CINTA DALAM DIAM
Karya Amaliara
Udara segar dipagi hari ditambah wanginya aroma bunga mawar,menandakan betapa nyamanya daerah itu. Semilir angin dan udara sejuk ini seperti membawa semua beban dalam pikirannya.
****
Perkenalkan namaku Liranti,aku duduk dikelas X SMA,Jadi masih anabawang hehe...
Kuawali pagi yang cerah ini dengan semangat baru. Karena sekarang saya akan sekolah disekolah yang gres dan tingkat lebih tinggi. Akupun pergi kesekolah,tapi bekerjsama ini masih pagi tapi tak apalah saya sudah tidak tabah ingin segera belajar.
Sesampainya disekolah saya pribadi segera bergegas kepapan informasi untuk melihat daftar pembagian kelas. Dan kesannya saya melihat namaku tertulis masuk dikelas X-A, Aku sangat senang seketika itu sebab kelas itu merupakan kelas favorit.
Akupun masuk kedalam kelas ternyata belum ada siapa-siapa hanya ada seorang pemuda yang tengah asik tertidur sembari mendengarkan lantunan musik yang terdapat dalam earphone nya. Akupun pribadi duduk dibangkuku saya memilih baris kedua sebab sedari SMP baris kedua sangat nyaman bagiku. Karena ini masih pagi entah mengapa tiba-tiba saya sangat tertarik dan penasaran melihat wajah pemuda itu. Hidungnya mancung,kulitnya putih,matanya agak sipit. Seperti artis Korea,sungguh ganteng sekali. Akupun selama beberapa menit hanya menatap wajahnya yang sedang tertidur pulas. Hingga tak terasa tiba-tiba muncul bunyi perempuan ditelingaku dan akupun menoleh.
"Hai,bolehkan saya duduk disini?" Ucap perempuan itu
"Boleh,dengan senang hati". Ucapku
"Perkenalkan namaku Sinta". Ujar perempuan tadi sembari menyodorkan tangannya.
"Namaku Liranti,senang kenalan denganmu." Ujarku sembari berjabat tangan denganya.
Proses KBM pun dimulai,namun sebab ini masih hari pertama masuk kami semua tidak mencar ilmu hanya diisi dengan perkenalan saja dan yang lebih gawat itu kita semua satu persatu harus memperkenalkan diri didepan kelas. Sungguh saya malu,soalnya saya tidak terbiasa berbicara didepan kelas. Akhirnya giliranku untuk maju kedepan beres,meskipun bekerjsama tubuh ini masih gemetar. Dan selanjutnya giliran pemuda itu saya sangat penasaran ingin tahu namanya dan alamat rumahnya.
"Hai semuanya,perkenalkan nama saya Aldwin Pratama. Saya tinggal di jln. Mawar no. 07". Ucapnya oh ternyata namanya Aldwin,apakah saya salah dengar? Alamat rumahnya itu sama dengan rumahku. Hanya saja saya no.20 kurang beruntung sekali saya dan beliau terhalang oleh jarak. Andaikan saja beliau tetanggaku mungkin setiap hari saya mampu melihatnya meskipun diam-diam.
Bel pulangpun berbunyi
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggupun sudah tiba. Aku segera merapihkan buku yang ada di mejaku kedalam tas. Jarak rumah dan sekolahku tidak begitu jauh hanya sekitat 3 km jadi hanya memerlukan transportasi angkot.
Selama dalam perjalanan pulang sudah jadi hal kebiasaanku sewaktu SMP saya selalu membaca novel di angkot sebab semoga gak jenuh. Kubaca novelku hingga tak terasa bahwa disampingku ibarat ada orang yang memperhatikanku. Dan ketikaku menoleh oh astaga ternyata Aldwin saya tak menyangka akan satu angkot denganya dan beliau tersenyum padaku senyumnya itu sangat manis sekali. Akupun membalas senyumnya.
Entah mengapa setiap berada disampingmu hatiku selalu berdetak begitu kencanganya. Apakah ini yang dinamakan jatu cinta? Ah entahlah
****
Cinta Dalam Diam Karya Amaliara |
Hari terus berjalan dengan seiringnya waktu. Benih cintapun tumbuh dihatiku. Entah mulai darimana perasaan ini muncul setiap berada didekatnya hatiku meresah.
Dan yang lebih parah lagi setiap ketika selalu terbayang wajahnya meskipun bekerjsama saya dan aldwin hingga ketika ini hanya berstatus sebagai teman. Tetapi anehnya pada suatu malam saya tak mampu tidur lalu saya masuk kedalam kamar kakakku,dan ternyata kakakku belum tidur al hasil saya dimarahi. Daripada terus mendengar ceramahnya akupun pribadi menerobos dan memposisikan tidur dikasur kakakku. Alhasil akupun tetap tak mampu tidur kemudian kakakku menyarankan semoga saya cuthat saja padanya. Akhirnya akupun menceritakan semuanya ihwal Aldwin dan bayang-bayangnya yang terus ada dalam pikiranku.
Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Aku terus memikirkan perkataan kakakku sewaktu malam. "De itusih namanya jatuh cinta,kamu itu sedang dilanda virus cinta". Cinta,cinta, inikah yang namanya jatuh cinta? Setiap waktu selalu terbayang wajahmu.
"Hei Ra ngelamun aja,lagi mikirin seseorang ya. Eh atau jangan kau lagi jatuh cinta". Ucap sinta
"Eh apaan sih kau ini ngawur,eh tapi sin memangnya kau tahu ciri-ciri orang yang lagi jatuh cinta?". Tanyaku sebab saya takut tertangkap berair kalo sebenernya saya ini memang sedang jatuh cinta.
"Em gimana ya setahuku orang yang lagi jatuh cinta itu suka senyum-senyum sendiri terus salah tingkah kalo deket sama pemuda incerannya. Cuma itu aja yang saya tahu."
"Oh." Ucapku
"Lah kok kau jawabnya oh aja. Gak asik nih coba saya tebak kau lagi jatuh cintakan." Ucap sinta. Oh astaga sinta gak boleh tahu kalo saya suka sama aldwin soalnya setahuku Sintapun memiliki rasa yang lebih terhadap aldwin.
"Em enggak kok. Temenku waktu SMP kayanya beliau lagi jatuh cinta soalnya akhir-akhir ini beliau selalu curhat ihwal cowoknya itu." Terpaksa akupun berbohong. Oh ya yang kuasa jangan sampe sinta tahu harapku.
Bel istirahatpun berbunyi
"Ra ayo cepet perutku udah bunyi gini". Ucap sinta
"Iya bentar tanggung nih dikit lagi nulisnya." Ucapku
Tak beberapa lama saya dan sintapun bergegas pergi kekantin. Selama dikantin saya rahasia memperhatikan aldwin walaupun dari kejauhan. Tak apalah saya tidak usah mengungkapkan perasaanku padanya sebab bagaimanapun juga saya tidak ingun beliau tahu bahwa secara rahasia saya mencintainya. Karena kalau saya yang lebih dulu mengungkapkan isi hatiku saya tidak siap kalau beliau menolakku.
****
Hari demi hari berlalu,tak terasa sudah 1 semester kulewati disekolah ini. Dan selama itupun hati ini tetap memendam rasa padanya. Menurutku beliau itu sangat misterius beliau orangnya ternyata pendiam kalapun bicara itu hanya sebatas rekan mencar ilmu selebihnya saya kurang tahu.
Bel pergantian jam pelajaranpun berbunyi. Kali ini mata pelajaran PJOK saya dan sinta pun bergegas ke kamar mandi untuk berganti seragam. "Sin cepet dong ganti bajunya lama banget." Ujarku. "Iya bentar ini udah beres kok". Ujar sinta.
"Wah masa? Aku gak salah denger ni? Aldwin itu pendiem mana mungkin sih beliau pacaran.
Astaga!! Aldwin ternyata sudah punya pacar. Aku dan sinta pun sama-sama saling menatap. "Gak mungkin ini,kamu tahu kan saya itu sangat mencintai aldwin." Ujar sinta. "Iya sin saya tahu tapi menurutku lebih baik kau mengilkhlaskan hatimu. Mungkin beliau bukan yang terbaik untukmu." Ujarku kepada sinta sebab saya tak mau melihat sinta menangis ibarat ini. Walaupun bekerjsama akupun ingin menangis. "Sin tolong jangan nangis kaya gini. Lagian itu gres hanya informasi kita belum tahu kebenaranya bagaimana". Ucapku. "Tapi tetep ra hatiku ini hancur sakit rasanya".
Setahuku sinta itu pernah nembak aldwin cuma aldwin menolaknya. Entah apa alasanya padahal menurutku sinta itu mukanya manis bakir lagi orangnya. Makanya dari itu sinta menangis ketika mendengar bahwa aldwin sudah mempunyai pacar.
Bel pulangpun berbunyi saya segera bergegas bersih-bersih kelas terlebih dahulu sebab sekarang episode jadwal piketku. Sementara sinta beliau memutuskan untuk pribadi pulang mungkin beliau ingin menenangkan pikirannya. "Hah kesannya beres juga." Ujarku akupun segera pulang kali ini saya sengaja ingin jalan lewat komplek kelas XII. Ketika saya melewati kelas XII-B saya melihat aldwin sedang bercakap dengan kak Fani sembari tertawa lepas. Apakah kak Fani pacarnya Aldwin setahuku memang Aldwin itu pernah erat dengan kak Fani tetapi sewaktu beliau SMP. saya tahu beliau erat dengan kak Fani itu dari Sinta. Diam-diam saya selalu mendengar info ihwal aldwin itu dari sinta beliau orang nya ibarat stalker.
Akupun terus berjalan melewati mereka berdua yang sedang asyik ketawa. Melihat Aldwin tertawa lepas ibarat itu rasanya hatiku hancur. semua harapanku ingin bersamanya kini telah hilang. Aku harus mengubur lebih dalam lagi perasaanku ini semoga sebab saya tak pantas menjadikanya nyata. Kini kau hanyalah bayangan yang tiada wujudnya. Aku harus mampu mendapatkan kenyataan ini bahwa saya tak berhak memiliki rasa yang salah ini cukuplah semua ini menja
Profil Penulis:
Nama : Amalia Rastianti
TTL : Bandung 27-09-98
Sekolah : MAN 1 BANDUNG
FB : Amalia.raistianti@facebook.com