Banyak Harapan Untukku Tapi Tak Bisa Kutempuh Karya Anitha Fitri Silitonga

BANYAK HARAPAN UNTUKKU TAPI TAK BISA KUTEMPUH
Karya Anitha Fitri Silitonga

Senja kembali ku sambut, ini kesekian kalinya saya terbangun tanpa mendapatkan sms darinya, kekasihku. Namaku anitha fitri, temankku kerap memanggilku tata. Kini saya menduduki kursi X-5 di SMA N 6 MANDAU. Aku gres saja mengakhiri hubunganku dengan Nico beberapa ahad yang lalu. Dia memutuskanku karna saya di antar jemput oleh sahabat sekelasku Ferry. Aku dan ferry sangat dekat semenjak kelas 1 SMP. Sementara dengan nico, saya sudah menjalin kekerabatan selama 11 bulan, namun berakhir begitu saja hanya karna kecemburuannya yang membuta.

Aku pasrah pada keadaan, percuma bila saya harus menghabiskan tenagaku untuk menjelaskan sesuatu yg takan mengembalikan nico kepadaku. Nico yang anak gemot dan sering memukuli setiap pria yang berniat baik mengantarkan ku pulang sekolah. Aku merasa jenuh dengan cemburunya, saya muak dengan aturan-aturanya yang tak pernah membuat saya nyaman.

Siang ini saya bersama anak dance ngumpul di koridor sekolah, 2 hari lagi kami akan bertanding. Yah.. Aku sangat senang dengan bakatku dalam dance. Bahkan kegiatan ini lah yang membuatku sedikit melupakan nico. Sejak beliau memutuskan berpacaran dengan temankku, saya merasa beliau telah berhianat. 

Begitu mudahnya beliau mencari penggantiku, sementara saya masih sangat menyayanginya. Bagiku, ini tak adil! Aku merasa sia-sia dengan kekerabatan yang ku jalani selama 11 bulan. Bahkan sudah banyak hal yang kami lewati untuk mempertahankan kekerabatan kami. Singkat namun saya harus melaksanakan banyak hal untuk melupakanya.

Sesulit inikah cinta? Jika rasa cemburu bisa mengambarkan rasa takut kehilangan, mengapa cemburu bisa memisahkan dua orang yang mencintai.

Pertandingan dance berlanjut, dan kami tidak memenangkanya. Hal ini disebabkan karna kami kurang latihan. Dua hari pertandingan itu usai, saya bercanda tawa dengan temanku melva dan sentika. Tiba-tida saya mendapatkan satu pesan dari nomor gres yang tak ku kenali. Pesan itu berisikan kata-kata. Tanpa basa busuk saya menanyakan siapa nama pengirim pesan itu. 

"Siapa ini?
"Aku putra X-6! Jawabnya..
"Oh kamu, kirain siapa. Soalnyakan nama putra berserak!" Jawabku ceuk.

Hari ini saya berkenalan dengan putra, yang ternyata beliau saudara kembar temanku berjulukan putri. Namun saya gres mengetahui hal ini sebulan yang lalu. Ketika saya berkunjung kerumah putri, untuk sekedar berteduh karna hari hujan. Aku lembap kuyup dan memilih berdiri di luar. Sementara temanku yurice masuk ke kamar putri untuk meminjam baju dan mengganti pakaian yang sudah sangat tembus pandang. Aku mengingat hal itu dengan terang dan membuat saya sanga membenci putra. Sebab beliau itu begitu menyebalkan dan sosok yang kasar.

Banyak Harapan Untukku Tapi Tak Bisa Kutempuh Karya Anitha Fitri Silitonga

"Putra, itu temanmu diluar. Suru masuk gih..!" Kata ayah putra.
"Ah malas, Kalau beliau capek paling duduk sendiri." Jawab putra.

Mendengar perkataan putra, ingin sekali rasanya saya melempar sepatuku ke kepala putra. Atau menyumpel mulutnya dengan kaos kakiku yang lembap dan bauk. Entah mengapa saya begitu terhinda mendengar perkataan putra. Dan itu menyebabkan kebencianku terhadapnya. Namun, hari ini beliau mengirimku pesan. Dan kami terlibat percakapan yang balasannya meluluhkan hatiku yang beku. Aku menyukai dirinya yang ternyata humoris. Aku menyukai tebak-tebakanya yang menghibur. Entah mengapa semua jadi ibarat ini. Padahal terang sebulan yang lalu saya berjanji akan membenci laki-laki itu seunur hidurpku. Dan pada kenyataanya, kini saya mulai menyukainya.

Berawal dari benci, yah sangat jelas! Apapun itu filosofinya, saya tak peduli. Yang pasi saya menyukai putra. Namun perasaan suka ini harus ku hentikan, alasannya ialah saya tak ingin merebut putra dari temanku ribka. Ribka sangat menyayani putra. Bahkan saya sempat berjanji akan membuat mereka balikan. Namun mengapa saya ibarat tak rela? Aku begitu terluka bila harus berusaha membuat putra membuka hatinya pada ribka. Putra tak lagi menginginkan ribka, beliau meminta saya berhenti memintanya untuk kembali pada ribka. Dan saya menurut. Tepat tanggal 05-02-2013, putra mengutarakan perasaanya padaku. Dan saya sangat bahagia mendengar hal itu. Kamipun jadian. Baru dua hari, saya harus merelakan milikku jadi milik temanku, alasannya ialah temanku tiur meyatakan perasaanya pada putra. Aku tak ingin merusak kebahagiaan temanku, mungkin tiur begitu mencintai putra hingga ia yang mengutarakan isi hatinya pada putra. Bagiku cinta ialah kebersamaan, cinta itu senang melihat orang yang di cintainya bahagia. Dan saya tak ingir merusak kebahagiaan orang yang saling mencintai. Sebab saya tau, putra juga mengingini tiur.

Waktu berlalu, dan saya memiliki kekasih yang lain. Namnya ardi. Dia kelas XII IPS dan bahwasanya saya tak pantas berpacaran denganya. Aku sudah mulai melupakan segalanya, melupakan nico dan putra. Melupakan sakit hatiku yang entah disebabkkan oleh apa. Yang pasti ardi bisa membuatku melupakan mereka.

Satu bulan saya menjalin kasih denganya, namun pada bulan april tanggal 4, dikala saya ikut serta merayakan ultah temanku sentika. Aku sangat dipenuhi lumpur dan saya juga bauk telur.  Hari ini saya bahagia, alasannya ialah ardi bisa membuat putra cemburu. Putra kembali hadir dalam hidupku, beliau mengirimku sms sempurna dikala saya melewati dirinya untuk pulang.

"Kenapa yah hatiku begitu sakit melihanya dengan yang lain, padahal beliau bukan siapa-siapaku lagi. Kenapa saya cemburu?"

Aku tersanjung, sesegera mungkin ku balas pesanya. Sampai pada balasannya saya dan putra memutuskan saling selingkuh. Entah kebodohan apa yang kami lakukan. Aku bahagian dan sangat bahagia.

Ini permulaan petualanganku. Semua jadi semakin sulit dikala saya mengakhiri kekerabatan ku dengan ardi, dan kekacauan pun terjadi. Aku juga putus dengan putra. Semua semakin sakit dan semakin rumit. Aku terjebak permainan yang ku buat sendiri. Aku merasa sangat terbelakang dengan percintaan ini.

Seiring waktu berlalu, saya kembali balikan dengan putra. Kami memulainya dari awal. Namun tak hingga disini.. Banyak hal yang ku alami, semakin hari dan semakin lama. Putra semakin membuatku tersiksa. Dia tak lagi ku kenali, sosok putra yang humoris kini bermetamorfosis sosok yang sangat menyiksaku dengan sikapnya. Dia menyayangiku, namun caranya mencintaiku menyiksaku. Setiap malam, saya harus mengakhiri hariku dengan tetesan air mata. Ntah mengapa saya menyiksa diriku sendiri dengan air mata ini.

27 bulan saya bertahan dengan rasa sakit ini, dengan usaha yang saya sendirilah pemeranya. Aku semakin terbelakang dengan penantian ini. Berharap beliau akan berubah dan mencintaiku tanpa kata main-main.

Akhirnya, saya memantapkan hatiku untuk melupakanya. Membuang segala perasAanku. Menutup pintu hatiku dengan erat dikala beliau mencoba kembali. Sebab itulah yang selalu dilakukanya setiap kali beliau melaksanakan kesalahan. Dia bisa menghipnotisku dan memaafkanya. Namun telah ku putuskan, untuk berhenti. Dia pergi meneruskan study nya di medan. Dan saya melanjutkan kisahku di kota metropolitan, jakarta.

Putra banyak mengajarkan ku hal yang sebelumnya tak ku tau. Dan membuatku besar lengan berkuasa dikala saya mulai rapuh.  Sikapnya menjadikan pribadiku untuk tegar dalam segala hal. Terutama dalam cinta.

*selesai

Profil Penulis:
Nama: anitha fitri silitonga
T.t.lahir: duri 10 juni 97
Hobby: menari
Cita-cita: pengacara

Previous
Next Post »