HIKMAH DARI KEHILANGAN
Karya Siska Haruna
Pada suatu masa, di sebuah pedesaan China, hidup seorang pria bau tanah dan keluarganya. Pria tersebut mengolah sebuah kebun dan memiliki beberapa hewan peliharaan, salah satu peliharaannya yaitu seekor kuda jantan. Suatu ketika, kuda yang dimiliki pria bau tanah tersebut hilang. Beberapa tetangga mengatakan sempat melihat kuda tersebut berlari melewati batas tempat yang tidak boleh dilewati oleh warga desa. Pria bau tanah itu menjadi sedih, tetapi ia mengatakan, "Tidak apa, barangkali kejadian ini bukan sesuatu yang buruk dan siapa tahu akan datang sesuatu yang baik."
Setelah hari berganti hari, pada malam hari, pria bau tanah itu dikejutkan dengan bunyi kuda. Dia eksklusif bangun dan melihat ke arah luar rumah, tampak kudanya yang hilang telah kembali dan membawa seekor kuda betina entah milik siapa yang menjadi pasangannya. Tentu saja, menyerupai peraturan di desa itu, kuda yang tidak diketahui pemiliknya atau liar akan menjadi milik mereka yang menemukan. Para tetangga memberi selamat pada pria bau tanah yang telah menerima kembali kudanya serta embel-embel satu kuda secara cuma-cuma.
Hikmah Dari Kehilangan Karya Siska Haruna |
Setelah waktu berjalan, anak laki-laki dari pria bau tanah tersebut mulai berlatih untuk naik ke atas punggung kuda dan memacu kuda tersebut di sekitar area perkebunan. Sayangnya, pada suatu hari, anak laki-laki itu jatuh dari atas punggung kuda dan mengalami cedera kaki yang sangat parah. Perlu waktu lama untuk sembuh, tetapi sekalipun telah sembuh, anak laki-laki itu tidak mampu berjalan normal. "Tidak apa-apa, nak" ujar si pria tua, "Mungkin hal ini akan mendatangkan sesuatu yang lebih baik untuk mu,"
Dan menyerupai kejadian sebelumnya, si pria bau tanah mencicipi kembali sesuatu yang baik tersebut. Pada masa itu yaitu masa perang, semua anak laki-laki di desa wajib memanggul senjata dan bertempur di medan perang. Tetapi alasannya yaitu cacat, anak laki-laki sang pria bau tanah tetap di desa dan bekerja mengolah kebun. Tidak ada yang disesali, alasannya yaitu anak laki-laki itu juga bersikap sama menyerupai ayahnya, ia percaya akan ada pesan yang tersirat di balik kejadian buruk yang menimbulkan ia kehilangan cara berjalan yang normal.
Tahun berganti tahun. Perang telah berakhir dan para anak laki-laki yang bertempur kembali ke desa. Ternyata hanya beberapa yang kembali, alasannya yaitu kebanyakan dari mereka ternyata tewas di medan perang. Sang pria bau tanah sedikit bersyukur alasannya yaitu anak laki-lakinya tetap dalam kondisi sehat dan semakin cendekia mengurus perkebunan. Sehingga, tidak ada yang perlu disesali alasannya yaitu bagi keluarga tersebut, kebahagiaan tidak hanya dinilai pada dikala sesuatu terjadi, tetapi juga pada masa-masa setelahnya.
Sahabat, pesan yang tersirat dari dongeng tersebut kita harus berguru bahwa setiap kali kita merasa kehilangan, tolong-menolong apa yang kita tangisi tidak benar-benar hilang, alasannya yaitu pada dikala yang tidak akan kita sangka, kita akan menerima pesan yang tersirat dari rasa kehilangan tersebut. Kita akan mencicipi kebahagiaan lebih berlipat jikalau kita pernah mencicipi kehilangan. Tetapi rasa bahagia itu akan datang dikala kita mampu melepaskan dengan rela apa yang telah hilang, tidak dengan meratapi atau menangisi terus-menerus.
Profil Penulis:
Nama : Siska Haruna
Tanggal Lahir : 5 September 1997
Hobi : Menulis
Nama Fb : Siska Haruna
No Urut: 3054
Tanggal: 24/10/2016 21:18:12