Pacarmu Belum Tentu Jodohmu Karya Andi Mely Hairuddin

PACARMU BELUM TENTU JODOHMU 
Karya Andi Mely Hairuddin

Ditengah pagi yang gelap, terlihat seorang perjaka dengan semangat menancap gas motornya melewati guyuran hujan. Pemuda itu tak mempedulikan guyuran air hujan yang mengenai wajah dan tubuhnya, yang ada difikirannya sekarang yakni bagaimana ia bisa cepat hingga di kampus, untuk bertemu dengan wanita pujaan hatinya.

Pemuda itu berjulukan Andika, salah satu mahasiswa yang jarang mengikuti perkuliahan dan gemar merokok, tetapi ia baik dan mempunyai solidaritas tinggi kepada teman-temannya, ia tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Makassar. Dan  Wanita pujaaannya itu berjulukan Amelia, manis, pintar, cerewet, juga rajin beribadah. Yah mereka sekampus, namun beda jurusan.

“ Hujan menyerupai ini tidak akan menghalangi niatku untuk bertemu wanita pujaanku, dan hari ini juga akan kuledakkan perasaan ini dihadapannya.” Gumam Andi (saat masih dalam perjalanan).

Setibanya di kampus, sambil menikmati sebatang rokok yang terjepit disela jari, mata Andi tampak meneropong semua bab kampus, ia sedang mencari sosok wanita pujaannya, dan hasilnya ia mendapatinya berada didekat lapangan basket, sedang ngobrol dengan sahabatnya.

Entah mengapa, Andi menyerupai terpaku ketika melihat wanita itu, dan secara tidak sadar ia berkata “Masya Allah, Subhanallah, mampukah saya mengatakan ihwal perasaan ini ?, berada didekatnya saja saya sudah gemetar.”

Saat yang bersamaan, Amel melihat dan mengejeknya;
“Ciee Kak Andi, hujan-hujan nih yee !!”
“ah nggak kok, mungkin saja masa kecilku kurang bahagia.” Jawab Andi (tertawa malu).
“hahaha, kakak ini.” Jawab wanita yang sedari tadi membuatnya gemetar.

Dengan wajah serius dan gugup Andi berkata “ Mel, ada waktu gak, pengen bicara sebentar nih. Itupun kalau kau gak keberatan dan ada waktu ?”
Amel mengangguk dan berkata “mau ngomong/nanya/curhat/ apa nih kak ? hihihi serius amat sih.”
“Ada deh, ntar kau pasti tau kok. Yang pasti, penting banget nih.”
Andi  mengajak Amel duduk diparkiran kampus mereka.
Lagi-lagi Andi kehabisan kata, ia malah diam. Lidahnya benar-benar beku. Wajahnya sekarang berair oleh keringat dingin. 
“Kak, kok membisu sih ? katanya tadi mau ngomong.” Amel memecahkan kesunyian yang terjadi .
“ENG !!, gak papa kok. Aduh, tiba-tiba jadi gugup nih.” Jawab Andi.
Wajah Amel tampaknya kebingungan.

Berusaha menekan rasa kegugupan yang ada didalam dadanya, Andi membatin “harus sekarang, selagi ada kesempatan. Aku harus berani. Dan tidak perduli dengan hasilnya yang penting hatiku akan terbebas dari perasaan yang menyiksa ini.”
Andi memberanikan diri berbicara “sebelumnya saya minta maaf padamu. Begini Mel, kita saling mengenal sudah lama. Selama ini, saya mencicipi hal abnormal pada hatiku dan saya merasa sangat tersiksa karenanya. Sekarang ingin kuledakkan perasaan ini dan membebaskan hatiku dari perasaan ini. Mel selama ini, dalam dada ini tumbuh rasa abnormal ihwal dirimu.

Aku mulai mengenal dirimu dengan perasaan suka, dan setelah mengenalmu lebih jauh perasaan suka ini tumbuh menjadi perasaan sayang. Mungkin dengan hadirmu banyak merubah pribadiku yang dulu malas dan kurang sopan, sekarang sudah menjadi lebih baik dan beretika.”
“Dan terimalah sabda cintaku, bekerjsama saya bersama hati dan ragaku menginginkanmu. Tidak ada satu wujud pun yang dapat menggantikanmu. Aku mungkin bukan yang terbaik, atau bahkan yakni yang terburuk. Sampai kapan pun saya akan mencintaimu, saya akan terus mencintaimu.”
“Bagiku sebuah kebahagiaan itu yakni pada ketika menyerupai ini, di mana di ketika ini saya bisa mengungkapkan perasaanku padamu. Walaupun mungkin hasilnya tetap kau yang menentukan, kau boleh menjawab sekarang atau nanti, bahkan boleh untuk tidak menjawabnya sama sekali. Yang penting kau tahu bagaimana perasaanku sekarang dan hatiku benar-benar sudah lega. Dan dalam harap juga doaku, saya selalu meminta pada Tuhan bahwa kamulah jodohku. Hatiku secara lapang dada mengakui bahwa saya benar menyayangimu.”

Pacarmu Belum Tentu Jodohmu Karya Andi Mely Hairuddin

Setelah selesai mengutarakan semua perasaan yang menjanggal hatinya, Andi hanya bisa menundukkan wajahnya, sambil menghisap sebatang rokoknya. Ia tak berani menatap wajah Amel, wajah yang selama ini menghantui setiap detik kehidupannya.

Amel benar-benar kaget dengan pengutaraannya. Ia terlihat gugup, tak tau harus berkata apa. Tapi dalam hati kecilnya, sebenarnya ia juga ada perasaan suka pada Andi. Pada kakak angkatannya yang selama ini jadi sobat berbaginya. Tapi hatinya bingung, alasannya yakni semenjak mereka akrab, Andi sering melarang Amel menikmati hobby bermain bola main basket yang digemarinya semenjak kecil.

“Seperti itukah persaan Kakak terhadapku ?” tanya Amel.
“Iya Mel, saya benar-benar menyayangimu dengan hatiku. Bahkan saya siap melamarmu setelah selesai wisuda nanti. Aku ingin kau menjadi pendampingku pada ketika saya sukses kelak. Karena, selama proses perjuanganku menuju kesuksesan ada jutaan motivasi, semngat dan do’a darimu.” jawabnya (gugup).
Mendengar perkataan Andi, hati Amel jadi berbunga-bunga, senyum yang mengagumkan mulai mengembang menyerupai sekuntum bunga yang mekar di pagi hari.

Saat ini perasaan keduanya tak bisa ditutupi lagi, Amel mendapatkan cinta Andi. Tidak percaya dengan tanggapan Amel, Andi mendongakkan kepalanya dan berkata “benarkah itu Mel?”
Sambil  mengangguk Amel menjawab “iya kak”.

Jawaban Amel membuat perasaan Andi melayang. Saat ini ia menyerupai memiliki sayap dan terbang ke langit. Menggapai langit biru dengan tangannya.

Andi tersenyum dengan senyum penuh kebahagiaan. Dan berkata “setelah skripsiku selesai, tunggu saya dirumahmu Mel. Aku akan datang bersama Ayah dan Ibuku, untuk menjadikanmu kekasih halalku. Terima kasih Mel. Cinta ini kuharap bisa membuat kita menjadi hamba Yang Mahakuasa yang mencapai kebahagiaan secara sempurna, dunia dan akhirat.”

Amel membalas dengan senyum dan mengangguk.

Andi pun berlari kencang ke arah kelas menemui sahabat-sahabatnya, lalu berteriak kegirangan“ saya sudah mendapatkan kekasih halalku, kekasih yang akan menemaniku di dunia dan di alam abadi kelak!”. Sahabat-sahabatnya pun tersenyum dan berteriak  “AMIN !!”
Pada ketika itulah Andi mencicipi begitu banyak anugerah Yang Mahakuasa dalam dunia ini. Salah satu anugerah Yang Mahakuasa yang selalu bisa membuat dua hal yang berbeda menjadi satu yakni cinta. Tanpa cinta, dunia akan terasa hambar dan membosankan. Namun dengan cinta, dunia akan berwarna-warni menyerupai pelangi. Sama menyerupai yang dirasakan oleh Arman sekarang ini.

Dengan setia Andi selalu  mengantar-jemput kekasihnya kekampus. Dia yakni tipe perjaka yang cemburuan, kalau Amel ingin kemana-mana harus diantar dia, tidak boleh dengan perjaka lain kecuali atas izinnya.

Hari-hari mereka lewati dengan bahagia, senyum dan support Amel selalu mewarnai setiap langkah Andi untuk menjadi seorang S.Pd sama halnya dengan Amel yang sedang mengejar S.Or. Mereka pasangan yang saling support. Bahkan dengan kehadiran Amel dalam dunianya, banyak yang telah berubah dalam eksklusif Andi, yang dulunya perokok sekarang tidak lagi, yang dulunya malas ngampus, sekarang bahkan lebih semangat daripada Amel.

Tiba saatnya ujian meja, salah satu peran final untuk menjadi seorang Sarjana Pendidikan. Amel takjub akan hal ini, bagaimana tidak, Andi yang dulunya bandel dan pemalas sekarang menjadi Mahasiswa yang rajin, Dia yakni mahasiswa pertama yang menyelesaikan ujian meja diantara teman-teman sekelasnya.
 Hari ini yakni hari yang ditunggu-tunggu semua mahasiswa seangkatan mereka, yahh WISUDA, dan kebahagian mereka semakin jadi, ketika diumumkan Amel dan Andi yakni wisudawan terbaik *IPK Amel: 3.70, dan IPK Arman: 3.50. Keluarga mereka memang sudah akrab, terlebih Ayah Amel sudah menganggap Andi menyerupai anaknya sendiri, alasannya yakni yang ia ketahui mereka bersahabat semenjak semester dua hingga ketika ini. Andi sering menghabiskan waktu dirumah Amel, mengerjakan tugas, main catur dengan ayahnya, bahkan sering makan disana. Kedua keluarga ini tak lupa berpose bersama mengabadikan moment  kebahagiaan mereka atas kesuksesan yang diraih anak-anaknya.

Seminggu telah berlalu  setelah hari bahagia itu, Andi kembali kekampung halamannya dan Amel sibuk melanjutkan S2nya. 2 bulan kemudian, Amel mendapat kabar bahwa sekarang Andi mengajar salah satu Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dikampungnya.

Sepulang kuliah, seorang sahabat bertamu dan membawa permintaan ke rumah Amel, dan diundangan tersebut tertera Andi akan menikah dengan sobat mengajarnya di kampung.  DEG !! Setelah membaca permintaan itu hati Amel hancur seketika, dan ia memutuskan untuk tidak akan menghadiri pesta ijab kabul Andi.

Hari ini Amel akan mendapat gelar M.Pd, yahh hari ini seangkatannya akan wisuda untuk gelar S2. Setelah Amel mendapat title S.Or,M.Pd ia mendapat ajuan untuk menjadi dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan, kampus kawasan ia menuntut ilmu S1 kemarin.

Alhamdulillah sekarang Amelia,S.Or,S.Pd telah menjadi seorang dosen yang diberi wewenang untuk mengajarkan beberapa mata kuliah. Kabar tersebut hingga ditelinga Arman, ia sering menghubungi Amel, untuk meminta maaf. Namun Amel tak merespon sama sekali.

Seperti inilah kisah seorang mahasiswi yang bisa merubah mahasiswa bandel menjadi rajin. Bahkan menjadi salah satu mahasiswa lulusan terbaik ketika wisuda kemarin. Betul kata orang “pacarmu belum tentu akan jadi jodohmu”, percintaan yang dijalani ± 5 tahun lamanya namun mereka tak bersanding dipelaminan.

*Terimakasih untuk seseorang yang cantik, yang telah menginspirasi penulis dalam kisah ini “Nanny Nurliani,S.Or,M.Pd”

Profil Penulis:
Andi Mely Hairuddin
Mahasiswi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Previous
Next Post »