Dua Tahun Karya Samuel Gabriel Siburian

DUA TAHUN
Karya Samuel Gabriel Siburian

Hubungan kami yang berjalan hampir dua tahun awalnya baik-baik saja.Walaupun terkadang ada hal-hal yang selalu kami perdebatkan,seperti rasa cemburu,adanya kurang perhatian menurut pandangan masing-masing,dan banyak hal-hal lainnya.

Biasanya yang selalu mengundang perdebatan itu yaitu aku.Rasa cemburuku selalu saja datang menghantui ketika saya melihat ia begitu erat dengan rekan-rekan kerjanya yang kebanyakan wanita.Apalagi wajahnya yang ganteng dan prsetasi-prestasi di dalam pekerjaannya yang membuat begitu banyak wanita yang ingin mengenal lebih dekat,tetapi alasannya rasa sayang dan setianya yang membuat hatiku begitu yakin bahwa tidak akan ada pengkhianatan cinta dalam kekerabatan kami.

Ia pernah kisah kepadaku bahwa di kantornya ada seorang pegawai gres yang berjulukan Ana.Awalnya saya galau dengan ceritanya,karena jarang sekali ia bercerita wacana wanita lain kepadaku.Tapi saya memilih untuk berpikir konkret dan mendengarkan ceritanya.Ia menceritakan bahwa wanita yang sudah seminggu bekerja di tempatnya rahasia menyukai dirinya.Hatiku terasa panas ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya,dari raut wajah dan cara menceritakannya juga terlihat berbeda.Tidak menyerupai cerita-cerita sebelumnya wacana wanita lain yang menghampirinya untuk berkenalan.Setelah begitu banyak kalimat yang ia lontarkan ke telingaku,hanya dua kata saja yang saya sampaikan kepadanya.hati-hati.dua kata yang singkat tapi menyerupai memberi sinyal kepadanya bahwa ini mungkin akan menjadi jurang di dalam perjalanan kekerabatan kami.

Dua Tahun  Karya Samuel Gabriel Siburian

Pertengkaran yaitu hal yang wajar dalam setiap hubungan.Banyak juga yang mengatakan bahwa kekerabatan tanpa pertengkaran bagaikan sayur tanpa garam,tapi saya merasa bahwa pertengkaran kami hari demi hari menjadi sebuah konflik yang hebat.Di dalam setiap dialog pertengkaran kami,aku merasa bahwa diriku yang terlalu lebih ke kanak-kanakan.Tapi itupun alasannya ia terkadang mau membanding-bandingkan diriku dengan wanita yang pernah di ceritakannya berjulukan Ana.

Seminggu menjelang dua tahunnya kekerabatan kami,akhirnya sedikit demi sedikit tidak ada lagi pertengkaran yang terjadi,dan saya telah berjanji tidak akan berburuk sangka wacana dirinya kepada Ana.Kalaupun ada pertengkaran,itu hanyalah sesuatu dilema kecil untuk di perdebatkan.Aku merencanakan untuk merayakannya dengan cara menonoton di bioskop.Memang ini yaitu perayaan sederhana,lagipula kami berdua tidak begitu suka dengan perayaan yang berlebihan.Sore hari setelah pulang dari kantor,aku melihat ada sebuah toko kado yang gres saja buka.Tiba-tiba telintas di pikiranku untuk membelikan kado kepadanya.Orang yang telah menemani perjalanan cinta yang hampir dua tahun.Setelah melihat bermacam-macam hadiah di toko itu,akhirnya saya memilih untuk membelikan sebuah jam tangan.aku tidak tau apakah ia akan suka dengan jam ini,tapi setauku beliau selalu senang dengan apa yang saya berikan untuknya.

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga.Aku sudah membuat sedikit aksesori acara dalam perayaan sederhana kami,semua acara dengan pekerjaan atau lainnya saya batalkan.Tiba-tiba handphone ku berbunyi tanda pesan masuk,yang isinya bahwa rencana kami menonton batal tanpa ada alasan yang ia berikan.Aku sangat kecewa,namun tidak melemparkan kekecewaan itu kepadanya. Sebab saya telah berjanji untuk tetap bersikap berakal balig cukup akal dan tidak mementingkan egoku sendiri.

Keeseokan harinya pada dikala pagi-pagi sekali ia menelpon ku,dengan mata yang sayu alasannya masih enak di bawa lelapnya tidur saya menjawab panggilannya.Ia meminta ketemuan pada dikala jam makan siang di taman biasa daerah kami berdua,namun kali ini saya harus pergi sendiri kesana alasannya ia tidak mampu menjemputku.tidak masalah.

Sesampainya di taman saya sangat bersemangat,jam tangan yang masih dibungkus oleh kertas kado tidak lupa untuk ku bawa dan diberikan untuknya.Setelah kami bertemu di dingklik taman yang rindang ia hanya membisu menyerupai orang yang sedang kebingungan untuk mencari kata-kata.Aku merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi.kita putus.kalimat yang diucapkannya itu sangat menusuk sedalam-dalamnya,air mata yang ingin terjatuh berusaha saya tahan.Ia beralasan tidak tahan dengan sikapku yang terlalu manja,segera di lepaskannya cincin dari jari manisnya yang pernah saya berikan kepadanya dan dletakannya di dingklik taman daerah kami berdua duduk.Aku sangat kecewa.Bibirku kaku untuk berbicara kepadanya dan tanganku menyerupai tertahan untuk memukulnya.Kulepaskan juga cincin yang ada di jariku dan kubuang jauh kedua cincin itu ke rumput di tengah taman.Kuambil kan jam tangan yang terbungkus kado itu dari dalam tas dan ku letakkan disampingnya,tak peduli apakah ia suka dan mau menerimanya.Terima kasih buat kado dua tahun yang bagus ini.hanya kalimat itu yang saya katakan kepadanya sebelum pergi dan jauh-jauh meninggalkannya.

Aku tidak mampu mengatakan bahwa beliau yaitu lelaki jahat yang meninggalkan ku begitu saja,sikapku juga termasuk salah satu yang memisahkan kami.Tidak lama setelah itu saya mendengar kabar bahwa beliau sudah mempunyai kekasih yang baru,semoga saja itu yang terbaik untuknya.Aku juga harus mampu menilai diriku sendiri biar mampu menjadi yang terbaik buat orang gres yang akan mengisi kehidupanku suatu dikala nanti.Ada juga beberapa lelaki yang meminta kenalan kepadaku,tetapi fokus dan kesibukan dalam pekerjaan membuat ku belakangan ini masbodoh dalam percintaan,bukan alasannya belum mampu move on dari dirinya.Aku ingin lebih banyak berkarya dalam pekerjaan atau hal-hal lainnya di usia yang muda ini,lagian jodoh sudah Allah yang mengatur.Biarkan saja cinta datang dengan sendirinya.

Profil Penulis:
Nama : Samuel Gabriel Siburian
Facebook : Samuel Gabriel
Twitter : @19saGabriel

Previous
Next Post »