Khayalanku Karya Karl

KHAYALANKU
Karya Karl

“Duh, kenapa sih musti latihan kaya gini setiap minggu! Aku kan juga perlu refresh-ing!”

Jadwal setiap hari mingguku ya gini, pergi latihan musik dan paduan suara. Aku pernah ngeluh kok, contohnya sekarang tapi apa boleh buat meski kutolak teman-temanku pasti akan mencari kemana pun saya berusaha kabur. Pernah suatu ketika ada latihan paduan bunyi dadakan, meski sudah kuberitahukan kalo saya ada rapat di sekolah dan saya tidak dapat mengikuti latihan paduan bunyi itu, tanpa kuketahui teman-teman paduan suaraku telah berada di depan sekolahku, menungguku di dalam mobil. Apa coba motivasi mereka ngelakuin itu?

Makara hari ini itu ada latihan rutinan paduan suara, ibarat biasa saya berusaha untuk santai meski kepribadianku tak sekalem itu. Aku duduk di bab pertama bunyi alto, yang artinya saya bunyi dua dalam paduan suara. Kulihat sekitarku, di belakangku persis disana ada beberapa orang yang ku kenal dan pastinya mereka yang di belakang bunyi alto itu bunyi tenor , lalu ku alihkan pandanganku pada partitur lagu di tanganku, kunyanyikan dengan sangat lembut biar tidak mengganggu yang ada di sekitarku.

“Kak Blue, kakak mampu baca not ini ngga?” tanya seorang cewek imut dan sedikit chubby di sebelahku, kelihatannya beliau anak manja, hanya dengan melihat dari semua barang bawaannya yang sebanyak itu, 2 botol minum Tupperware, 5 bungkus permen tenggorokan, lipstick, bedak, 3 bungkus tissue, laptop dan 2 tab merk terkenal. Hey, lo mau jualan?
“Gampang kok, ini itu nadanya agak di sentak soalnya not berada bareng bendera satu setelah titik dan bunyinya itu setengah ketuk hentakan.” Ucapku menjelaskan kepadanya.
“Bisa tolong dinyanyiin ngga kak? Aku masih belum sepenuhnya ngerti.” Nyanyi? Oke. Kunyanyikan lagu tersebut masih tetap dengan bunyi yang lembut.
“Tuh kan bunyi kakak memang ngga diraguin lagi, kakak yang waktu itu juara 1 solis tingkat nasional kan?”
“Salah orang kali..” lalu saya tak menggubrisnya, ya lagian beliau malah jadi ngepoin aku.

Tak lama kemudian pelatih kami datang. Pertemuan kali ini kami akan memilih seorang dirigen dari laki-laki. DAN YANG KEPILIH DIA? Yoalw yaitu sosok laki-laki yang dewasa, saya suka kepribadiannya, beliau bukan pendiam melainkan memperhatikan, pernah jadi solis tenor beberapa kali dan kuakui suaranya bagus. Dan sekarang beliau beralih tugas menjadi dirigen paduan bunyi kami? Aku ngga mampu bayangin mampu ngeliat beliau di depanku. Ahaha PD banget!

“Oke next song guys, kita pelajari lagu selanjutnya! Dan lagu ini ada solis altonya, siapa yang siap jadi solis nih? Relawan atau dipilih?” Ucap pelatih kepada kami yang bersuara alto.
“Kak Mikael Blue aja Om!”, seolah tanpa bersalah cewek disampingku menyebut namaku dengan sangat lantang. 
“Yak Blue! Siap ngga siap temenmu udah milih kamu..” NJIR APA-APAAN INI?
“Tapi om, saya belum berguru lagunya..”
“Ini mau om ajarin.. semua oke kan kalo Blue yang jadi solisnya?” tanpa ba-bi-bu semua menyatakan sah kalo saya yang jadi solisnya.

Hanya hingga waktu 15 menit paduan bunyi kami telah menguasai lagu gres itu. Bisa dibilang keren kan.....

“Yuk selanjutnya dicoba sama dirigennya ya..” BENTAR! INI BERARTI.....
“Blue kau sebagai solis harus di depan penerima paduan bunyi yang lain, jadi nanti kau di tengah-tengah depan Yoalw ya...” AKU BERHADAPAN LANGSUNG DI DEPAN YOALW?...JLEB! saya mengaga lebar. “Kenapa Blue? Ada yang salah?” tanya om Heri. “Oh engga apa-apa om..” jutaan nyamuk berasa masuk verbal bruuuuuuh...

Tanganku gemetar, ah bukan! Tapi seluruh tubuhku gemetar, pengen semaput tapi takut ngerepotin,  duh perut juga mules abis. Makara gini ya, rasanya gerogi setengah idup di depan orang yang di kagumi –ciihh.. oh God mata kita papasan terus yampun! Gila jantung gw lari-lari nih!

“Bisa kita mulai sekarang?” Ucap om Heri. “BISAAA..”,ucap anak-anak.
“Gimana? Blue siap? Dan buat Yoalw, dirigen harus fokus sama solisnya ya! Makara kalian disini harus saling berafiliasi untuk menghubungkan perasaan antara dirigen dan penyanyi biar nyanyian kalian mencapai pada si pendengar!”

Khayalanku Karya Karl

BEKERJASAMA MENGHUBUNGKAN PERASAAN? Duh kalian mampu bayangin saya mikir kata-kata itu hingga nahan nafas 10 detik. Akhirnya paduan bunyi kami dimulai. Dari awal mataku tak pernah kualihkan dari pandangan mata Yoalw, beliau menatapku sambil tersenyum. Aku resah harus membalas senyumannya atau tidak yang terang mukaku sudah tak tahan lagi untuk tidak memerah.

“Om ijin ke kamar mandi!” ucapku. Kulangkahkan kaki ini setengah berlari menuju kamar mandi. Aku tak kuasa melihat wajah nahan maluku di beling westafel. Perasaanku campur aduk, tapi hey perasaan apa ini??? Oke, Yoalw yaitu kenalanku di team paduan bunyi ini dan di lain tempat kami juga sering bertemu contohnya di Konser Solis dan event nyanyi lainnya, saya mengaguminya karna beliau punya aura yang menarik menurutku, beliau seumuran denganku dan kami sama-sama mengambil jurusan IPA disekolah meski kami berbeda sekolah, dan kudengar sekolahnya yaitu sekolah Bonafit di daerahnya, saya juga pernah melihat sekilas sekolahnya dari luar dan kuakui sekolahnya benar-benar luarbiasa, beliau juga luarbiasa, dan yang kupikirkan sekarang.. KENAPA AKU MEMIKIRKANNYA?

Akhirnya waktu istirahat tiba. Aku ingin sekali membeli jus alpukat yang berada didepan tempat latihan kami. Aku ingin menyebrang jalan, tapi kurasa aneka macam kendaraan yang datang, duh kapan berhentinya ish! DEG! Aku menoleh kesampingku, tinggi, kini beliau menggandengku. SESAK NAFAS! Berharap sekali kulepas saja, tapi sial saya tak sanggup merusak moment antimainstream ini, ini pertama kalinya dalam sejarah hidupku. Dia tak bereaksi, diam, tenang, dan pandangan kedepan, hingga kami lepas landas hingga tempat tujuan dengan selamat, kami tetap bungkam. Pada risikonya ibu penjual jus memecahkan keheningan diantara kami.

“Hm mas mba mau pesan jus apa?”
“ALPUKAT”
“ALPUKAT”

Ucap kami bersamaan. Dan itu membuatku reflek menoleh kearahnya, mukaku memerah karna beliau juga melaksanakan hal yang sama sepertiku. 5 detik................ 10 detik...............

“Yoalw ,”
“Blue ,”

Lagi-lagi kami mengucapkan secara berbarengan.

“Oke kau duluan!”
“Enggak, ladies first!”
“Makasih.. udah mau nyebrangin”
“Santai aja, anggep aja amal wkwkwk”
“Oh amal? Oke nanti saya bayar! Kamu mintanya apa?”
“Cukup kau ngga usah gerogi waktu nyanyi gegara kita tatapan, ketika kau gerogi saya ngerasa bersalah Blue, seperti saya sebagai dirigen ngga mampu ngebimbing sang penyanyi untuk menghubungkan perasaan denganku.” DEG!
“Kenapa kau begitu yakin saya gerogi ketika menyanyi dihadapanmu Al?”
“Karna saya yakin tatapan matamu tak mampu membohongiku.” DEG! Dia benar-benar memperhatikan gerak-gerikku. Yakin aib banget! Aku ketahuan! Aku bungkam.
“Blue, berjanjilah padaku kalo kau tidak  akan gerogi lagi. Aku tau kau yaitu orang yang mampu profesional, ini bukan pertama kalinya kau jadi solis kan? Saat kau gerogi semua nada yang seharusnya kau nyanyikan dengan tepat tapi ini tidak dan saya mampu mendengarnya, nafasmu juga tidak teratur. Apa kehadiranku mengganggumu?”

Aku bungkam. Kata-katanya benar. Aku kurang profesional. Dia menggangguku? Sepertinya saya yang selama ini mengusik pikirannya jadi harusnya saya yang mengganggunya.

“Blue, percayalah padaku. Kamu bisa! Jika kau gerogi, anggap saja saya sebagai orang yang spesial bagimu, yang menunggumu bernyanyi untuknya.” DEG! Kamu memang orang spesial itu Al...
“Aku akan berusaha!” beliau tersenyum padaku. Dan kami meminum jus alpukat bersama di siang yang terik ini.

Hingga ketika konser itu tiba, kami telah berlatih keras selama ini. Setelah ini, udah ngga ada lagi acara hari ahad yang melelahkan, tak terdengar lagi omelan Om Heri padaku karna saya selalu memberi alasan yang tidak terlalu logis setiap datang terlambat, tak ada lagi teman-teman yang setia menungguku pulang sekolah demi latihan paduan suara, dan Yoalw.. entah kapan kita mampu ketemu lagi. Aku pasti akan sangat merindukannya. Karena saya tahu acara paduan bunyi gabungan ini hanya dilakukan setiap 10 tahun sekali, soalnya bawah umur yang dipilih disini yaitu bawah umur pilihan dari event nyanyi tingkat nasional. Aku akan berusaha semaksimal mungkin, kemudian terngiang kembali kata-kata Yoalw. PERCAYALAH PADAKU! KAMU BISA! “Aku percaya padamu, dan saya pasti mampu karna ada kamu, Yoalw...” gumamku. Aku tersenyum sesaat ketika Yoalw melambaikan tangannya kepadaku.

“Blue... Semangat ya!”
“Kamu juga Al..” beliau menatapku sekitar 15 detik, dan kemudian...
“Kamu rupawan hari ini, hm.. yuk saya kedalam duluan”, beliau meninggalkanku yang tengah terdiam dikerumunan orang banyak, Hah? Maksudnya beliau bilang apa tadi? 

-Konser dimulai-

Satu per satu lagu telah kami bawakan dengan nada dan bunyi yang maksimal, semua penonton menyambut kami dengan tepukan yang sangat meriah. Kini waktunya nyanyian penutup, nyanyian antara saya dengan Yoalw yang akan saling menghubungkan perasaan. Untuk beberapa ketika saya mulai gelisah, tetapi tatapan mata Yoalw yang begitu teduh menenangkanku, beliau begitu tenang, dia......... tampan!

Aku tak tahu masa 10 tahun yang akan datang
Hey bukankah itu terlalu sulit untuk dipikirkan?
Tapi bila ihwal sekarang
Mungkin saya mampu sedikit membayangkannya
Tak ada yang perlu ditakutkan
Karna saya benar-benar percaya padanya
dan karna itu pula saya mencintainya

Applause dan teriakan penonton menyadarkanku bahwa saya telah berhasil membawakan perasaan dalam lagu ini kepada mereka, dan ini juga berkat Yoalw. Untuk yang terakhir, kami team paduan bunyi foto bersama di depan gedung. Aku ingin memilih tempat didepan biar saya kelihatan, tapi tangan yang sudah kukenal menarikku kearah belakang team, beliau menciumku.

CEKREEEK.....

Sesaat setelah itu, beliau mengatakan hal yang sangat membahagiakan. Dengan segera saya membalas perasaanya dengan kecupan lembut pada bibirnya. AKU MENCINTAIMU!

-END-

Profil Penulis:
Nama: Karlina Dwi Utari Putri
Sekolah: SMA Negeri 1 Maos
Facebook: Karlina Dwi Utari Putri
Email: Karlinadup@gmail.com

Previous
Next Post »