Ibu, Lina Minta Maaf Karya Juliani

IBU, LINA MINTA MAAF
Karya Juliani

Lina pulang dengan langkah gontai,ia sesekali memperhatikan seseorang yang berjalan didepannya.Bocah yang berumur 10 tahun itu amat kesal karena ibunya menjemputnya pulang sekolah.Sesampainya dirumah ia eksklusif membanting tasnya kesofa.

“Lain kali tidak usah menjemputku,aku sudah besar jadi saya mampu pulang sendiri!!!!.”Teriaknya ketika ibunya gres saja membawakan minum untuknya. Mendengar itu ibunya segera mengeluarkan notes kecil dan segera menulis.
“Kenapa kau tidak mau ibu jemput?.”Isi goresan pena itu segera dijawab Lina dengan cepat.
“Ibu itu bisu,jika teman-temanku tau saya pasti akan diejek.Mereka akan mengatakan Lina seorang anak yang cerdas dan indah tidak pantas  memiliki ibu yang bisu!!!!.”

Ibunya kembali menulis.

“Apa kau malu?.”
“Ya,aku sangat malu!!!.”

Lina berlalu pergi tak menghiraukan ibunya.

Roslina,ibunya Lina bekerjsama merasa sangat besar hati memiliki anak yang berprestasi ibarat Lina,namun juga merasa kecewa karena anaknya itu aib mengakuinya sebagai ibu ketika berada didepan teman-temannya.Rosiah sudah tidak mampu berbicara semenjak umurnya 3 tahun .Dan suaminya yang memiliki kekurangan sama sepertinya,sudah  meninggal karena kecelakaan dikala Dina masih berumur 3 tahun.

***

“Tok tok tok .“Pintu kamar Lina diketuk Ibunya hingga 3 kali menandakan makan malam sudah siap.
“Pergilah bu,Lina sedang banyak tugas,Lina akan makan nanti saja.”jawab Lina dari dalam kamar.

Lagi- lagi ia menghiraukan ibunya,padahal ibunya itu sudah memasak makanan kesukaannya.
                                                
Pagi-pagi benar Lina sudah berangkat kesekolah,ia meninggalkan surat untuk ibunya di meja makan.Saat ibunya bangun,ia sudah dapat eksklusif membacanya karena semalaman ia tidur dimeja makan alasannya yakni menunggu Lina,dan nyatanya Lina tidak keluar kamar untuk makan.

“Ibu,aku berangkat lebih awal karena ada kegiatan disekolah.Dan nanti saya akan pulang agak terlambat.Ibu jangan datang untuk memberi uang jajan atau mengantar makan siangku.Awas kalau  ibu datang!!!”
“Pesan sekaligus  ancaman”.Begitu pikirnya.
                                                
Roslina sedang dalam angkutan umum menuju sekolah Lina.Ia masih ingat isi surat tadi pagi.”Jangan datang!!!”.Namun ia bersikeras untuk datang karena ia tahu hari ini yakni pelantikan Lina sebagai ketua umum OSIS dan beberapa pengurus OSIS lainnya.

“Andaikan suamiku  bisa menyaksikan ini juga.”Pikirnya setelah hingga didepan gerbang sekolah Lina. Ia segera menuju aula daerah berlangsungnya acara.Ia mampu melihat semua ibu murid yang datang sangat bahagia melihat putra putri mereka yang akan segera dilantik.

Ia memilih duduk dikursi bab paling depan karena ia ingin menjadi orang pertama yang melihat pelantikan putrinya.Tak lama kemudian program pun dimulai.Berbagai program dihidangkan untuk penonton khususnya ibu murid yang hadir untuk menyaksikan pelantikan.Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba.Pelantikan dimulai dengan dilantiknya bendahara dan wakil bendahara kemudian sekretaris dan wakil sekretaris dan terakhir wakil ketua dan ketua umum.

“Mari kita sama-sama ber do’a untuk para pengurus OSIS SD swasta KARYA BUDI supaya dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan benar.”Ucap kepala sekolah seraya menundukkan kepala  tanda berdo’a  dimulai. Begitu juga Roslina yang sangat besar hati akan putrinya.Sebaliknya,Lina merasa sangat kesal karena melihat ibunya datang.

“Berdo’a selesai.”semua orang mengangkat kepala tanda bersyukur  dengan pelantikan hari ini.
"Baiklah,ibu dari para pengurus OSIS silakan naik podium untuk menemani putra putrinya mendapatkan piagam dan cendra mata.” Pinta kepala sekolah.Semua ibu murid naik kepodium kecuali ibu Lina yang masih duduk diliputi rasa bimbang.Lama ia berpikir naik atau tidak, akibatnya memutuskan untuk naik podium.

Saat akan manaiki tangga podium ia ditanya oleh kepala sekolah.

“Maaf,Anda orang bau tanah dari siapa?.”

Ibu Lina mengeluarkan notes kecilnya.

“Saya ibu dari Lina Prarahayu.”

Kepala sekolah itu terkejut  namun segera mempersilahkan ibu Lina  untuk naik podium.

Pemberian cendramata berakhir juga sebagai tanda berakhirnya acara.Selesai program banyak orang bau tanah murid yang saling berbincang sekedar untuk menunjukkan selamat.

“Lina,apakah itu ibumu???”salah seorang temannya bertanya seraya menunjuk pada orang yang ada dibelakang Lina.

Lina tidak menjawab.

Karena tak mendapat jawaban, temannya itu eksklusif menuju ibu Lina.

“Apakah ibu ini ibunya Lina???”

Kembali ibu Lina mengeluarkan notes kecilnya.

“Ya benar.”

Sontak temannya itu terkejut.Lina memang tidak pernah dongeng soal ibunya, namun temannya itu tidak pernah menyangka bahwa Lina mempunyai seorang ibu yang bisu. Beberapa dikala kemudian banyak orang yang berbisik-bisik ibarat mengatakan sesuatu hal yang jelek. Melihat kejadian itu Lina marah sejadi-jadinya.ibunya itu habis dimakinya didepan semua orang dengan bunyi kasar, dan Roslina hanya mampu tertunduk malu. Lina pulang dengan amarah yang membara. Ia berencana akan memarahi ibunya lagi dikala dirumah.

***

Ibu, Lina Minta Maaf Karya Juliani

Jam menunjukkan pukul 8 malam.Namun ibunya Lina belum kembali semenjak kejadian tadi siang.Lina bekerjsama sangat khawatir namun karena masih diliputi rasa amarah, yang hanya ada dipikirannya sekarang yakni ingin memarahi ibunya. Hingga pagi ibu Lina belum juga kembali. Lina berdiri dengan rasa khawatir, ia mulai menyesal alasannya yakni sudah memarahi ibunya. Ia mencoba mencari disekitar rumah, pasar dan mencoba bertanya kepada semua sobat ibunya. Hasilnya nihil, hingga sore ia belum juga dapat menemukan ibunya.Malam harinya, Lina masuk kekamar ibunya. Ia berpikir mungkin ibunya punya catatan ihwal daerah yang paling ia sukai kalau sedang tidak ingin dirumah. Ia menggledah almari milik ibunya. Dalam almari itu ia mampu menemukan puluhan notes ibunya. Ia dengan mudah dapat membacanya secara berurutan karena disampul notes ibunya menunjukkan nomor. Notes itu sudah habis dibacanya,namun belum mampu menunjukkan petunjuk. Ia mulai putusa asa, namun masih tetap mencari disetiap sudut ruangan kamar ibunya. Hingga akibatnya ia menemukan diary kecil dibawah bantal ibunya.

“Diary kecilku berisi ihwal curhatan hatiku yang tidak mampu kuluapkan dengan siapapun.”

Kalimat dihalaman pertama menunjukkan betapa sulitnya ia menjadi tuna wicara.

“Aku begitu senang hari ini,a nak pertamaku sudah lahir dan itu bertepatan dengan hari ulang tahunku.suamiku memberikannya nama Lina Prarahayu. Kaharap nama itu mempunyai arti yang baik. ”

Roslina
18 oktober 2000

Halaman kedua menunjukkan betapa ibunya Lina sangat senang.Kini Lina gres menyadari kenapa ibunya sangat senang dikala ulang tahun Lina karena mereka sama-sama berulang tahun. Lina tidak pernah mau tahu ihwal hal ini, karena ia rasa itu tak perlu. Dan sekarang ia gres menyesal.

Halaman demi halaman dibacanya dan semakin deras air matanya mengalir. Karena semua kata yang ditulis ibunya berisi ihwal semua penderitaan yang dialami ibunya selama ini.

“Lina akan dilantik hari ini sebagai ketua umum osis, saya sangat bangga. Tapi saya ragu untuk datang. Tapi ya sudahlah saya akan pergi dan akan meceritakan semuanya nanti pada suamiku supaya ia juga merasa bangga.dan belakang layar saya juga menunjukkan hadiah kepada Lina.”

Roslina 
23 maret 2010

Halaman terakhir yang dibacanya sungguh membuatnya menangis tersedu-sedu.bagaimana tidak, selama ini ibunya bersikap sangat biasa kepadanya.Menurutnya ibunya tidak pernah mengungkapkan ihwal perasaan apapun pada Lina, baik rasa marah, sedih, besar hati ataupun senang. Lina benar-benar sangat menyesal karena tidak mampu melaksanakan apapun untuk ibunya kecuali memarahinya.

Lina bergegas kekamarnya mencari tahu apakah hadiah yang diberikan ibunya itu untuknya.

Dan ternyata yakni tas yang selama ini selalu Lina minta. Karena belum mempunyai uang ibu Lina tidak eksklusif memberikannya melainkan menabung terlebih dahulu.

“Oh ibu maafkan aku.”ucapnya disela-sela tangisannya. Ia bertekad untuk pergi menemui ibunya dipemakaman. Ya, dipemakaman ayahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Namun ia tidak peduli. Rupanya ia benar-benar sangat menyesal hingga tak peduli lagi ihwal keselamatannya.

Ia telah hingga  dipemakaman, ia dapat melihat kuburan ayahnya sangat bersih karena dirawat dengan baik oleh ibunya yang datang setiap selesai bulan, sedang Lina sendiri hanya sekali setahun datang itupun karena idul fitri. Dan disampingnya duduk wanita paruh baya yang sangat lelah karena menangis.wanita itu yang tak lain ibunya tengah menangis tertunduk sehingga tidak sadar akan siapa yang datang.

“Ibu.” Lina memanggil pelan.

Wanita yang sedang duduk tertunduk itu mengangkat kepalanya perlahan. Ia mampu melihat keadaan putrinya yang terengah-engah karena berlari.

“Ibu, maafkan Lina, Lina tidak tahu apakah ibu menyesal telah memiliki Lina.” Lina tak dapat menahan air matanya,  begitupun ibunya yang eksklusif merentangkan tangannya menandakan meminta untuk memeluknya. Lina pun berlari dan eksklusif memeluk ibunya.
“Maafkan Lina bu.” Ibu Lina melepaskan pelukannya,dan mengeluarkan notesnya.
“Tidak bu, ibu tak perlu menggunakan notes itu untuk berbicara denganku. Tataplah mataku dan saya akan eksklusif dapat mengerti apa yang ingin ibu katakan.” ucap Lina menahan tangan ibunya yang ingin menulis.

Ibunya hanya mengangguk.

“Sekarang marilah kita pulang,aku sudah membuat kamar ibu berantakan.jadi ibu harus melihatku membersihkannya sebagai menandakan bahwa saya sudah berubah.” Lina mengusap air matanya.

Ibunya tersenyum kecil dan kembali mengangguk.

“Ayah,aku sudah berubah sekarang. Kaprikornus ayah tidak perlu lagi mendengar keluh kesah ibu tiap selesai bulan.” Ia mengucapkan itu pada makam ayahnya sebelum akibatnya pergi dengan ibunya.

***THE END***

Profil Penulis:
Nama:juliani
Tempat dan tanggal lahir:gaonting.18 juli 1999
alamat:jl.selamat gg.mesjid no.29 (disamping mesjid arafah) bromo ujung
sekolah:smk perpajakan indonesia
kelas: II(dua)
facebook:akhuuw juliant

Previous
Next Post »