung aja senior saya disini masih mau pinjemin laptop buat saya ngasih kabar sama kamu. Tapi kau gak read sama sekali.”
“Iya iya maaf.” Jawab Ify sambil mengerucutkan bibirnya.
“Gak usah sok imut deh.”

Nathan yang sedari membisu mendengarkan percakapan antara 2 orang yang sedang saling merindukan itu menjadi muak sendiri. Pasalnya, kejadian mirip ini sudah terjadi di bulan bulan sebelumnya, dan ia tidak mau hanya duduk membisu seraya mendengarkan percakapan mereka yang menjijikan itu.

“Diem loe. Berisik banget.” Omel Ify ke Nathan.
“Orang gres sekali gue ngomong juga.” Nathan mencoba membela dirinya.
“Fy, itu siapa ??” Tanya Rio yang penasaran dengan bunyi laki-laki yang suaranya sangat terang di pendengarannya, yang mampu disimpulkan bahwa laki-laki itu berada dalam jarak tidak jauh dari kekasihnya itu.
“Gue Yo. Gak usah cemburu loe. Gak loe, gak Ify, sama – sama pencemburu.,”
“Ish, pergi loe sana, ganggu aja sih.” Gerutu Ify sebal.
“Jahat banget loe sama gue Fy.”
“Lagi dimana kalian ?? Gak ada kuliah memangnya ??” Tanya Rio lagi.
“Lagi di taman kak. Aku tadi pagi ada kuliah. Terus sekarang free, makanya ke taman. Kalo kak Nathan jangan ditanya, saya gak pernah liat ia berangkat kuliah.”
“Udah ah, daripada gue jadi patung ganteng disini, mending gue cabut. Buat loe Yo, loe kok mampu pacaran sama nenek sihir ini. Kasihan banget hidup loe Yo. haha.”

Ify hanya berteriak keras seraya menjauhkan handphone’nya supaya Rio tidak terlalu mendengarkan ia berteriak. Tapi sayangnya, sepupunya itu sudah berlari menjauh. Ck, menyebalkan.

“Halo kak, maaf yah.”
“Iya gak apa-apa. Lagian kau jadi perempuan gak boleh teriak teriak terus Fy.”
“Ya habis kak Nathan ngeselin sih.”
“Yaudah, lain kali jangan diulangi.”

Ify mengangguk kemudian merutuki dirinya yang merasa kolot alasannya ialah ia sekarang sedang melaksanakan panggilan dengan Rio melalui handphone. “Iya kak.”

“Kak, kakak kapan pulang ke Indonesia ?? Udah 1 tahun kak. Emangnya gak kangen sama saya ??” Lanjut Ify seraya menundukkan wajahnya.
“Kangen Fy, beneran. Kakak kan udah ngucapin berulang kali sama kau kalau kakak itu selalu kangen sama kamu.” Jawab Rio dengan cepat.
“Terus mampu pulang kapan ?? Apa perlu liburan panjang besok Ify ke sana ??”
“Enggak. Aku disini itu bukan tour Fy. Aku disini itu belajar. Larangannya banyak banget. Aku Cuma mau kau buat tabah nunggu saya pulang dan saya Cuma butuh kepercayaan kau aja sayang. Insya Yang Mahakuasa semuanya baik baik aja.”
“Aku udah sabar, dan saya juga udah percaya sama kamu, dari awal saya udah ngelakuin itu. Tapi kakak tetep gak pulang kan.”
“Fy.”
“Iya saya tahu, saya ngerti dan saya paham. Kaprikornus gak usah di tekanin lagi.”
“Yaudah kalau kau ngerti. Asal kau tau, saya selalu jaga hati saya selama berada disini Cuma buat kau Fy. Dan selamanya Cuma kau yang ada di hati aku. Kaprikornus saya mohon kau selalu percaya sama aku.”
“Iya saya akan selalu percaya sama kamu.”
“Yaudah yah sayang. Sampai disini aja. Insya Yang Mahakuasa nanti saya sering telepon kau lagi buat melepas kangen. Kamu hati-hati disana. Dan berdoa terus supaya saya cepet pulang.”

Ify menganggukkan kepalanya seraya membalas pernyataan Rio, kemudian terdengar salam penutup dari seberang sana dan dijawab Ify dengan perasaan sedih luar biasa. Ify meletakkan kedua tangannya di sisi tali ayunan lagi setelah sebelumnya menutup handphone’nya.

Dia menyenderkan sisi wajahnya pada tali ayunan. Dia heran, mengapa ia mampu berpacaran dengan laki-laki tidak peka mirip Rio. Seharusnya laki-laki itu sadar bahwa ia kangen dengannya. Ini malah mengakhiri panggilannya dengan cepat tanpa menunjukkan penjelasan apapun. Kapan ia kembali ??

*********

Long Distance Relationship  Karya Indah Nur Amalia

Ify sedang bersenda gurau dengan teman-temannya di koridor kampus. Sebentar lagi, ia ada kelas mata kuliah dosen killer menurutnya. Kaprikornus mau tidak mau ia harus menunggu di seberang kelas supaya tidak terlambat. Tabiat guru killer memang selalu mampu ditebak.

“Gimana cowo loe Fy. Kapan pulang ??” Tanya salah satu temannya.

Ify hanya mengangkat pundak alasannya ialah memang ia tidak mengerti.

“Sayang banget kak Rio pergi. Kita jadi kehilangan obat basuh mata yang paling ampuh. Kalau gini caranya gimana kita mampu menikmati kuliah.” Sahut yang lain.

Ify melotot. “Dia itu cowo gue. Kaprikornus Cuma gue doang yang boleh bilang begitu. Kalian cari target yang lain dong buat basuh mata. Jangan ambil yang udah resmi punya pasangan.” Jawab Ify dengan nada kesal.

“Kan belum resmi Fy. Baru juga pacaran, ibaratnya itu loe Cuma punyai satu sendal, padahal kan kaki kita ada 2, kalau sendalnya 1 gimana mampu jalan dengan benar ??”
“Makanya Fy, loe minta kejelasan sama kak Rio. Kak Rio kan udah banyak ciri-ciri orang sukses nih, tampang juga ganteng, postur tubuh bagus banget, dan ia punya banyak fans. Loe gak mau kan keduluan yang lain ??”
“Gue jadi pacarnya juga udah seneng.” Jawab Ify pelan.
“Masa ?? Gue tahu loe belum mampu calm. Maka dari itu, minta kak Rio buat resmiin loe. Lagian ia kan udah semester 7, masa-masa yang pas buat resmiin cewenya. Kalau loe gak mampu tegas, mampu jadi kak Rio sama yang lain Fy. Emang loe mau ??”

Ify termangu merenungi kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh teman-temannya. Benar juga menurut mereka. Ini tidak mampu dibiarkan. Dia harus membicarakan problem ini dengan kekasihnya nanti malam.

Bunyi sirine bel mulai berbunyi, dan dengan malas Ify memasuki kelasnya dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Jika mirip ini, bagaimana ia mampu fokus dengan materi yang akan disampaikan nanti ?? Ini semua gara-gara LDR mereka. Coba saja bila ia tidak pernah mencicipi yang namanya LDR, pasti tidak akan mirip ini jadinya.

*********

Kak, aktifin skype’nya sekarang.

Ify menekan tombol send pada layar handphone’nya kemudian berbaring di atas kasur. Matanya menatap lurus atap kamarnya, kemudian tertuju pada sebuah bingkai foto yang ada diatas mejanya. Ify bangun kemudian mengambil bingkai itu dan membawanya keatas kasur.

Ify mengamati foto tersebut, dimana didalamnya ada dirinya dan juga Rio -saat mereka berada di pasar malam waktu 1 tahun perayaan jadian mereka- sedang tertawa bersama dengan bahagia. Ify memflashback ingatannya kembali ke masa tersebut dan eksklusif tertawa sendiri.

Kemudian ada getaran di laptopnya. Dengan cepat ia meraihnya dan memangku laptopnya di atas paha. Sedangkan bingkai fotonya masih di peluk di depan dadanya. Ify tersenyum mendapati panggilan skype dari Rio, ia menekan tombol yes dan munculah wajah yang paling ia rindukan selama 1 tahun ini.

“Kenapa sayang ?? Tumben minta skype.”
“Tentu aja kangen. Kak Rio baik-baik aja ??”
“Alhamdulillah Fy. Perasaan aku, kau udah nanya ini dari tadi pagi loh Fy. Kenapa ?? Ada problem di kampus ??”

Ify menggeleng gelengkan kepalanya, kemudian termangu sesaat.

“Fy. Itu foto kita kan ?? Kok dipeluk ?? Kamu beneran lagi kangen sama saya ??”
“Kan tadi saya udah bilang. Oya kak, saya mau bilang problem kejelasan kekerabatan kita.” Ucap Ify sambil menggigit bibir bawahnya, ragu-ragu.
“Iya ?? Kenapa sayang ?? Hubungan kita baik-baik aja hingga sekarang.”
“Bukan. Maksudnya gak ada perkembangan.”

Rio termangu sebentar kemudian menghela nafasnya berat. Dia menatap kekasihnya itu yang entah mengapa semakin hari berlalu semakin cantik. Rio terenyum sebentar kemudian berusaha menjawab.

“Kamu pasti tahu alasan saya Fy. Yang pertama, kau masih kuliah semester awal, dan yang kedua saya belum mapan.”
“Aku belum maksain pernikahan. Maksud Ify itu, kak Rio ngiket Ify dulu. Biar Ify yakin sama kak Rio. Lagian kan kita lagi jauh.”
“Ini usul kau sendiri atau yang lain Fy ??” Tanya Rio.

Ify menundukkan wajahnya dan mendekap fotonya erat-erat. Tak lama kemudian, air mata perempuan itu mengalir sendiri, entah kenapa bila bekerjasama dengan Rio ia pasti akan menjadi perempuan yang lemah dan mudah menangis.

“Fy, saya minta maaf kalau saya salah. Kamu jangan nangis sayang. Nanti kau sakit Fy.” Ucap Rio dengan nada cemas.

Dia hanya terus membujuk kekasihnya itu supaya berhenti menangis. Tetapi tetap saja Ify keras kepala, ia masih menangis bahkan lebih kencang tangisannya. Rio yang mendengarnya menjadi galau dan cemas sekaligus.

“Sayang, hey. Kamu berhenti nangis dulu. Kita bicarain problem ini bareng-bareng. Ify.”
“Kakak jahat.”
“Iya maaf. Aku janji, nanti kalau saya pulang, saya akan minta restu sama orang renta kamu. Kalau diijinin, nanti kita eksklusif melaksanakan pertunangan. Gimana ??”
Ify mendongakan kepalanya menatap Rio. “Beneran ??”
Rio menganggukkan kepalanya dengan tegas. “Iya.”

Ify tersenyum manis seraya menghapus air matanya. Rasanya bahagia sekali mendengar janji yang diucapkan oleh kekasihnya itu. Ify sangat tahu, Rio tidak pernah melanggar janji yang udah dibuatnya sendiri. Maka dari itu, ia bahagia sekali sekarang.

Setelah keadaan Ify membaik, mereka melanjutkan panggilan itu dengan percakapan sewajarnya. Melepas rindu yang tidak pernah terlampiaskan selama ini. Yang jelas, perasaan Ify benar- benar bahagia sekarang. Dan mulai besok ia akan menghadapi dunia dengan senyuman.

*********

Rio berbaring di atas kasur dengan kedua tangan bertumpu di atas kepala. Matanya menatap atap kamarnya yang berada di asrama putra dengan pikiran bercabang kemana-mana. Teman sekamarnya yang melihatnya hanya mengangkat pundak untuk tidak ikut campur.

Rio menghela nafasnya pelan kemudian bangun dari baringannya. Laki-laki ini menatap sahabat sekamarnya yang sedang melaksanakan olahraga di kamar mereka.

“Ngapain ??”
“Loe gak liat gue lagi ngapain Yo.”
“Mana ada olahraga di dalam kamar, Alvin. Loe jangan bercanda deh, lagian ini udah malem. Mana ada olahraga malem.”

Alvin-teman sekamarnya yang juga berasal dari Indonesia itu hanya menghela nafas kemudian duduk di atas kasurnya menatap Rio.

“Loe mau gue kasih tahu olahraga malem itu apa aja Yo ?? Loe yakin gak akan nyesel ??” Tanya Alvin seduktif. Rio hanya mengangkat alisnya bingung.
“Loe tahu janji nikah ?? Malamnya setelah selesai kan pasti pengantin cowo sama cewenya melaksanakan olahraga malem.” Jawab Alvin dengan seringainya yang menyebalkan.

Rio eksklusif melempar bantal yang ada di dekatnya kearah temannya itu. Gila, sama sekali tidak ada dalam pikiran Rio hingga kesana. Benar benar playboy si Alvin. Batinya seraya menatap temannya itu horror.

“Haha. Lagian loe sih aneh. Eh, gue denger waktu loe skype’an sama cewe loe, ia pengin loe nikahin ??”
“Enggak juga sih. Cuma mau ngiket kekerabatan yang lebih resmi aja. Takut kayaknya, apalagi kita lagi jauh bro.”
“Emang loe mau Yo ?? Bukannya kalau ngiket kekerabatan itu loe gak mampu bebas lagi ?? Gak asik itu namanya. Gak mampu seneng-seneng loe Yo kalau udah terikat. Gue sih ogah. Enak juga bebas kaya gini.”
“Entahlah, gue juga bingung.”
“Lagian fans loe disini tuh banyak Yo. Sayang tahu kalau dianggurin. Mending jajanin dulu satu per satu. Baru deh loe ngiket kekerabatan loe sama Ify.”
“Gila loe, emangnya gue cowo apaan. Gue tuh Cuma sayang sama Ify. Dan gue gak berniat selingkuh sama siapapun. Hati gue Cuma milik Ify.”
“Ckck, mana ada cowo kayak loe Yo di jaman sekarang ini. Percaya deh, terlalu lama loe jauh dari pacar loe, terlalu cepet perasaan loe akan berubah. Gue yakin itu. Tinggal nunggu waktunya aja.”
“Gak mungkin dan gak akan pernah.”
“Buktiin. Dan kita liat aja nanti.”

********

Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa, sudahh 1,5 tahun kekasihnya itu meninggalkan Ify di sini. Dan sudah sangat lama juga Ify memendam kerinduan yang mendalam untuk kekasihnya itu.

Ify sedang melaksanakan jogging pagi ini, ia berlari memutari kompleks perumahannya bersama dengan Nathan-sepupunya yang juga ia ajak paksa untuk melaksanakan olahraga lari kecil itu.

“Fy, gue denger dari dosen gue, katanya anak beasiswa dari kampus kita besok udah pulang.”

Ify yang mendengar hal itu lantas menghentikan lari kecilnya secara mendadak kemudian menarik lengan Nathan refleks hingga cowok itu mundur beberapa langkah.

“Loe gila ya, gue jatuh gue ceburin loe kelaut.” Dumel Nathan alasannya ialah ditarik paksa oleh sepupunya itu, untung saja ia mampu menjaga keseimbangan tubuhnya.
“Pulang ?? Berarti Rio bakalan pulang ??” Tanya Ify histeris, tidak mengindahkan gerutuan sepupunya itu. Mata perempuan itu terlihat bersinar bahagia.
“Siapa yang bilang Rio bakalan pulang.”
“Ish, loe sendiri tadi yang bilang kan. Serius Nathan, Rio beneran pulang besok kan ??” Tanya Ify menggoyang goyangkan lengan laki-laki itu.
“Disini yang pacarnya siapa, loe kan. Kenapa nanya sama gue. Kenapa loe gak nanya eksklusif sama cowo loe Ify.”
“Ck, gue masih sebel sama dia.”

Ify mengerucutkan bibirnya seraya mengingat kejadian beberapa ahad yang lalu. Tentang kekasihnya itu yang menguploud fotonya bersama dengan mahasiswi bule yang ada disana-yang menurut Ify biasa saja- di akun Instagram milik laki-laki itu.

“Rio selingkuh ??” Tebak Nathan seraya menarik hati Ify.
“Enggak, ia gak akan pernah berani selingkuh.” Tegas Ify setengah kesal.
“Gak berani ?? Emang ada hukuman buat orang yang selingkuh ?? Loe harus hati-hati Fy. Rio udah uploud fotonya sama cewe bule loh. 3 kali Fy. Bayangin, 3 kali. Itu tanda-tanda gak baik kan ??” Goda Nathan kemudian berlari menjauhi Ify yang masih termangu di tempatnya.

Ify masih berdiri membisu di tempat, ia meresapi ucapan Nathan yang benar-benar menyebalkan. Kemudian ia menggeleng gelengkan kepalanya, Rio tidak mungkin selingkuh di belakangnya. Ify yakin itu. Walaupun kekasihnya belum menghubunginnya hingga sekarang, Ify harus tetep positif thinking.

Ify menyadari satu hal, setelah kekasihnya itu menguploud fotonya bersama cewe bule yang pertama, Rio tidak pernah menghubunginnya lagi. Sampai sekarang. Berarti bila di hitung-hitung, sudah 1 bulan lebih ia tidak pernah berkomunikasi lagi dengan laki-laki itu.

Ify juga sangat marah pada Rio. Alasanya apa ?? Karena laki-laki itu tidak pernah menghubunginnya bila Ify tidak meminta. Hal ini membuat keyakinannya semakin nyata. Dia mencoba untuk berpikir positif, tetapi sangat susah mengingat dugaan-dugaan negatifnya yang terus berdatangan. Dengan berat hati, Ify kembali melaksanakan olahraga kecilnya dengan berlari menyusul Nathan.

**********

Ify sedang duduk di atas balkon kamarnya dengan mata menatap kosong kearah depan-mengabaikan pemandangan malam yang cantik yang mampu wanita itu lihat dari balkon kamarnya.

Dia sangat merindukan Rio. Sangat. Dia hanya ingin laki-laki itu, atau setidaknya laki-laki itu menghubunginnya dan menjelaskan apa hubungannya bersama dengan wanita wanita yang kekasihnya uploud di akun instagramnya. Tetapi hingga sekarang, hal itu hanya angin semata.

Saat ify sedang asyik-asyiknya menyenderkan kepalanya pada tembok balkon, tiba-tiba lampu rumahnya mati. Dengan panik Ify berteriak memanggil orangtuanya kemudian masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang dengan mengunci tubuhnya dengan selimut. Dia amat sangat tidak menyukai gelap.

“Mama Papa. Kalian dimana ??”

Ify tidak mendengar sahutan apapun. Dengan berani, ia beranjak dari kasurnya kemudian setengah berlari keluar kamar. Masih terus berteriak memanggil orang tuanya tetapi tetap saja tidak ada sahutan. Padahal Ify yakin sekali, tadi orang tuanya masih ada di rumah.

Sesaat kemudian, Ify mendengar ada langkah kaki yang mendekatinya. Ify berteriak kemudian berjongkok di lantai sebelum tangga dengan menutup kedua telingannya dan kepalanya menggeleng geleng resah. Tanpa sadar, perempuan itu sudah menangis sesenggukan alasannya ialah takut.

“Ify.”

Ify berteriak ketika mencicipi bahunya ada yang menepuknya. Dengan refleks, Ify memukul tubuh orang itu dengan brutal.

“Ify, ini saya Rio. Berhenti Ify.”

Dengan ragu, Ify menghentikan pukulannya seraya membuka mata. Dan ia mampu melihat dengan terang siapa orang yang sedari tadi ditakutkannya. Karena entah mengapa lampu rumahnya kembali menyala.

“Kak Rio.”
“Iya Fy, ini aku. Begini sambutan dari kau ketika saya pulang.” Ucap Rio kesal seraya mengusap punggung dan lengannya yang menjadi korban sadis Ify.
“Ini beneran kau kak ??”

Ify yang masih tidak percaya mengangkat tangannya kemudian membelai wajah laki-laki di hadapannya. Dan ia tersenyum senang kemudian eksklusif menghambur memeluk laki-laki itu yang ternyata ialah kekasihnya sendiri.

“Kak Rio, Ify kangen banget sama kakak.”

Rio yang sedari tadi masih mengusap usap lenganya yang memerah lantas menghentikannya kemudian ikut memeluk Ify dengan penuh sayang. Dia juga sangat merindukan perempuan ini. Sangat. Rio tidak mampu membohongi hatinya.

“Kakak juga sangat merindukan adek Ify.” Goda Rio seraya tersenyum lebar.

Ify hanya memukul dada laki-laki itu pelan sebagai tanggapan ucapannya. Perempuan itu paling tidak suka bila Rio sudah memanggilnya dengan tambahan adek. Seperti panggilan untuk adiknya sendiri, padahal Ify kan kekasihnya.

“1 bulan gak pernah menghubungi Ify, gimana Ify mampu percaya kalau kakak merindukan Ify.” Gerutu Ify yang masih terus memeluk erat kekasihnya itu.
“Karena saya tahu, kau lagi benci sama saya gara-gara foto yang saya uploud. Right ??” Jawab Rio seraya mencium puncak kepala kekasihnya.
“Aku sangat butuh penjelasan mengenai itu.”
“Iya tuh Yo, 1 bulan kemarin kerjaannya Ify Cuma nangis diem di kamar.” Celetuk seseorang yang sangat Ify yakini ia ialah Nathan didengar dari suaranya.

Ify melepaskan pelukannya dengan berat hati, kemudian membalikkan tubuhnya. Dan ia mengernyit galau melihat semuanya berada di sana. Ada orang tuanya, Sivia-sahabatnya, Nathan-sepupunya, dan yang satu lagi Ify yakini ia ialah Alvin-sahabat kekasihnya itu.

“Ini maksudnya apa ??” Tanya Ify seraya mencubit pinggang Rio gemas membuat laki-laki itu meringis kesakitan.
“Seharusnya loe berterima kasih sama Rio. Impian loe dari dulu tuh dikabulin sama dia.” Gerutu Nathan dengan nada sinis.
“Impian apa ??”
“Mama sama Papa udah merestui kalian buat tunangan secepatnya.”
“Apa ??” Teriak Ify mendengar ucapan mamanya yang tidak ia sangka. Dia menatap kembali ke arah Rio, laki-laki itu hanya mengangguk, tanpa menunggu lebih lama lagi, Rio sudah mencicipi tubuhnya di tabrak dengan keras oleh Ify kembali. Perempuan itu memeluknya kembali.

Dengan tertawa pelan, Rio membalas memeluknya dengan penuh sayang. Kemudian ia mengedipkan salah satu matanya pada semua orang yang hadir disana. Mereka semua hanya tertawa dan ikut mencicipi kebahagiaan yang dirasakan oleh dua orang tersebut.

Ify tidak menyangka bila semuanya akan berakhir mirip ini. Dia sangat menyesal alasannya ialah selama ini ia tidak pernah mampu mempercayai Rio sepenuhnya. Padahal selama ini pula, laki-laki itu tidak pernah berbohong padanya dan selalu jujur padanya.

Ify sangat bahagia sekarang. alasannya ialah mulai detik ini, tidak ada istilah LDR lagi diantara mereka. Rio sudah berjanji bahwa ini ialah beasiswa yang kesekian kalinya dan terakhir kalinya yang akan ia terima bila ada anjuran kembali ke luar negeri. Dan Ify sangat bahagia mendengarnya.

Kisah cintanya tidak akan berakhir disini, masih panjang perjalanan mereka menuju ke jenjang yang lebih serius lagi. Ify akan selalu memberi tanda kepemilikan pada Rio mulai sekarang. Karena menurutnya, wanita jaman sekarang sangat berbahaya bila bertemu dengan laki-laki macam Rio yang pantas mereka jadikan santapan makananya.

Dan Ify tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“I miss you and i love you kak Rio.”
“Me too honey.”

************

Profil Penulis:
Nama        : Indah Nur Amalia
Facebook  : Indah Itue Lia
Twitter       : @IndahNurAmalia9
Wattpad    : IndahChoAmalia

Previous
Next Post »