Dilema Karya Albert Nanda Saputra

DILEMA
Karya Albert Nanda Saputra

Apakah kau ingat percakapan kita setahun lalu? Kala itu kau mengatakan

''Aku tidak mau pacaran.'' Aku amat senang mendengar hal itu.
''Kenapa? ''
''Karena saya tidak mau menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Aku ingin menjadi muslimah yang sesungguhnya. Dan saya tidak mau mendapat murka dari-Nya.''
''Alhamdulilah kalau begitu. Aku harap kau mampu istiqomah melakukannya.''
''Aminnnn''
''Jika ibarat itu, apakah kau akan menunggu seseorang untuk menjemputmu? ''
''Insyaallah saya akan menunggu hingga ada seorang pria yang datang ke rumahku untuk menjemputku. Selama menunggu itu terjadi, saya akan senantiasa memperbaiki dan menyiapkan diri.''  Aku semakin besar hati dikarenakan telah mencintaimu. Aku merasa sudah mencintai orang yang tepat. Semangat untuk memperbaiki dan mempersiapkan diri semakin berkobar ibarat api yang menyala-nyala.

Hingga suatu hari. Aku melihatmu berduan dengan seorang pria yang ku tahu berjulukan Erik. Teman sekelas kita waktu kelas X yang suka tidur dikelas dan datang terlambat. Hatiku resah, saya tidak mampu fokus pada pelajaran yang diberikan guru di kelas. Aku tidak mampu tenang. Bayangan kau dengan Erik selalu melintas dibenakku. Akhirnya, saya putuskan untuk bertanya kepada sahabatmu, Ayu.

''Yu, Nisa sama Erik ada kekerabatan apa? Kok mereka berduan aja dari tadi? ''
''Emang kau gk tau lid? ''
''Tau apa? ''
''Nisa sama Erik kan udah sebulan pacaran''
''Apa?!'' Teriakku 
''Kenapa Lid? ''
''Gak papa kok Yu. Makasih ya''
''Ia sama-sama Lid''

Seketika angin yang sangat besar lengan berkuasa berhembus, memadamkan api semangat yang telah berkobar selama ini. Hatiku yang semula retak, kini sudah hancur berkeping-keping.

Aku berlari menuju lantai paling atas gedung sekolah. Tempat dimana saya mampu menumpahkan semua perasaanku.

Dilema  Karya Albert Nanda Saputra

''Mengapa!!! Mengapa!!! Mengapa!!!'' Teriakku. Bulir-bulir bening mulai keluar dari kelopak mataku. Aku menangis. Tangisan patah hati seorang pria yang gres mencicipi indahnya mencintai seseorang dengan sepenuh hati, sehingga membuatku melupakan cinta yang abadi, yaitu cinta sang maha cinta.
''Mengapa Tuhan? Mengapa??? Apakah saya salah, kalau saya mencintai salah seorang hamba-Mu? '' lirihku
''Antum kenapa Lid? '' bunyi serak yang sangat familiar itu mengagetkanku. Ku balikkan tubuh dan kulihat seorang pria tinggi berdiri beberapa meter dariku. Dia yakni Kevin, sahabatku. Dia sudah mengetahui semua kisahku dari awal hingga sekarang. 
''Antum menangis Lid? Kenapa? Apa disebabkan karena Nisa? Sadar Lid! Sadar!  Ane udah pernah bilang ke antumkan semua konsekuensi yang antum dapat dari cinta ini? Lantas kenapa antum mengangis ibarat ini? ''
''Ane gak mampu melihat ia bersama pria lain Vin, gak bisa. Dia cinta pertama ane. Antum taukan sudah satu tahun ane memupuk rasa cinta ini.''
''Sedalam itukan rasa cinta antum untuk Nisa? ''
''Ia Vin. Dia selalu muncul dipikiran ane tanpa ane ingin. ''
''Oke kalau perasaan antum ke ia ibarat itu. Tapi ane mohon sama antum, jangan nangis kayak gini. Kalo antum ibarat ini, antum bukan Khalid yang ane kenal. Khalid yang ane kenal itu gak akan nangis walaupun wanita yang ia cinta dengan sepenuh hatinya pacaran sama orang lain. Yang ane tau Khalid itu kuat, gk rapuh kayak gini. Dia juga pribadi mendoakan wanita yang ia cintai itu biar terbebas dari lembah yang penuh dengan dosa.''
''Dia....dia.....dia sepertinya sangat bahagia dengan pacar Vin. Dia semakin hari semakin menjauh dari ane. Ane selalu berharap kepada-Nya biar didekatkan dengan Nisa kalau ia jodoh yang Dia tetapkan untuk ane, dan sebaliknya. Do'a ane sudah dijawab Vin. Ane diminta untuk menjahuinya. Ane gak mampu jauh dari Nisa, Vin. Gak bisa.''
''Antum udah dengar perkataan imam syafi'i Lid? ''
''Tentang apa? ''
''Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Yang Mahakuasa akan timpahkan kepadanya pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kau mengetahui bahwa Yang Mahakuasa sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Yang Mahakuasa menghalangimu dari perkataan tersebut biar kau kembali berharap kepada-Nya.''
''Coba antum introspeksi diri dulu Lid. Ane takut kalau antum mulai menjauh dari-Nya. Sehingga, Dia menjauhkan antum dari Nisa.''

Mendengar perkataan Kevin, saya tersadar bahwa selama ini saya sudah tidak berzikir mengagungkan nama-Nya.

''Astagfirullah......'' lirihku
''Mengapa saya mampu ibarat ini? Ya Allah, ampunilah hamba mu yang lemah ini karena hamba telah melupakanMu.''

Kudongakkan kepalaku menatap Kevin yang sedang berlutut dihadapanku.

''Syukron Vin.''
''Afwan, sudah menjadi peran ane sebagai sahabat. Apa antum sudah baikan? ''
''Alhamdulilah''
''Syukurlah kalau begitu. Sholat zuhur yuk, kita sudah telat 15 menit.'' Aku hanya menganggukkan kepala, kemudian bangun dan berjalan menuju mushola.

---

Setelah akibat sholat, perasaanku sudah lebih damai dari sebelumnya. Kuangkat kedua tanganku seraya berdo'a

''Ya Allah, ampunilah hambamu yang lemah ini karena hingga detik ini hamba masih menyimpan sebuah rasa cinta kepada salah seorang hambaMu disana. Ya Allah, kalau memang rasa cinta ini membuatku jauh dariMu maka hilangkanlah. Kumohon, pertemukanlah saya dengan orang-orang yang mencintaimu jauh di atas segalanya, yang mencintaiku karena Mu dan yang kucintai karena Mu. Namun, kalau memang rasa cinta ini mendekatkanku kepadaMu dan dialah yang engkau tetapkan sebagai jodohku, maka pertemukanlah kami di waktu yang tepat. Disaat kami telah siap, pertemukanlah kami dalam kesucian cintaMu.''

Profil Penulis:
Nama: Albert Nanda Saputra
Agama: Islam
Alamat: Tanjung Sari, Natar, Lampung Selatan
Sekolah: SMA Negeri 1 Natar

Previous
Next Post »