MY BEST
Karya Thalita Zulaika
Part I
'SREK' pintu kelas ku buka perlahan biar tidak mengakibatkan suara,tapi sekeras apa pun saya berusaha tetap saja masih mengakibatkan bunyi walaupun tidak keras.seisi kelas eksklusif menatap ke arah pintu.aku hanya melempar senyum kearah mereka dan melenggang masuk menuju daerah duduk ku.
"Pagi reza" kataku sambil tersenyum tipis.
"Pagi tiara" balasnya dengan senyum sumringah.
Aku eksklusif duduk di samping nya dan melempar pandang ke arah luar,menatap lurus ke arah langit biru yang di hiasi sedikit awan putih.aku seakan terbuai oleh cantik nya siang itu.aku sedikit melirik ke arah samping melihat sahabat atau yang sekarang mampu saya sebut dengan sebutan kekasih.semejak 6 bulan lalu kami resmi menjadi sepasang kekasih.tak kusangka seorang pangeran sekolah ingin menjadi kekasih orang yang dinggin sepertiku.tak ayal banyak siswi yang rata-rata fans girl nya reza membenci ku.sudut bibir ku sedikit tertarik ke atas sehingga membentuk sebuah senyuman.
"Err..tiara?" Kalimat itu seakan membuyarkan lamunan ku.tersadar bahwa pandanganku telah berpaling ke arah reza,reza memperhatikan ku wajah kami sangat akrab terlihat sedikit rona merah di kedua pipi reza.wajah ku terasa panas,aku mencicipi aliran darah ku berkumpul di wajah ku hingga mebimbulkan warna merah di wajah ku.refleks saya memundurkan kepala ku sehingga membentur dinding di belakang ku.
"Aduh..!".kataku sedikit berteriak sehingga seisi kelas eksklusif menatap ku.
"Kamu gak apa-apa" kata reza sedikit khawatir.aku hanya tersenyum sebagai tanggapan 'iya' dari ku
'TENG-TENG-TENG' semua siswa berhamburan dari kelas karna ingin segera hingga ke rumah..sejak jam istirahat dimulai,reza di panggil teman-teman nya untuk latihan basket.aku masih duduk dibangku membereskan buku yang berserak di meja ku dan memasukkan nya ke dalam tas.aku berjalan pelan biar tidak mengakibatkan suara.dari kejauhan saya melihat kerumunan siswi yang berteriak-teriak menyemangati reza hingga terdengar dari daerah ku berdiri sekarang.aku terus berjalan pelan hingga hingga di akrab kerumunan siswi itu.salah satu dari mereka eksklusif melihat ku dan berbisik kepada sahabat nya yang ada di barisan depan.semua siswi yang ada di sana refleks melihat ke arah ku.
"Oh..si flat face!" Kata salah satu dari mereka.seperti nya ia ialah ketua nya.
Aku berhenti tepat di hadapan mereka,hanya melirik dengan ekor mata ku.
"Kenapa pulang sendirian? Tidak ada yang mengantarmu pulang? kau kan pacar reza! Dia? kemana? Oh..iya ia lebih mementingkan basket dari pada kau!!" Kata nya dengan nada mengejek dan sedikit membentak.Kata-Kata nya eksklusif menusuk ke dalam jantung ku.terasa oksigen di paru-paru ku meningkat tajam dan mengakibatkan sedikit rasa sesak.tapi saya berusaha mempertahankan wajah datar saya dan membalasnya.
"Itu bukan urusan mu" kataku pelan bahkan mampu di bilang menyerupai mendesis.mata nya terbelalak mendengar kata-Kata ku,tangan nya terkepal kuat sebelah tangan nya terangkat menyerupai ingin menampar ku.aku hanya membisu memperhatikan,'pasti akan sakit' kataku dalam hati.
"Enyah saja kau" katanya sambil mengayunkan tangan nya.sebelum tangan nya mendarat mulus di pipi ku,sebuah tangan menghentikan nya.semua refleks melihat kearah samping dan mendapati reza yang tampak terengah-engah,dengan nafas yang dibuang secara kasar.melempar tangan seorang siswi tadi sambil berkata
"Jangan pernah menyentuh tiara.atau kalian kan tau akibatnya" manik biru reza berkilat tajam.wanita tadi sedikit tersentak dan iya eksklusif pergi. ketika tepat di depan ku ia berkata.
"Nama ku gadis.ini gres permulaan tuan putri" tergambar sebuah seringai di wajah nya.aku mencerna setiap kata yang di kata kan nya.tapi otak pintarku tidak mampu menerima tanggapan nya.
"Ayo pulang sayang" katanya menarik lembut tanganku.aku hanya mengikutinya.pikiran ku masih mencerna perkataan wanita yang berjulukan gadis tadi.gelengan kecil membuyarkan semua pikiran ku.melihat kearah depan,ternyata kami telah hingga di parkiran,menuju sebuah kendaraan beroda empat sport warna hitam.reza membukakan pintu.tampa berbicara saya segera masuk kedalam mobil.reza segera menutup pintu dan berlari kecil ke arah kemudi.tak banyak yang kami bicarakan di dalam kendaraan beroda empat hanya sedikit hal-hal penting.
Semenjak saya sekolah di SMA saya tinggal di sebuah apartement mewah.sesampainya di kamar,langsung saja ku hempaskan tubuh ramping ku ke atas kasur king size miliku.mataku tertutup menyembunyikan manik kelam miliku,terhanyut di dalam pikiran ku ketika ini.manik kembar miliku kembali terbuka.menyapu pandang ke seluruh kamar.
"Huft.." ku buang nafas ku berangasan dan berlalu ke kamar mandi membersihkan tubuh ku dari keringat yang membuat tubuh ku lengket.
Seminggu setelah kejadian itu,tak terjadi apa-apa padaku.aku mulai menganggap itu hanyalah sebuah gertakan saja.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi buk"
"Ibu akan memperkenalkan murid baru.silahkan masuk rian."
Yang di panggil masuk dengan kalem nya.dia berdiri tepat di samping guru tadi.
"Nah..perkenalkan dirimu" guru tadi sambil tersenyum ramah.
"Aku rian hawari.pindahan dari SMA 3,senang berkenalan dengan kalian" katanya dingin.
Bisik bisik pun mulai terdengar di kelas menyerupai 'dia ganteng sekali' 'aku menyukai nya' 'sombong sekali' dan sebagainya.mata nya tertuju padaku manik hitam yang hampir menyerupai dengan ku memandang lekat seakan tak mau beranjak dari ku.merasa risih ku buang pandanganku ke luar jendela.
"Tenang semua.silahkan duduk di sana" sambil menunjuk kursi di belakang ku.sebuah tangan menepuk pundak ku membuatku berbalik melihat si pemilik tangan.
"Rian hawari" katanya
"tiara oktaviana" kataku tersenyum canggung.lama kami berjabat tangan hingga seseorang berdehem.
"Ekhm..aku afrian reza.pacar tiara" alis ku bertaut heran.tangan reza kini merebut tangan rian untuk. bersalaman.terlihat sedikit keterkejutan di mata rian.tapi ia membalas perkataan rian dengan sebuah seringai.
"Rian hawari.senang berkenalan dengan anda"
Semenjak hari itu reza sedikit bertingkah aneh.di depan rian ia selalu bertingkah manja dan membuat suasana menjadi lebih romantis.
Hari ini jam pelajaran terakhir kosong,aku dan reza memilih ke taman belakang karna di kelas keadaan sedikit ricuh.sebelum ke taman belakang sekolah kami memilih untuk ke kantin untuk membeli jus dan minuman kaleng.tiba-tiba reza merangkul pundak ku karana melihat rian berada di kantin.reza tersenyum angkuh,kami berdua berlalu dari hadapan rian.rian hanya mengepalkan tangan nya.dalam hatiaku bertanya 'ada apa dengan mereka berdua?'
"Kamu pesan apa sayang?"
"Um...jus apel aja sayang.kamu apa sayang?"
"Aku....minuman kaleng aja sayang"katanya sambil mengambil minuman kaleng di freezer.
"Udah nih."
Reza mengangguk dan mengandeng tangan ku menuju taman belakang.di taman belakang kami bercanda dan tertawa lepas.aku mencicipi ada yang mengintip kami berdua.tapi segera kutepis alasannya saya sangat bahagia hari ini.
My Best Karya Thalita Zulaika |
Part II
'TENG-TENG-TENG' bunyi bel pulang sekolah membahana seantero sekolah.kami masih berada di taman belakang.
"Aku ingin ke kamar mandi dulu" kataku
"Baiklah,biar saya yang mengambil tas ke dalam kelas."
"Okey,tapi bawa tas ku hati-hati ya.isinya barang berharga semua" kataku sambil beranjak pergi ke kamar mandi.hari ini saya berniat mengembalikan kamera reza ang tertinggal di apartement ku waktu itu.
kamar mandi berada di ujung sekolah sehingga jarang sekali di lewati oleh siswa atau siswi.sebenarnya saya juga malas ke kamar mandi ini,tapi karna mendesak ya..terpaksa harus saya lakukan.saat saya keluar dari kamar mandi saya melihat seseorang,aku menerka itu reza tapi semakin saya mendekat semakin terperinci bahwa itu ialah rian.aku sedikit kaget melihat wajah nya yang tampak sedih.
"Rian? Kamu kenapa"
"Kamu akad gak bakalan ninggalin saya ya" saya sedikit kaget mendengar pernyataan nya.
"Apa mak.." belum selesai saya berbicara tubuh ku di tarik kedalam perlukan rian.aku terlonjak busuk alkohol eksklusif menusuk ke indra penciuman ku.aku kaget panik bukan kepalang saya meronta tapi tidak kuat sedikit pun.mata ku mulai berkaca-kaca pikiran negatif mulai menyelimuti hatiku.'BUGH' satu pukulan telak membuat rian terpelanting beberapa meter.aku melihat ke samping.melihat reza dengan nafas memburu.
"Kau!" Katanya menunjuk kearah ku sambil berlalu pergi.aku mengejar nya.
"Aku mampu jelaskan"
"Aku mengerti!!"
"Tolong dengar penjelasan ku dulu" ia berhenti dan berbalik
"Maka dari itu saya bilang mengerti!!" Aku tak pernah melihat nya semarah ini.langkah ku terhenti melihat punggung yang semakin lama semakin menjauh.air mata ku menerobos keluar dengan sendiri nya saya tertunduk melihat ujung sepatu ku.
"Hiks..aku mampu jelaskan re.." pekataan ku terpotong seseorang sudah menarik ku atap sekolah.seseorang mendorongku berangasan hingga saya terduduk dan mengakibatkan bunyi yang sedikit keras.
"Aduh.." saya mendongkak melihat beberapa siswi yang memmasang seringai di wajah nya.'mengerikan' kata ku dalam hati.
"Hai..tuan putri akhirnya kita bertemu lagi" saya melihat ke arah samping dan melihat seorang wanita yang mengancamku waktu itu.'gadis' kataku dalam hati.dia menarik dagu ku,memaksaku untuk memperhatikan mata coklat milik nya.
"Baiklah tuan putri.aku akan menjelaskan kenapa kau di bawa kesini.pertama ialah karna kau berani merebut reza dari pelukan ku.yang kedua kau membuat reza membentak ku,dan yang ke tiga wajah datar milik mu"
"Sejak kapan reza berada di pelukan mu? Kurasa tidak pernah" kataku dingin.mata nya terbelalak sempurna.dia mencengkeram dagu ku lebih kuat sambil berteriak kepada teman-temannya
"Ikat dia!!" Mata ku membulat tepat melihat beberapa orang membawa tali.tangan dan kaki ku telah mereka ikat.sekuat apa saya memberontak tetap saja saya kalah jumlah dengan mereka.'BYURR' seember air disiram kearah ku.aku terkejut melihat apa yang mereka lakukan.
"Ekspresi yang jarang kau tunjukkan tuan putri.aku sangat senang melihat nya" kata nya sambil tersenyum penuh arti.
"Apa yang kau inginkan hah?" Emosi ku tak dapat lagi ku kontrol.bahu ku naik turun sebisa mungkin menahan emosiku.
"Tak ada.hanya ingin menawarkan sebuah pelajaran tang tidak akan pernah kau lupakan." Tangan nya merogoh kantong rok nya.mengeluarkan sebuah benda bewarna putih mengkilap.'gunting?'.gadis mendekat ke arah ku dan mengoles kan gunting secara pelan ke arah pipi ku.
"Kami akan sedikit bersenang senang" katanya mengundang tawa rekan rekan nya.dengan cepat gadis menggunting asal seragam sekolah ku.
"Jangan!!" Kata ku berteriak mata ku mulai berkaca kaca.
"Kumohon jangan" kini air mata ku mulai mengalir mengundang tertawaan puas dari mereka.seragam sekolah ku kini compang camping karna perbuatan mereka.
"Reza tolong aku" kataku pelan.gadis berdiri dan berkata.
"Reza tidak akan menolong mu.dia sudah pergi meninggalkan mu.kau lupa ketika reza membentak mu di kamar mandi.dasar tak tau diri!" Oksigen di paru paru ku full secara tiba tiba saya menunduk air mataku jatuh semakin deras.
"Bawa ia ke gudang" kata gadis memerintah.teman temannya menarik ku sebelumnya melepas tali yang mengikat kaki dan tangan ku.
Badan ku di dorong kuat hingga menabrak barang di belakang ku.dari luar terdengar bunyi pintu di kunci.aku kalang kabut hari mulai malam.menggedor gedor pintu berharap seseorang mendengarnya.otak pintarku mulai memikirkan siapa yang datang sekolah di malam hari menyerupai ini.besok juga hari minggu,aku tak yakin ada seseorang yang akan datang ke sekolah.pasti mereka lebih memilih untuk membisu di rumah.
Aku ketakutan ketika ini.gudang ini sangat gelap sehingga sulit untuk melihat.aku memeluk kaki ku kuat.
"Reza.." kataku lemah.aku tak pernah menangis hingga menyerupai ini. Aku merogoh kantung rok ku mencari sesuatu.smartphone ku,sepertinya terjatuh ketika saya di paksa berdiri tadi.
"Siapa pun tolong aku" kataku pelan
Badan ku mulai menggigil mencicipi angin masuk melalui celah celah kecil di gudang ini,terlebih lagi seragam ku ketika ini sangat tidak layak untuk digunakan.basah dan juga robek.tangan ku makin kuat memeluk kaki ku.rasa hambar ini membuat pikiran ku buntu.bau debu dan gelap membuatku ketakutan sangat ketakutan.
"hiks..TOLONG AKU!!" Kataku berteriak sekuat tenaga.berharap seseorang mendengarnya.
'Ceklek..ceklek" kenop pintu bergerak naik turun.
"Ada orang di dalam" seseorang di luar mulai buka suara.
"Iya.kumohon tolong aku" kataku lemah sangat lemah.
"Tiara?" Mataku Terbelalak mendengar nya.itu reza itu bunyi reza.apakah saya sedang berhalusinasi.rasanya ingin sekali saya membalas ucapan reza tapi seketika bibir ku terasa terkunci rapat.hanya terdengar bunyi sesegukan efek dari saya menangis tadi.
"Jawab aku!!menjauh dari pintu!"
'Buag-bugh-brak' pintu gudang terbuka dengan kasarnya.aku melihat reza berdiri di depan pintu.aku berdiri berlari kecil bermaksud ingin memeluknya tapi ketika jarak kami kurang dari setengah meter lagi.aku melihat wahah reza datar sangat datar,mata biru langit nya berkilat tajam dan saya sontak berhenti.tak berani menatap wajah nya.aku tertunduk melihat ujung sepatu ku.air mata jatuh dengan sendirinya.wajah reza menyerupai mirip wajah gadis ketika melempar ku ke dalam gudang.aku teringat perkataan gadis "Reza tidak akan menolong mu.dia sudah pergi meninggalkan mu.kau lupa ketika reza membentak mu di kamar mandi.dasar tak tau diri!",sakit saya mencengkeram dada ku kuat.tak mampu mengontrol oksigen di paru-paru ku yang meningkat tajam.aku juga mengingat sesuatu kamera kesayangan reza.apakah dia.juga akan marah kalau itu rusak,aku makin takut.'aku harus mengambilnya' .kamera nya di dalam tas ku.tadi siang waktu di kamar mandi reza membawa tas ku dan melempar kan nya.mata ku terbelalak 'kumohon dewa kamera itu jangan hilang atau rusak.'
"Terimakasih,aku permisi" saya berlari sekuat tenaga ke kamar mandi sekolah.keadaan sangat gelap bahkan sesekali saya salah jalan.
"Kumohon jangan hilang" kataku pelan sambil berlari.itu dia,aku mampu melihat tas ku warnanya cerah dan ada lampu remang-remang di atasnya makannya saya mampu melihatnya.ku tambah kecepatan lari ku biar lebih cepat sampai.kuambil tas ku pelan pelan ku buka retsleting tas ku dan melihat sebuah kamera.
"Untunglah masih ada" kuambil kamera itu dari dalam tas ku dan melihat lihat kamera itu
"Tidak!! Lensa nya! Lensa nya pecah!!
"Bagaimana ini"
"Reza pasti akan marah" pundak ku bergetar andal air mataku jatuh dengan deras nya.
"Apa yang akan reza lakukan kepada ku?"
"Dia pasti akan marah besar"
"Tuhaan tolong aku" saya menangis meraung raung.aku tak pernah menjadi orang selemah ini,secengeng ini,dan tak pernah setakut ini.aku tak pernah menangis di depan orang orang tapi tadi saya menangis di depan gadis dan sahabat teman nya.aku memaki diriku yang sekarang.biasanya otak pintarku mampu menerima jalan keluar yang tepat.Tapi hari ini rasanya otak ku buntu oleh yang namanya ketakutan.
Seseorang menepuk pundak ku memakasa ku untuk melihat ke arah belakang.aku menoleh takut-takut.saat saya berbalik saya mendapati reza tengah berdiri dan sebelah tangan nya memegang pundak ku.
"Maaf reza.aku saya gak bermaksud buat kamera kesayangan ka-kamu rusak.um..ak-aku saya akad nanti saya ganti sama yang baru.ta-tapi kau jangan marah ya." Kataku terbata.reza hanya membisu memperhatikan ku.aku eksklusif membungkuk kan badan.
"T-t-tolong maafkan aku."
"Berdiri"
"Tidak,sebelum kau memaaf kan ku."
"Ck..iya cepat bangun."
"Aku tidak mau hiks..ka-kamu pasti marah kan.s-soalnya itu kamera yang paling kau sayang."
Tak ada tanggapan dari reza.sampai sepasang tangan menarik ku ke dalam pelukan nya.aku terdiam,hangat sekali rasanya.tapi saya masih saja terisak dan sedikit memberontak.
"Dengar baik-baik tiara.kamera itu tak ada apa apa di banding besar rasa sayang ku sama kau tiara.aku tak peduli kalau kamera itu rusak hancur atau bagai manapun.kenapa kau begitu bodoh...?.kau tak melihat kondisimu ketika ini.mulai sekarang berhenti mengkhawatirkan hal hal yang tidak penting"
Dia melepaskan pelukan nya.aku masih termangu melihat kebawah.hingga sebuah tangan mengangkat kepalaku memaksaku memperhatikan manik biru milik reza,membuat suasana hati ku yang tadinya kelam mendadak menjadi cerah.
"Aku mencintaimu"
CUP sebuah kecupan sayang mendarat mulus di kening ku terbelalak saya masih mematung memperhatikan wajah reza yang di hiasi rona merah di wajah nya.kurasa ketika ini wajah ku sudah sangat merah karna perlakuan reza yang kelewat romantis.
"Kamu tak mau membalasnya?" Aku terlonjak kaget seakan gres terbangun dari sebuah mimpi indah.aku berlari kecil ke arah reza dan memeluknya
"Aku juga mencintaimu"
Profil Penulis:
Nama : thalita zulaika
TTL : takengon,12 sept 1999.
Umur : 16
Alamat : takengon,aceh tengah
Fb : thaliita zulaiika