PENGORBANAN CINTA
Karya Siti Aisyah
Ada pria yang pernah bilang bahwa ia sayang mencintai seorang wanita dan ia mencintai wanita ini dari wanita ini membuka mata hingga ia menutup mata dan pria itu tidak akan pernah menyesal telah mencintai wanita ini. Dan pria itu ingin wanita ini menjadi pendamping hidupnya, Hingga pada balasannya mereka tolong-menolong menjalani, melewati hari-hari berdua, mereka saling mencintai.
Wanita itu sangat mencintai pria itu dengan tulus, dan wanita itu ingin terus tolong-menolong pria itu hingga kematian yang memisahkan. Tapi setelah mereka tolong-menolong selama 1tahun pria itu menghilang entah kemna, pergi tanpa alasan, pergi tanpa pamit, wanita ini terus mencari pria itu, wanita ini bertanya pada teman-teman pria itu, mencari tau wacana pria itu, tapi hasilnya nihil. wanita ini mulai lelah untuk mencari tau wacana pria itu, dan balasannya ia hanya menunggu pria itu kembali, banyak teman-teman wanita ini bilang "buat apah menunggu dia, mencari dia, ia ga perduli lagi sama kau ! Dia udh melupakan kau ! Bisa jadi Dia udah dapet ganti kau ! Ngapain sih masih perduli ia ? Kamu bodoh, kalo memang ia bener-bener mencintai kamu, gamungkin ia pergi gitu ajah tanpa ngasih kepastian sama kau ! Kamu sadar dong banyak di luar sana yang ngejar-ngejar kamu, nungguin kamu, mencintai kau yang bahkan lebih dari dia, cobalah buka hati buat orang lain." Tapi wanita ini tidak perduli teman-temannya ngomong apah, wanita ini hanya menjawab "kalian tidak tau wacana dia, kalian memang kenal dia, tp tidak dengan kehidupannya, saya lebih kenal dia, saya yang mencintai dia, saya yang tolong-menolong ia selama 1tahun, saya gaperduli mereka nunggu aku, ngerjar-ngejar aku, toh percuma saya sma mereka kalau di hati ini ajah masih untuk dia, saya gamungkin buka hati buat orang lain gamungkin ngancurin kekerabatan yang udh lama saya pertahanin,aku jalanin sama dia."
***
Berbulan-bulan wanita ini menunggu pria itu kembali untuk melanjutkan hubungannya, tapi pria itu ta kunjung kembali. Keyaninan ia wacana pria itu bakal kembali mulai runtuh mulai menghilang dengan seiring waktu. Dan ia hanya akan mengikhlaskan kalau memang perpisahannya denga pria itu sudah takdirnya, dan itu yang terbaik buat hubungannya . Wanita ini nrimo dan ia akan mencoba untuk mendapatkan pria lain di hidupnya yang bergotong-royong gamungkin wanita ini mampu mencinta pria lain menyerupai ia mencintai pria itu.
Setahun sudah setelah wanita ini menunggu kembalinya pria itu, balasannya ia mampu bersama pria lain, walaupun wanita ini tidak mampu mencintai pria lain dengan sepenuhnya dan pria lain ini akan tabah menunggu wanita ini hingga wanita ini mencinta pria lain ini dengan tulus dan sepenuhnya.
Setelah beberapa bulan wanita ini menjalain kekerabatan dengan pria lain ini, ada sebuah sms masuk di hpnya yang ternyata dari pria itu datang kembali dengan alasan.
"Maaf saya pergi tanpa saya pamit, tanpa saya kasih penjelasan sama aku, saya sayang kamu, saya pergi bukan berarti saya gasayang sama aku, saya pergi itu untuk kebaikan kita, krna saya sayang kamu, tapi itu gmna kau nganggepnya saya menyerupai apah, yang terang saya masih tetep sayang sama kamu."
Wanita ini tidak tau apa yang harus ia lakukan, yang terang ia gamungkin menolak pria itu yang sudah wanita ini tunggu selama setahun, tapi ia juga gamungkin memutuskan hubungannya bersama pria lain ini. Dan balasannya wanita ini menjawab smsnya "aku gatau saya harus marah, duka apah bahagia dengan kau kembali, jujurnya saya benci sama kamu, kau pergi gitu ajah tanpa kau mikir saya disini gimana, tapi apah rasa sayang saya lebih dari benci saya sama kamu, hingga kebencian saya sama kau terkalahkan dengan rasa sayang saya ke kamu, kau punya hati kan ? Harusnya kau tau saya kaya gimna ketika kau pergi, saya nyari kamu, nunggu kamu, tapi percuma semua gada hasilnya, entahlah yang terang sekrang saya gatau saya harus apa, di satu sisi saya bahagia kau mampu balik lagi di sisi lain saya juga resah alasannya yakni saya sudah dengan dia, orang yang menemani saya selama kau pergi, yang tabah menunggu saya hingga saya mampu mencinta ia menyerupai saya mencinta kamu." Pria itu dan wanita ini hanya terdian mereka tak saling berbalas sms lagi, hingga balasannya wanita ini mulai kesal dan ia merebahkan dirinya di kasur, tak lama kemudia ada sms masuk.
"Aku sadar saya salah, maaf maaf maaf hanya kata maaf yang mampu saya ucap, yang terang saya sangat masih mencintai kamu, saya terima kalau memang kau sudah dengan dia, dan saya harap kau mampu mencintai ia menyerupai kau mencintai aku." Wanita ini kaget, ketika membaca sms pria itu, tanpa ia sadari air matanya jatuh dengan sendirinya, lalu ia pun membalasnya.
"Aku sudah memaafkan mu, saya tak perduli lagi dengan kepergian mu kemaren, tapi saya gabisa terima, kau seenaknya ajah ngomong menyuruh saya buat mencinta ia menyerupai saya mencintai kamu, apah kau gapernah sadar saya sangat sangat masih mencintai kamu, terus sekarang kau datang-datang menyuruh saya untuk mencintai ia menyerupai saya mencintai kamu? iyah saya bakal mencintai ia menyerupai saya mencintai kau kalau itu mau kamu, emang kau dari dulu gada niat sedekitpun buat serius sama aku."
Pria itu tidak membalas smsnya lagi dan beberapa jam kemudia pria itu ada didepan rumah wanita ini, dan ketika wanita ini membukakan pintu tanpa banyak berbicara pria itu eksklusif memeluk wanita ini dan berkata "aku mencintai kamu, tapi saya takut kau gabisa bahagia sama kamu, saya relakan kau sama orang lain kalau itu membuat kau bahagia, saya bahagia melihat kau bahagia dan sangat bahagia, tolong sayang jangan berfikir yang engga-engga wacana saya sekrang lanjutkan kekerabatan kau sama dia, saya akan menunggu kamu, kalau kita memang berjodoh percayalah sesulit apapun jalannya allah akan tetap mempersatukan kita."
Wanita ini menangis mendengar pria itu berbiacara menyerupai itu. Dan wanita ini hanya termangu lalu berkata "aku akan lanjutkan kekerabatan ini, saya harap saya mampu kembali sama kamu, saya harap semua menyerupai harapan kita dulu mampu tolong-menolong hingga maut yang memisahkan kita."
***
Setelah dua tahun wanita ini menjalani hubungannya dengan pria lain ini, wanita ini belum mampu mencintai pria lain ini dengan sepenuh hati. Tanpa wanita ini ketahui pria lain ini mendapatkan beasiswa ke luar negri dari sekolahannya yang ia sekolah di salah satu sekolahan Bogor. Dan pria lain ini berterus terang sama wanita ini.
"Maaf kan aku, saya gapernah bilang sama kau kalo saya dapet beasiswa ke luar negri, saya tau mungkin kau gaperduli alasannya yakni kau belum mampu mencintai saya sepenuh hati kamu, saya sangat mencintai kau lebih dari pria itu mencintai kamu, saya kesini untuk pamit besok saya pergi, dan saya mau kau lanjutkan kekerabatan kau yang tertunda denga pria itu, saya mau kau bahagia sama dia, saya sayang kau dan akan tetap mencintai kamu, saya akan lama disana, saya menyayangimu." (memeluk wanita ini)
Setelah melepaskan pelukan pria lain ini Wanita ini menjawab " maaf kan saya yang gapernah mau tau wacana kamu, terima kasih udah mencintai saya dengan sangat, maafkan saya gabisa bales perasaan kamu, maaf. Aku harap disana kau mampu bahagia dan mendapatkan wanita yang lebih dr saya yang mencintai kau dengan sangat. Baik, saya akan melanjutkan kekerabatan saya dengan ia yang tertunda itu, dan saya mau kelak nanti kau pulang kau sudah bersanding dengan wanita cantik, dan mencintai kau dengan sangat sangat, maaf kan aku."
Saatnya pria lain ini pergi, wanita ini dan pria itu ikut mengantarkan pria lain itu kebandara. Pria lain ini menitip pesan kepada pria itu.
"Jaga ia (wanita ini) baik-baik, sayangi ia cintai ia kasihi ia menyerupai elu mencintai, mengasihi, menyayangi ibu lu, gua percayain sama elu, jangan tinggalin ia lagi. Awas lu kalo gua disana dengar elu ninggalin ia gua eksklusif balik buat nyari elu dan ngehajar elu haha."
Pria itu menjawab "haha baiklah sip dah gua akad gua bakal jaga ia sepenuh hati gua, pokonya mengistimewakan ia hehe, lu baik-baik disana, makasih selama bertahun-tahun kemaren elu udh jagain ia makasih banget"
Wanita ini hanya tersenyum mendengar pembicaraan dua pria yang teramat mencintai dia. Pria lain ini pun beranjak menuju pesawatnya dan pria itu dan wanita ini melihatnya dari kejahuan hingga pria lain ini tak terlihat lagi, wanita dan pria itu pun pulang.
***
Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tidak sampe setahun wanita ini dan pria itu melanjutkan kekerabatan mereka sesuai dengan usul pria lain ini sebelum ia pergi, setelah 3 bulan mereka bersama, pria itu kembali pergi, kembali menghilang tanpa kepastian yang pasti menyerupai dulu. Wanita ini tak habis pikir, apah bergotong-royong mau pria itu, dengan seenaknya ia pergi dan ia kembali. Tapi ketika ini nomer nya masih mampu dihubungi, ketika wanita ini menghubungi pria itu beberapa kali namun tak ada jawaban, wanita ini sudah tidak tau harus berbuat apah lagi. Esoknya temannya datang ke rumahnya lalu temannya memarahi wanita ini.
"Kamu itu bener" kurang cendekia apah gimna sih ? Apah bagusnya ia ? Apah baiknnya ia ? Toh saya pernah denger dari salah satu temannya ia orangg nya gabener juga, gajelas, sekolah gapernah sampe, apah yang kau harapin dari ia ? Apah ? Udah saya gamau liat kau nangis cuma gara-gara dia, ia itu gabaik buat lu Sya, Sya coba denger aku, saya ini sahabat kau dari kecil, saya tau mana yang serius sama kau mana yang engga ! Kamu itu gausah ngarep-ngarep lagi si Rio." Aisya hanya membisu dan terus menangis bahkan semakin jadi menangisnya, silvi (temennya) memeluk Aisya dengan halus dan berkata
"Saya, kita ini sahabat, kita ini sodara, dan saya gamau liat kau kaya gini terus, gamau sya. Udah ya jangan nangis, sekarang coba deh kalo emang nomernya si Rio masih aktif tapi gabisa di hubungi sama sekali, coba kau sms dia, kali ajah ia baca meskipun ia gabales :) tp jangan nangis ya sayang" dengan tabah silvia selalu menenamni aisya yang teramat duka dengan perginya rio. Aisya menuruti silvia semoga mengirim pesan untuk rio, dan balasannya aisya mengirim pesan untuk rio.
"Hay :), rio saya tau mungkin saya memang gapernah berarti buat kamu, gapenting buat kamu, makannya kau ajah pergi lagi, saya gatau kau pergi karna apah :/ apah mungkin karna kau ganyaman sama saya alasannya yakni saya ini mampu dibilang sangat crewet, apah karna saya gacantik menyerupai mantan-mantan kamu, saya sadar saya aneka macam kekurangan. Rio saya yakin kau pasti baca pesan ini dan saya harap kau juga mampu balesnya :) tapi gapapa kau gabales yang penting kau baca dan kau tau kalo saya sayang sama kau dan teramat sayang sama kamu, niat saya anniv tahun ini saya mau bilang sama mama sama papa kalo saya mau serius sama kamu, bulan kemaren sih saya udah bilang sama papa sama mama dan kata mereka, mereka setuju kalo kau sendiri yang bilang sama mereka. Oya io saya gatau sekrang saya bakal nunggu kau menyerupai dulu apah engga, bukan saya gamau atau gasayang kata papa kalo hingga anniv kita kau gadateng kerumah papa udah ada rencana buat kenalin saya sama anaknya temen papa, jujur pengen banget saya nolak usul papa, pengen rasanya saya pergi jauh. tapi saya gabisa, saya gabisa ngelawan papa, maaf kan aku, tapi percayalah cinta ini masih tersimpan rapih untuk kamu, RIO."
Pesan yang panjang aisya untuk rio sudah terkirim dan aisya juga yakin rio gaakan bales pesannya ia hanya menyimpan handponenya di meja belajarnya dan duduk di kawasan tidur di samping silvia.
Dengan nada hening silvia menanyakan pesan yang aisya kirim untuk rio.
"Gimana ? Udh dikirim smsnya? Sms apah kau ?"
"Udh kok, ya sms gitu panjang sih susah buat diceritain "
"Ohh .. "
Aisya terdiam, dan silvia ikut termangu mereka berdiam hingga balasannya selang beberapa menit mereka termangu aisya membuka pembiacaraan .
"Sil.. "
"Iyah ? "
"Makasih " (memeluk silvia)
"Buat apah " (jawab silvia setelah aisya melepaskan pelukannya)
"Buat semuanya, kau udah tabah banget ngadepin saya yang kaya gini, nemenin saya disaat saya ada di keadaan apapun, pokonya semuanya sil" (tanpa aisya sadari ia kembali meneteskan air matanya)
Silvia menghapus air mata aisya dan berkata "kita ini sodara sayang, udah sewajarnya saya terus-terusan sama kamu, jangan pernah ngerasa sendiri yah :) saya akan selalu ada buat kamu, satu lagi maaf saya sering ngata-ngatain kau yah hehe, oya kalo kau percaya rio itu serius sama kamu, kau boleh tunggu dia, dan coba ngomong sama papa kau soal yang papa kau mau memperkenal kan kau sama anak papa kamu, gamungkinlah papa kau ga nurutin mau kamu, secara kau itu anak satu-satunya yang paling manja hehe, iyah sih awalnya saya gasuka kau sama ia abis ia sih -_- tp setelah liat usaha kamu, saya nyerah buat nyuruh kau ga nunggu dia, buat lupain dia, cinta kau ke rio itu kaya nya gede banget sih"
Aisya hanya tersenyum mendengar silvia ngomong sepeti itu dan ia tak mampu berkata-kata lagi.
***
Pengorbanan Cinta Karya Siti Aisyah |
Hari ini tepat pada hari anniv aisya sama rio yang entah yang ke berapa tahun, alasannya yakni kekerabatan mereka juga putus nyambung. Harapan aisya hanya satu, rio datang kerumahnya da menemui orangtuanya, dan ternyata hingga larut malam rio belum juga datang ke rumahnya dan aisya berfikir ini selesai kisah cinta mereka, ini selesai usaha vio mempertahankan cintanya untuk rio.
"Aisya, rio mana ? Katanya mau dateng sekrang ko sampe jam 9 gini ia belum datang ? Apa ia emang gabakalan dateng dan ngerelain kau gitu ajah buat orang lain ? Tanya papa aisya yang tak tau bahwa rio menghilang dari beberapa ahad yang lalu tanpa alasan, tanpa kepastian. Mata aisya mulai berkaca-kaca menahan tangisnya ia menjawab pertanyaan papanya itu.
"Pa, vio nrimo kalo memang papa mau memperkenalkan vio dengan anaknya temen papa, papa gausah khawatirin rio, papa gausah mikirin ia pa, mungkin ia sekarang udah bahagia sama wanita lain, wanita yang jauh lebih tepat dari pada aisya, maafin aisya, aisya gabilang kalo beberapa ahad yang lalu rio pergi tanpa alasan dan kepastian pa. Kaprikornus buat apah kita nunggu ia pa."
"Aisya ko ngomongnya gitu, aisya rela nrimo kalo rio sama wanita lain ? Papa gayakin kalo kau mampu nrimo buat ngelepas rio, papa tau kau sayang. Soal yang papa mau memperkenalkan kau sama anaknnya temen papa itu, itu mah pura-pura papa biar rio datang. Yasudah sudah malam, aisya tidur yah anggap saja malam ini tidak pernah ada dalam hidup aisya, papa yakin bakal ada yang lebih baik di luar sana yang akan memdampingi aisya." Aisya eksklusif memeluk papanya dengan tangisan yang semakin menjadi, setelah aisya melepaskan pelukannya dan papanya menghapus air matanya, aisya berjalan menuju kamarnya.
"Vio sayang, berdiri udah siang liat tuh matahari udah naik. Bangun sayang yuk bangun, mau ikut mama ga liat deh, diluar ada siapa :)" mamanya yang membukakan jendela kamar aisya dan duduk di atas kawasan aisya.
"Iyaa mah, bentar dulu mata aisya berat buat di buka nih, masih pengen meren"
"Iya berat orang kau nangis semaleman kan, matanya sipit kaya orang cina hehe "
"Aaahhh mama -_-. Oya ah emang ada siapa diluar ?" Tanya aisya dengan rasa penasaran .
"Ada papa hehe, liat ajah sendiri" jawab mamanya dengan berjalan menuju keluar kamar aisya dan aisya pun mengikutinya menuju ruang tamu yang ternyata aneka macam orang yang membuat ia heran kenapa mampu banyak orang dirumahnya, tapi ia gaperduli toh dari sekian banyak orang yang ada dirumahnya tidak orang yang ia harapkan. Vaisya pun berbalik arah menuju kamarnya alasannya yakni ia merasa ia gepenting berada diruang tamu ini, dan ternyata ketika ia berbalik tubuh ada rio tepat di depan dia, aisya terkejut dengan keradaan rio ia menjerit dan memeluk rio tanpa ia memeperdulian orang-orang yang ada di ruang tamu, dan rio hanya tersenyum sembari mendapatkan pelukan dari aisya.
Tidak lama iya terbangun mendengar bunyi alarm dihandphonenya dan ternyata itu hanya mimpi dia, mimpi yang takan pernah mampu menjadi kenyataan.
"Jika hanya dalam mimpi saya mampu memiliki dia, mampu bersama dia, tolong jangan pernah bangunkan saya tuhan." gundam aisya dalam hati.
aisya mematikan alarm di handphonenya dan ketika mematikan alarm ternyata ada satu pesan.
"Maaf, kalau saya pergi tanpa alasan yang jelas, maaf atas semua kesalahan saya sama kamu, saya pergi bukan karna saya membencimu ataupun bosen sama kamu, saya pergi alasannya yakni orang bau tanah saya yang gapernah setuju sama kamu, alasannya yakni saya sama kau itu berbeda, kita gabakal pernah mampu bersama-sama, kita ini beda. Aku hanya orang biasa tidak menyerupai kamu. Aku harap kau ngerti, saya gabisa membantah orang bau tanah aku.
*Rio"
Aisya menghela nafas panjang, membanting handphonenya.
"Aagghhhhh.." teriakan aisya membuat seisi rumahnya kaget dan mendatangi kamarinya dengan rasa cemas.
"Kenpa vi ?" Tanya mamanya yang cemas dan heran.
"Ma, tolong ijinkan saya buat ke rumah Rio sekali ini saja ma, saya mohon."
"Kenapa lagi sama rio ada apa lagi sama ia ?"
"Ma, tolong sekali ini saja. Jangan tanya kenpa tapi tolong ijinkan aku."
"Yasudah, mama ijinkan tapi kau kesana harus sama silvia."
"Iyaa ma."
Semua orang yang tadinya dikamar aisya pergi dan meninggalkan aisya sendiri. Aisya membereskan kamarnya lalu berkemas-kemas untuk menjemput silvia semoga menemaninya ke rumah Rio.
***
Tuk tuk tuk vio mengetuk pintu rumah silvia.
"Iya sebentar" serentak silvia membukakan pintunya dan didapatinya aisya yang eksklusif membawa silvia masuk kedalam kamar silvia.
"Kenpa sih sya?" Tanyanya silvia dengan penuh penasaran.
"Rio." Potong silvia sebelum aisya menjawab pertanyaannya. Yang kemudian aisya pun mengangguk dan angkat biacar.
"Aku minta kau temenin saya kerumah rio sekarang ini penting, please."
"Ada apa lagi sih sama rio? "
"Pokonya anter saya sekarang, udah cepet"
Aisya menggandeng silvia menuju keluar rumah dan memasuki kendaraan beroda empat yang dibawa oleh aisya. Ditengah perjalanan silvia bertanya wacana rio, alasannya yakni ia masih sangat penasaran.
"Ada apa bergotong-royong sya ?"
Aisya menghela nafas panjang lalu menjawabnya alasannya yakni ia tau sahabatnya yang satu ini sangat penasaran.
"Aisya tau alasan kenpa rio sering menghilang lalu datang terus menghilang lagi datang lagi"
"Iya, trus alasannya yakni apa Aisya Syafira Al-Ghifari?"
"Karena mamahnya gapernah setuju sama aisya, katanya aisya sama rio berbeda, menurut aisya itu bukan alasan, perbedaan itu gabisa menghalangi dua orang yang saling mencintai, tapi mamahnya rio tidak sependapat itu."
"Itu kata siapa? aisya denger sendiri dari mamahnya rio ?"
"Enggak, aisya dapet sms tadi pagi dari rio."
"Kenpa aisya harus percaya? Bisa saja itu cuma alasan rio ajah kan."
"Aisya percaya sama rio, alasannya yakni aisya sayang sama ia silvia pradipta"
"Susah ngomong sama kau mah, trus kita mau ngapain kerumah rio?"
"Aisya mau semuanya pasti, enggak gantung kaya gini, aisya akad kalo emang itu cuma alasan rio ajah, aisya bakal buang jauh-jauh perasaan aisya buat rio."
"Baguslah."
***
Setibanya dirumah Rio, aisya mengentuk pintu rumah rio dan mengucapkan salam dengan hati-hati.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" terdengar bunyi didalam rumah menjawab salam aisya, yang kemudian membuka pintu
"Tante, ini saya aisya, ini sahabat saya silvia." Sembari mencium tangan mamanya rio.
"Iya, mama udah tau, rio banyak kisah wacana aisya juga silvia, panggil mama ajah sayang" mamanya rio dengan senyum manis dibibirnya.
"Eh, iya ma. Terimakasih" aisya dengan membalas senyumannya.
"Ngobrol didalem aja, biar lebih enak, ayo nak" ajak mamanya rio.
Mereka pun masuk keruang tamu.
"Silahkan duduk aisya, silvia, mau minum apa, Biar mama ambilkan ?" Tanya mamanya rio masih dengan senyum sopan.
"Engga usah ma, aisya cuma mau nanya rio kemana yah ma, kok engga keliatan ? tanya aisya dengan wajah penasaran.
"Rio ada dikamarnya, ia lagi tidur. Bentar lagi paling ia bangun. Kenpa nak ? ada problem sama rio, rio nyakitin kau ?
"Enggak ma, rio engga nyakitin aisya, engga sama sekali"
Tanpa vio menajutkan pembicaraannya, silvia memotong pembicaraannya.
"Bohong tante, maafkan silvia udah lancang memotong pembicaraan mama sama aisya, rio sering menghilang gitu ajah tanpa alasan trus ia juga kembali lagi kemudian mengilang lagi terus dan susukan menyerupai itu mana mungkin itu tidak menyakiti hati aisya tan, bergotong-royong rio kemana, kenapa ia menyerupai itu sedangkan dulu ia yang mengejar-ngejar aisya dan tadi pagi rio sms aisya, rio memutuskan hubunganya katanya tante engga pernah setuju sama kekerabatan aisya dan rio."
Aisya hanya menunduk dan tidak tau harus berbiacara apa lagi.
"Mama gapernah melarang rio buat berafiliasi sama siapa saja, hanya saja rio pernah bilang sama aisya kalo ia takut engga mampu membahagiakan aisya, ia gamau aisya tersakiti olehnya, apa lagi buat aisya menangis ketika ia pergi nanti."
"Maksud mama pergi nanti itu apa ? Tanya aisya dengan hati-hati.
"Kamu tanya sama rio sendiri ia ada dikamarnya, gres saja ia pulang mama juga gatau ia dari mana, aisya sama silvia boleh masuk, mama mau kedapur dulu."
"Iya ma terimakasih" senyum sopan aisya kepada mamahnya rio yang kemudia aisya dan silvia melangkah menuju kamar rio.
Aisya mengetuk pintu kamari rio, setelah beberapa ketukan tidak dibukakan pintunya, aisya mencoba membukakan pintunya yang ternyata tidak dikunci oleh rio. Saat aisya dan silvia masuk didapatinya rio yang aisyasedang tertidur ditempat tidurnya. melihat sekeliling kamar rio yang awut-awutan menyerupai halnya "kapal pecah".
Aisya menepuk bahu silvia yang dari tadi asyik memainkan bbnya.
"Sil, coba liat masa kamarnya awut-awutan banget, padahal kalo diluar, di sekolah rio kan orang yang sangat menomersatukan penampilan, penampilannya sangat rapih, ya.. Walaupun ia itu bandelnya gaketulungan".
"Hmmm .." Silvia ta memeperdulikan temannya ia tetap fokus pada bbnya.
"Silvia, denger ga sih, perhatiin gasih ?"
"Ehh iyaa maaf, iyah sih seorang rio yang terkenal bandelnya disekolah tapi sangat amat rapih ini kamarnya menyerupai kapal pecah, kok mampu sih kau sesayang ini sama si rio."
"Entahlah".
Karena mendengar bunyi dikamarnya rio terbangun dan keheranan alasannya yakni melihat aisya bersama silvia ada di kamar dia, sedangkan rio saja tidak pernah memeberi tahu alamat rumahnya pada aisya maupun silvia walaupun kekerabatan mereka sudah lama tapi rio tidak pernah mengajak aisya ke rumahnya. Rio pun eksklusif menyanyakan maksud eksistensi aisya dan silvia di kamarnya.
"Sya, ngapain disini, tahu dari mana alamat rumah aku? Trus kenapa kau mampu ada di kamar aku, ini kan kamar pemuda ?" Dengan hening aisya menjawab pertanyaan rio.
"Nyari kau :), saya disini alasannya yakni saya kangen sama kamu. Tahu lah bagaimana mungkin saya tidak tahu rumah kau sedangkan saya sama kau itu udah lama banget, ya walaupun kau tidak pernh mengajak saya ke rumah kamu, saya sering ngikutin kau kalo kau pulang sekolah, buat mastiin kau kamu nyampe rumah dengan selamat tanpa diganggu oleh siapapun, alasannya yakni saya tahu musuh kau kan itu dimana-mana sayang, hehe. Aku di kamar kau juga atas seijin mama kau kok." Tanpa membiarkan rio menjawabnya silvia memotong pembicaraannya.
"Yaudah deh gausah lama-lama disini, gaenak suasananya awut-awutan banget, udah kaya kapal pecah, mampu dibilang juga kaya hati yang abis diPHPin gitu" Merekapun keluar kamar dan duduk diruang tamu.
Tak ada yang memulai pembicaraan, aisya resah mau bertanya dari mana, dan rio, rio tidak tahu harus ngomong apa, sedangkan silvia masih asik dengan bbya. Karena mereka terlalu lama berdiam-diaman mamahnya rio mendatangi mereka dengat memabawakan minum untuk silvia dan aisya.
"Kenapa pada diem? Nih mama bawakan minum buat aisya sama silvia, mama mau membereskan kamar rio dulu, pasti berantakan."
"Iyaa maa, terima kasih." Sahut aisya dengan senyuman.
Yang setelah mamahnya memasukin kamar rio, aisya membuka pembicaraan.
"Maksud sms kau itu apah io ? Kok aisya gasependapat dengan kau ? Kalo kau emang mau mengakhirinya, kenapa harus bawa-bawa aisya kau ?"
"Engga ada maksud" jawabnya rio dengan jutek tanpa memeperdulian perasaan aisya.
"Maksud lo apaan sih giniin temen gua terus-terusan hah ?" Tanya silvia dengan sedikit bentakan tapi pelan.
"Udahlah sil, ini urusan saya sama rio. Rio saya mau ngomong berdua sama kamu."
"Yaudah ke halaman belakang ajah"
"Iyaa"
Aisya dan rio menuju halaman belakang sesampainya mereka disanah tetap saja mereka berdiam diri tanpa ada yang membuka pembicaraan. Karena aisya sudah tidak lagi tahan dengan berdiamnya rio, balasannya aisya membuka pembicaraan.
"Kamu mau putus ?"
"Engga"
"Iya terus kenpa, maksud sms kau apa?"
"Aku gamau terus-terusan nyakitin kamu"
"Maksud kamu"
"Kamu gasadar sya, saya itu jarang ada waktu buat kamu, saya lebih sering sama temen-temen aku, saya gapernah ngajak kau ke rumah aku, saya jarang sekali ngajak kau jalan, saya sering ilang-ilangan, saya ini gabaik buat kamu, banyak yang gasuka sama saya karna kelakuan aku."
"Aku sadar :) bahkan sangat sadar io, itu yang membuat saya sangat teramat mencintai kamu, alasannya yakni kau beda sama yang lain :), mereka gasuka sama kau alasannya yakni mereka gatau bergotong-royong kamu, yang mereka tau kelakuan kau diluar, tapi mereka tidak tau kau di dalam hati kau menyerupai apa, begitupun aku. Aku tidak tau di hati kau menyerupai apa. Iya yang gasuka sama kau kan cowok-cowok sedangkan cewek-cewek ngejar-ngejar kau udah kaya apaan tau."
"Kamu terlalu baik sya."
"Tidak, saya gabaik, saya egois, saya sering marah-marah gajelas, iya saya gabaik. Tapi saya ingin menjadi lebih baik bersama kamu. Aku engga tau entah nanti saya mampu bersama sama kau yang terang mau saya sekrang saya mau kau tetep sama aku, saya mau kau berubah buat diri kau sendiri buat orang bau tanah kamu, buat masa depan kamu, setelah itu terserah kau mau bersama siapa nantinya." Tanpa banyak bicara rio memeluk aisya.
"Aku sayang kamu, saya mau sama kamu. Tapi saya gamungkin mampu sama kau sedangkan saya saja menyerupai ini masa depan saya gamungkin secerah masa depan kamu." aisya melepaskan pelukannya dan berkata.
"Aku tidak perduli masa depan mu menyerupai apa, masa depan saya menyerupai apa. Yang saya perdulikan dan yang saya mau kita jalani semuanya bareng-bareng, sesulit apaun itu jalannya kalau memang kita ditakdirkan untuk bersama kita akan terus bersama rio, tapi terserah kalau mau kau kita akhirin semuanya insyaallah saya ikhlas, saya akan coba dan saya harap kau mampu lebih bahagia dan berubah, satu lagi yang ingin saya tau, kau sering menghilang itu kemna, kenpa?."
"aku mau tetap jalanin semuanya sama kamu. Maaf kalo emang sms saya buat kau menyerupai ini. Aku ada, saya engga papa, hanya saja saya jarang dirumah, pulang ke rumah pun saya pagi, di rumah cuma makan, mandi, ganti baju pergi sama temen dan saya juga ga pegang hp"
"Ngapain ajah ? Kamu engga kasian sama mama kau yang sendirian di rumah? Kamu malah asik pergi sama temen-temen kamu? Susah ngasih tau kamu, udahlah saya cape. Kamu ninggalin saya balik lagi ke saya aku terima io tapi jangan mama kamu."
"Mama gaseniri ada sepupu saya ada kaka aku, cuma skrng mereka gada alasannya yakni kaka saya lagi kerja, sepupu saya mungkin lagi main."
"Aku mau pulang" aisya berjalan pergi meninggalakn rio dengan mata yang berkaca-kaca, dan rio tidak ada usaha buat mencegah nya ia hanya mengerutu didalam hatinya
"hati-hati dijalan, saya sayang kamu."
Aisya terus berjalan keluar rumah tanpa ia perdulikan silvia dan mamanya rio di ruang tamu, silvia heran dengan sikapnya balasannya ia berpamitan kepada mamanya rio dan menyusul aisya.
"Apa yang rio lakukan sama kamu?" Tanyanya silvia dengan sinis.
"Engga ada."
"Terus ia memutuskan kekerabatan kalian?"
"Engga".
"Terus kau mutusin dia?"
"Enggalah".
"Terus kenapa?"
"Rio gapernah berubah dan mungkin ia gabakal mampu berubah."
"Berubah soal apa?"
"Sifat dia. Yang engga pernah mampu berubah gabisa membisu di rumah, keluyuran sesuka hati dia."
"Astagfirullah kau malah mikirin itu? Terus bagaimana dengan perasaan kau hati kau yang terus-terusan disakitin sama dia."
"Hati saya terlajur hancur, dan saya yakin saya mampu mencintai ia dengan sisa penggalan hati ini."
"Sesayang itukah kau sama dia"
"Iya, saya tulus mencintai ia saya tak perduli sekeras apapun ia menyakiti aku, sebesar apapun usaha ia buat mengahancurkan pertahanan aku."
"Bego."
"Kamu belum pernah mencicipi cinta yang bergotong-royong sayang, jangan sotau deh, liat ajah nanti kalo udah ngerasain apa itu cinta bergotong-royong :)"
"Haha males banget dah ngurusin cinta-cinta, gada yang bener."
Aisya tersenyum kecil melihat kelakuan temannya itu.
"Yaudah lah pulang yuk " ajak silvia.
Saat mereka hingga di rumah aisya, aisya mengajak silvia untuk masuk.
"Sil masuk yuk, nginep ajah yah males nganterinnya hehe."
"Kebiasaan deh."
"Yah nginep yah yah."
"Iyah deh iyaa."
Malam mulai datang mereka berdua masuk kamar dan tidur alasannya yakni hari tadi cukup membuat mereka kelelahan.
***
Keesokan harinya menyerupai biasa aisya berdiri siang alasannya yakni hari itu hari libur, tetapi tidak dengan silvia yang sudah berdiri tapi masih saja di kawasan tidur sibuk dengan bbnya.
"Syaa, sill, berdiri udh siang" mamanya aisya sambil membuka pintu kamar aisya.
"Eh iyaa tante, ini aisya nih belum bangun, kebo banget ia mah kalo tidur"
"Iyaa emang kaya gitu tuh sil temen kamu, kalo libur gapernah mampu berdiri pagi"
"Apaan sih maaa, org masi pagi juga" aisya yang terbangun alasannya yakni pembicaraan silvia dengan mamanya.
"Engga sayang, sya mama punya kejutan buat kamu"
"Apaaa maaa..."
"Ayo mandi dulu dandan yang mengagumkan dan rapih ya nak, kau juga sil" mamanya aisya meninggalkan kamar aisya.
Karena aisya dan silvia penasaran mereka berdua bukannya mandi mereka malah berlali menuju ruang tamu, dan sesampainya mereka disana mereka dikagetkan dengan eksistensi rio dan keluarganya yang ada di ruang tamu rumah aisya.
"Sil tolong bilang ini gak mimpi kan?"
"Kayanya sih mimpi syaa"
"Ah serius sil-_-"
"Haha engga syaa ini ga mimpi, tuh liat rio udah nungguin kau tuh."
Aisya pun mendekati orang tuanya.
"Kamu mama suru mandi malah eksklusif kesini, bandelnya"
"Lagian mama bikin penasaran sih hehe, oya io ada apa kesini rame-rame gini pagi-pagi?" Saat mendengar pertanyaan aisya rio hanya tersenyum dan mamanya rio yang menjawabnya.
"Mama datang kesini untuk meminta izin ke orang bau tanah kau untuk menyebabkan kau pendamping buat rio"
Aisya hanya tersenyum malu, dan disinilah selesai usaha pengorbanan aisya untuk mempertahankan cintanya dengan rio.
#selesai :)
Profil Penulis:
Saya sekolah di SMK Farmasi Bhakti Kencana Bogor, kelas 3 jurusan Keperawatan, umur saya 17thn.
Facebook : Aisyah SA
Twitter : @aisyah_kenneth
Pin : 2AC0B1FE
Alamat : Cariu, Bogor, indonesia