LOVE VS VIRUS
Karya Aan Sopian Anwar
Keributan tengah terjadi disebuah rumah. Antara Karina dan kakaknya yang berjulukan Dendi. Tat kala Karina tertangkap tangan mencuri uang orang tuannya diam-diam. Karina ibarat telah siap kabur dari rumah.
"Karina, taro tas lo masukin baju-baju lo lagi ke lemari dan sini, balikin uang bapak sekarang juga. Bapak sebentar lagi pulang dari kantor Karina." hardik Dendi menyaksikan sikap Karina yang sepertinya sama sekali tak memperdulikannya. Karina terus berkemas dengan satu tasnya. Memasuk-masukan segala macam keperluan pribadinya. Dendi bergetar tak tahan emosi. Karina selesai berkemas dan kemudian bergegas melewati Dendi penuh amarah dan pergi membuka pintu gerbang rumah. "kalo lo sayang sama gw. Jangan pernah bilang duduk perkara ini sama bapak." ungkap Karina dalam langkah perginya menggendong tas besar. "gw cuman gak habis pikir, cuman gara-gara cowok begitu lo jadi kayak gini." teriak Dendi memaki. Mendengar perkataan itu Karina terhentak menghentikan langkahnya. Menatap kecewa Dendi. Dendi terdiam. Lantas Karina melanjutkan langkahnya lagi.
SESAMPAINYA DITEMPAT TUJUAN..
Karina berhenti didepan sebuah rumah. Yang pada waktu itu tengah diwarnai suara-suara teriakan bentakan dari seorang paman berjulukan Tomi terhadap seorang cowok yang sengaja dikurungnya didalam sebuah kamar.
"Sudah numpang makan dari kecil, nyusahin, sekarang malah penyakitan lagi.!!" teriakan keras dari verbal paman Tomi itu terdengar. "tipes, tipes, jikalau kemarin tidak saya bawa lo kedokter. Mana tau hingga sekarang kalo lo itu mengidap penyakir najis itu. Sial." hentakan kata lagi dari paman Tomi, selalu hampir setiap hari memarahi.
Mendengar situasi panas tersebut disana. Tanpa berpikir panjang lagi Karina eksklusif menerobos masuk kedalam rumah dan segera menghampiri paman Tomi penuh kebencian.
"Sudah hentikan." teriak Karina menghadang tersengal-sengal. Paman Tomi terkejut akan kedatangan Karina yang tiba-tiba hadir begitu saja, Karina bangun menatapnya murka.
"Apa-apa'an ini?!" ungkap paman Tomi terherankan.
"Kalau paman tak bersedia lagi akan kehadiran ia dirumah ini. Paman hening aja. Masih ada saya pacarnya. Yang akan membawa ia pergi dan merawatnya, selamanya. Makara paman tak perlu marah-marah lagi kepada siapapun setiap hari. Terutama kepada mereka almarhum kedua orang tuanya yang telah mempercayai paman atas hidup dia." Karina menatap Paman Tomi tajam. Setelah puas berkata. Karina memasuki sebuah kamar itu. Dan segera menemui pacarnya itu didalam. Paman Tomi terdiam tak berkata apa-apa lagi. Terlihat didalam sana, ada seorang Pria muda berjulukan Vido terduduk lusuh dilantai bersandar kedinding tembok. Untuk sujenak Karina terdiam sendu bangun memandangnya seraya cepat meneteskan air mata. Segera Karina mengusap air matanya lagi dan berlari memeluk haru Vido. Karina kembali menangis.
"Udah jangan nangis ah. Aku baik-baik aja kok" ungap Vido dalam katanya. Karina terus semakin erat memeluknya. "kamu ikut saya ya beb. Kita pergi. Aku udah siapin semuanya." ungkap Karina dengan isak tangisnya. Vido hanya terdiam tak lagi menjawabnya.. Vido termenung pasrah.
Love Vs Virus Karya Aan Sopian Anwar |
KALA ITU..
Rumah itu ibarat rumah hantu yang sudah usang Adanya ditengah hutan kecil, agak jauh dari perkotaan. Besar dan luas namun sudah lama tek terpakai. Berdebu dan sedikit lumut.
Karina dan Vido ada hadir didalamnya. Berjalan perpegangan tangan melihati seisi ruangan rumah besar tersebut.
"Ini rumah ibuku. sebelum meninngal ibuku berpesan semoga kelak saya mengurus rumah ini. Rumah yang tanpa bapak dan kakakku tau. Ibuku khusus membelikannya untuku." ungkap Karina semangat. "terus ibu kau dongeng apa lagi?" tanya Vido kemudian keduanya memasuki satu kamar besar dilantai atas. Duduk berdua dilantai membuang lelah. "ibuku bilang, suatu ketika saya pasti membutuhkan rumah ini untuk tinggal bersama orang yang saya cintai." ungkap Karina menatap dekat Vido. Vido tersenyum keduanyapun berpeluk bahagia. Vido kehausan. Ia mengeluarkan sebotol air mineral dalam saku jacketnya lalu meminumnya. Sesaat kemudian Karina mengambil alih botol itu lantas segera meminumnya juga. "hey sayank tunggu." hentak Vido segera merebut kembali botol air itu namun tak berhasil. "kenapa?!" tukas Karina berhasil mempertahankan botol air tersebut ditangannya. Karina tersenyum lembut kepada Vido dan lalu meminum lagi air dalam botol itu tampa ragu.
Saat itu Vido menatap Karina penuh cinta dan kekhawatiran. Dimana Karina telah meminum air minum ketika itu dengan sembarangan.
"Karina, kau tau 'kan dengan kau habis meminum air bekas saya itu. Kamu bakal terkena dampak dari virus yang ada dibekas verbal saya itu Karina." ungkap sendu Vido dalam katanya. Karina ketika itu hanya tersenyum mendengar perkataan itu. Karina membenarkan posisi duduknya dan bergegas memeluk Vido dengan lembut. Karina menghela nafas. "dengar Vido. Hati saya sama hati kau itu udah menyatu semenjak dulu. Makara percuma kau kalo hanya membatasi sakit hanya untuk kau sendiri. Itu sama aja kau memutuskan kembali satunya kita. Kamu lupa?! saya itu hidup kau dan kau itu hidup aku. Sedihnya kamu, senangnya kamu, susahnya kamu, bahagianya kamu, menderitanya kamu. Itu juga semuanya milik aku. Karena Cinta adalah. Aku dan kamu." ungkap Karina tersenyum memeluk. Seketika Vido tertegun mendengar perkataan Karina tersebut. Vido semakin besar hati terhadap Karina. Vido membelai lembut rambut Karina. Dan jadinya keduanyapun perlahan berpagut dan berciuman. Layaknya sepasang kekasih yang infinit selamanya.
DUA TAHUN KEMUDIAN..
Sudah semenjak dua tahun itu Karina pergi meninggalkan keluarganya. Sudah semenjak dua tahun itu Karina bekerja sebagai pelayan rumah makan dipinggiran perkotaan. Dan sudah semenjak dua tahun itu pula Karina tinggal bersama Vido dirumah usang yang kini sudah terlihat cerah itu.
NAMUN. Kata cerah itu hanya berlaku untuk rumah besar itu saja. Kata cerah tak berlaku bagi seorang cowok berjulukan Vido. Vido semakin hari semakin memburuk keadaannya. Karinapun nampak tak berdaya merawat Vido melawan penyakit mematikannya tersebut. Karina yang setiap hari pulang pergi keperkotaan untuk membelikan obat penenang rasa sakit yang diderita Vido ketika itu hanya menangis tersedu-sedu. Berdiri menyaksika kekasihnya jatuh dari daerah tidur terbatuk-batuk merasakin sakit dengan tubuhnya yang kini sudah terlihat kecil mengurus. "ini harus dirawat dirumah sakit terbaik." gumam Karina dalam hati. Karina terus berlinang air mata tak tega menyaksikan keadaan itu. Vido merangkak seorang diri mencari-cari segelas air minum diatas meja dikamarnya itu.
Dengan perasaan tak kuasa lantas Karina mengusap air matanya sendiri dan segera mengambilkan air minum dalam gelas diatas meja itu.
Vido nampak tak berdaya dalam pelukan Karina.
PADA SUATU MALAM.
Sudah hampir dua jam lebih Karina menghabiskan waktunya dengan hanya termangu seorang diri duduk dikursi halaman depan rumah ditengah hutan itu. Ia ibarat tengahbbergelut dengan sujuta pikiran yang ada didalam kepalanya.
PAGI TELAH TIBA
"Karina.. Karina.. Sayank.. Kamu dimana.." Vido terlihat jatuh tersungkur mencari-cari Karina yang mendadak menghilang sedari pagi menjelang. Karina pergi tak ibarat biasanya. Tanpa terlebih dahulu berpamitan.
DISEBUAH RUMAH DIDALAM KOTA.
Sedang ada perdebatan sengit antara Karina dan Paman Tomi dirumah paman Tomi. Ternyata tanpa sepengetahuan Vido. Karina pergi menemui paman Tomi.
"Plaaakk!!" Karina terjatuh kelantai. Paman Tomi dengan keras menampar pipi Karina. "lancang sekali kau berbicara ibarat itu padaku!!" hardik paman Tomi membludak.. "yah. Paman memang tak tau diri. Sudah menempati rumah orang renta Vido ini dengan sesuka paman. Paman malah menelantarkan Vido." Ungkap Karina semakin menjadi. Paman Vino semakin marah. Ia menyerat Karina dan melempar Karina keluar rumah. Karina menjerit terjatuh. Karina menangis dalam perasaan penuh pengharapan. "pergi lo dari sini. Dan jangan kembali lagi." hardik paman Tomi mengakhiri. Ia kembali masuk kedalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat.
BERTUMPU PADA ASA TERAKHIR. KARINA KINI SUDAH SAMPAI DIDEPAN RUMAHNYA. Menatap bisu kedepan. Diam begitu lama. NAMUN. SEMUA. SIA-SIA...
Sudah dua hari ini Karina dikamar rumahnya. Disekap oleh Dendi dan bapaknya. DAN.. Vidopun jadinya tewas disana. HAIV AIDS
TAMAT.
Profil Penulis:
aan sopian anwar
085775383162
jakarta
fb: aan sopian anwar
twtr: @AanSopian9170
email: aan.sopian9170@gmail.com