Belajar Bijak Dari Kupu-Kupu

Siapapun di dunia ini pasti kenal dengan makhluk ciptaan Allah berjulukan kupu-kupu yang memiliki keindahan dan sedap dipandang mata. Ya, kupu-kupu yakni simbol keindahan dan kecantikan. Namun, pernahkah kita merenung bahwa kupu-kupu yang cantik itu telah melewati aneka macam tahap kehidupan yang mengantarkannya menjadi bentuk yang mengagumkan menyerupai dikala ini?

belajar bijak dari kupu-kupu

Selain sebagai simbol keindahan, sesungguhnya makhluk yang berasal dari seekor ulat yang menjijikkan ini yakni ikon usaha dalam meraih kebahagiaan hidup. Siapa sangka ulat yang dulunya menjijikan telah berubah menjadi makhluk yang disukai banyak orang.

Sebagai insan yang dibekali logika dan rasionalitas serta kebijaksanaan, terkadang kita perlu bahkan harus berguru dari rangkain kehidupan, makna dan filosofi yang diberikan Tuhan, lewat Kupu-kupu itu misalnya. Semoga dengan berguru dari rangkain kehidupan sang kupu-kupu, kita akan bisa berubah menjadi menjadi eksklusif yang bahagia, disukai banyak orang, menebar kebajikan, dan tentunya bebas melalang buana menapaki setiap pilar kehidupan yang penuh warna.




# Segala Yang Kita Lakukan Hari Ini Akan Berguna Untuk Masa Depan

Sebelum membalut dirinya dalam kepompong, seekor ulat hanya memiliki satu tugas. Makan, makan, dan makan. Itu saja yang dilakukannya setiap saat. Namun ini yakni adegan dari tahapan sang ulat ketika berada dalam kesendirian dan kesunyian balutan kepompong nanti.

Untuk hidup pun kita harus melaksanakan sesuatu yang bermanfaat hari ini untuk manfaat yang lebih besar di masa mendatang. Pengalaman, ilmu, dan pencapain-pencapain kecil yang kita lakukan dan peroleh hari ini yakni bekal yang cukup untuk menjalani fase kehidupan kita dimasa yang akan datang.

# Kesunyian Akan Membentuk Kepribadian Yang Matang

Tahapan kepompong yang dilalui kupu-kupu mengajarkan kita bagaimana melaksanakan internalisasi dalam hidup, yaitu proses perenungan diri untuk mentafakuri makna hidup yang bersama-sama dengan perlahan-lahan melaksanakan persiapan.

Larva dalam kepompong berada dalam kesunyian, menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau panas terik menyengat serta masbodoh malam menusuknya. Ia tetap kokoh untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona, mengagumkan memukau dengan sayap barunya dan badan yang cantik.

Dalam hidup pun kita harusnya bisa menggandakan ketenangan sang kepompong. Meski lingkungan yang kita tempati kadang keras dan kejam, namun kalau kita tetap fokus pada tujuan dan berpegang teguh pada prinsip hidup kita, maka pada kesannya kita akan keluar dari lingkungan itu sebagai eksklusif yang dihargai dan disukai banyak orang.

# Jika Tak Ada Yang Berubah Maka Takkan Ada Perubahan

Filosofi paling sakral dari kupu-kupu yakni perubahan yang dikenal dengan sebutan metamorfosis. Berawal dari seekor ulat kemudian menyebabkan dirinya berada dalam kesunyian (kepompong), sampai kesannya menjadi kupu-kupu. Tahapan-tahapan ini harus dilalui tanpa satupun yang dilewati. Ulat tidak akan menjadi kupu-kupu tanpa menjadi kepompong terlebih dahulu.

Terkadang dalam hidup kita mengharapkan keberhasilan atau pencapaian yang besar dengan jalan pintas atau cara yang instan. Memang kemudian banyak yang berhasil dengan cara-cara singkat semacam itu, namun percayalah keberhasilan yang diperoleh dengan cara instan akan berakhir dengan instan pula.




Pernah seorang cowok mengamati kupu-kupu muda yang masih terbungkus kepompong dan berjuang untuk keluar. Beberapa dikala setelah diamati cowok itu, sang kupu-kupu muda belum juga keluar, bahkan terlihat sangat kelelahan, cowok tersebut kemudian memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.

Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, ia mempunyai badan gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Pemuda tersebut mengamatinya alasannya ia berharap bahwa pada suatu dikala sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga bisa menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dengan badan gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Untuk berubah menjadi kupu-kupu mengagumkan dengan sayap yang berpengaruh diharapkan usaha yang tidaklah mudah. Karena usaha yakni sesuatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang diharapkan untuk menopang harapan dan harapan yang kita mintakan.

Beranilah untuk berubah, bulatkan tekad untuk berjuang, jangan mengharapkan jalan pintas, alasannya kepintasan dan ketergesa-gesaan hanya akan membuat kita menjadi manusia-manusia prematur.  Untuk menjadi diri kita yang sesungguhnya niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik menyerupai kupu-kupu yang menghiasi alam dan menjadi contoh bagi kita manusia, yakin bahwa selalu ada makna dan keindahan dalam setiap moment hidup yang kita lalui.




Previous
Next Post »