Kasih Sayang Yang Hilang Begitu Cepat Karya Murni

KASIH SAYANG YANG HILANG BEGITU CEPAT
Karya Murni

Pagi itu udara sejuk menghampiriku semoga saya terbngun dari tdurku. Ku terbngun dan secepat mungkin bersiap siap ke sekolah karna waktu telah pertanda pukul 6 pagi.

Hati gelisah tak menentu saya pun gak tau apa yang sebetulnya terjadi. Setibanya di sekolah beruntung saya tidak terlambat masuk jam pelajran. Pulang sekolah pun tiba dan ketika saya hendak pulang terdengar bunyi lelaki memanggilku. 

"Ni...Nia tunggu!!!" ucap Rio.
"Eh ..rio ada apa?" jawbku. 
"Aku mau bicara sama kau sebntr.!!" 

Dan rio pribadi menarik tanganku untuk ikut dengannya. Rio mengajak ku ke suatu daerah dan beliau mngatakan perasaannya padaku.

"Ni saya sayang banget sama kamu, saya mohon jangan tinggalin aku. Kamu mau kan jadi pacar aku???"

Dengan raut wajah yang begitu tulus dan gak ada kebohongan dalam matanya. Aku yang dari dulu emang suka sama rio tanpa pikir panjang saya pun menerimanya.

"Iya saya mau jadi pacar kamu, tapi kam juga jangan tinggalkan saya yaa!!"

Dengan senang hati dan mata berkaca beling rio memelukku dan brkata "Makasih ni kau mau jadi pacarku, saya akad gak akan ninggalin kamu" dengan bunyi agak sedih. Dan rio pun mengantar saya pulng hingga rumah ku.

Dengan hati yang sangat senang, bangga karna saya udah jadian sama rio orang yang saya sayng dari dulu tapi disisi lain hatiku justru semkin gak karuan, gelisah dan gak tenang. Pikiranku tertuju pada rio terus menerus. Dalam hati ku brkata "ada apa dengan rio kenapa perasaan ku gak enak terus, semoga beliau baik baik aja."

Hari berganti dan ahad pun mulai datang tapi ruo sama sekli gak ada kabar. Disms gak dibalas, ditelfon gak diangkat. Pikiran ku malah jadi berpikir yang abnormal aneh pda rio.

Udah seminggu gak ada kabarnya dan gak masuk sekolah. Tiba tiba orang tuanya datang kesekolah untuk mengurus surat pindahan..

"Ni..nia kam tau gak rio mau pindah. Itu orang tuanya kesni" ucap reni dengan bunyi ngos-ngoson karna lari menghampiriku.
"Aku gak tau. Terus rio juga gak bilang kalo beliau mau pindah, jangan ngawur deh kalo bicara" jawabku dengan heran.
"Beneran ni. Kalo kau gak percaya kita ke ruang kepala sekolah sekrang. Disana ada orang bau tanah rio" ajak reni sambil menarik tanganku.

Dan ternyata benar rio mau pindah tapi kenapa beliau pindah setelah kita jadian. Aku pun pribadi meneteskan air mata dan berlari kekelas.

Kasih Sayang Yang Hilang Begitu Cepat  Karya Murni

"Oh ya pak apa boleh kami menemui nia pak" ucap mama rio pada kepala skolah.
"Oh ya boleh bu. Mari saya antarkan ke kelas nia" jawab pak kepala sekolah.

Saat ku menangis di kelas tiba tiba bunyi lembut mama rio memanggilku. 

"Nia...kamu kenapa nangis" tanya mama rio padaku.
"Eh tante gak papa kok tante" jawab ku.
"Nia maafin rio yah karna rio gak mampu nemenin hari-hari kau lagi" ucap mama rio dengn bunyi agak duka dan kesannya menangis.
"Tante kenpa tante duka emang rio benran mau pindah dari skolah ini tan" ucap ku.
"Rio ...rio...sebenarnya gak pindah sekolah ni. Tapi rio sekrang di rumah sakit udah seminggu beliau koma dan setiap kali beliau sadar selalu menyebut nama kau trus" jawab mama rio sambil nangis.
"Apah!!! Tante rio koma kenpa tante gak bilang dari kemaren-kmaren tante...huks hekz" jawabku dengan bunyi menangis. 
"Sebenarnya rio punya pnyakit kanker otak stadium lanjut, tapi beliau gak mau orang lain tau ihwal penyakitnya. Seblum rio koma beliau sempat bicara banyak ihwal kau dan beliau juga gak mau kalo kau tau penyakitnya. Tapi setelah beliau berbaring dirumah sakit tante duka banget karna setiap rio sadar beliau selalu sebut nama kamu. Itu karna rio sangat mencintai kau nia. Dokter sudah angkat tangan dengan penyakir rio karna memang sudah gak mampu disembuhin lagi" ucap mama rio.

Dengan hati terluka menyerupai disayat pisau saya gak mampu berkata apa-apa lagi. Aku hanya mampu melongo menangisinya.

"Tante, nia mohon tante anterin nia ketemu sama rio, tante. Nia mohon" ucapku dengan nada terbata-bata.
"Iya nia tante akan anterin kau ketemu sama rio."

Kita pun jalan kerumah sakit untuk menemui rio dan setibanya dikamar rio saya gak mampu nahan lagi air mata ku. Aku pribadi memeluk rio dan terus mengatakan 

"Rio ...rio berdiri ini saya nia rio. Aku mohon berdiri demi aku. Kamu udah akad sama saya rio. Kamu gak akan ninggalin aku. Bangun rio bangun. Huhuhu..."

Dan ketika ku brusaha membangunkan rio kesannya rio sadar.

"Rio...kamu bangun. Dokter...dokter,, suster..." dengan bunyi keras saya memanggil dokter, tapi ketika saya memanggil dokter tangan rio memegang tanganku dan berkata 

"Udah ni jangan panggil dokter saya hanya pengen kau pegang tanganku" ucap rio. Aku pun pribadi memegang tangan rio dan berkata 
"Iya saya akan terus pegang tangan kau kapan pun kau mau, tapi kau akad kau harus sembuh buat aku."

Rio hanya tersenyum dan beliau bilang saya sayang kau nia smbil mencium tanganku. Aku pun menjwabnya saya juga sayang banget sama kau rio dan pribadi memeluk rio. Dan itulah ketika terakhir rio menghembuskan nafasnya dipelukanku.

"Rio... rio... rio berdiri riooooooo"

Dokter pribadi memeriksa dan berkata, "maaf rio udah gak ada beliau sudah pergi mendahului kita semua disini."
"Gk dok, rio masih hidup dok. Rio berdiri rio. Rioooo bnggguuuun."
Dan mama rio pun memeluk saya "Sabar ni, ALLAH lebih sayang sama rio kita ikhlaskan saja dan berdoa semoga rio damai dsana."

Sekrang saya gres sadar ternyata kasih sayang yang begitu cepat hilang itu dari rio. Selmat jalan rio semoga kau damai disana.

SELESAI.

Profil Penulis:
Nama;waesa murni asih
Alamat;bumiayu, jawa tengah
Umur;16 tahun

Previous
Next Post »