Ayah! Karya Almal Syarhan

AYAH!
Karya Almal Syarhan

Perhatian: Cerpen Ini tidak hanya sekali Share alasannya Word tidak cukup.

Apa yang akan terjadi kalau gadis kecil berjulukan lengkap Kaiza Kalia Syarhan atau yang kerab di sapa Kaiza ini kehilangan Ayah nya. 4 tahun umur nya. Gadis bagus dan ceria ini tidak mengetahui apa-apa yang ia tahu hanya bermain bersama teman-teman nya. Lain lagi dengan Panji yang sudah berusia 7 tahun itu ia mengerti Ayah nya akan pergi untuk selama nya.

Malam Itu jam mengambarkan Pukul 10, tenang namun Tiba-tiba Lelaki yang tengah terbaring lemah itu mengerang kesakitan seraya memegangi leher dan Dada nya.

Panji Dan Kaiza Tersentak dari tidur lelap nya. Sang Ibu sudah meraung meangisi Suami nya yang sudah ambruk di pangkuan nya.

"Ayah? Ada apa bu? "Tanya Kaiza Bergumam Tidak Mengerti.

Wanita Tegar itu menarik kedua buah hati nya dan menitip kan nya pada tetangga yang berbaik hati mendapatkan calon Yatim ini.

"Bu Ratna aku minta tolong titip Panji Dan Kaiza ya. Saya harus membawa suami aku kerumah sakit."
"Ibu! Kaiza gak mau disini! Kaiza mau ikut Ibu!"Kaiza menangis sesungukan alasannya tak ingin di titipkan.
"Kaiza ibu gak lama. Kan ada kaka lagi Pula tante Ratna baik ko"Ujar Sang Ibu berusaha menenang kan.
"Ibu Pergi ya?"Pamit Wanita Itu. Kaiza terus menangis sementara Panji hanya membisu menatung ia tau apa yang akan terjadi.

Pagi Pun Tiba membawa Ribuan misteri bagi keluarga yang dahulu nya bahagia ini.

"Dok apa yang terjadi dengan suami saya?"Wanita Ini segera menyambar sang dokter kala ia keluar dari Ruang ICU.
"Sebenar nya ketika Pak Syarhan di bawa kesini Beliau telah meninggal Bu"Jawab Sang Dokter Tak Kuasa.
"Maksud nya? Suami saya? Kaprikornus sumai Saya meninggal?"Wanita Ini terduduk lemas ia tak percaya dengan apa yang akan terjadi. Kenyataan memang sulit untuk di terima.

Jarum jam sudah mengambarkan pukul 12 dan sebentar lagi Jenazah Almarhum Tuan Syarhan akan tiba di kediaman Beliau. Sang Istri Maira Juga sudah pulang untuk menyiapkan semua nya dan tak lupa menjemput buah hati nya.

"Ibu!!!"Sorak Kaiza yang eksklusif mendekap sang Ibu.
"Bagaimana suami mu? Semoga baik-baik saja"Tanya Bu Ratna Prihatin.

Ayah!  Karya Almal Syarhan

Maira menggeleng Pelan Setetes Air mata menbasahi Pipi nya.

"Ibu Nangis?"Tanya Kaiza mengusap Jejak Air mata dari pipi ibu nya.
"Ibu gak papa kaiza. Kita Pulang"Sahut Maira lantas menggendong Kaiza dan Berlalu dari Rumah bu ratn dengan Panji yang mengekor nya.

Di kediaman Almarhum Syarhan. Para warga telah berdatangan membuat Kaiza senang alasannya banyak memiliki sahabat sekaligus galau melihat semua orang menangis.

Tidak begitu lama sirine ambulan berdering keras semakin keras ketika ia berhenti di depan rumah Kaiza.

Kaiza dan teman-teman sebaya nya berlari ke sumber suara."Ya! Ada ambulan!"Pekik Kaiza Girang. Ia merasa terhibur dengan Dering Sirine Ambulan itu. Tanpa ia ketahui di dalam situ terbaring sang Ayah yang hanya tertinggal raga.

Dengan cepat Maira menarik kedua buah hati nya dalam dekapan.

"Semua akan baik-baik saja"Gumam Maira di sertai isakan. Panji pun ikut terisak alasannya ia paham apa yang terjadi pada ayah nya sementara Kaiza tidak sama sekali.
"Ibu memang semua sudah baik-baik saja"Sahut Kaiza Polos.
"Tidak Bu. Tidak Kaiza. Semua nya tidak akan baik-baik saja dan semua nya sudah tidak akan baik-baik saja!"Bantah Panji yang terpukul alasannya kepergian sang Ayah.
"Kaka semua nya baik. Aku bahkan senang sekarang apa lagi bunyi sirine itu membuat ku sangat senang."Ujar Kaiza dengan Mimik Polos.
"Kau Tidak Mengerti Kai! Kita tidak akan baik tanpa Ayah"Sahut Panji yang bersikeras dengan Ucapan nya.
"hemm Ayah? Oh ya bu Ayah dimana bukan nya ini hari libur dan Ayah sudah berjanji akan mengajak kami berlibur."Tanya Kaiza yang gres mengingat perihal Ayah nya.
"Ayah ada di dalam sana"Sahut Panji menunjuk Ambulan yang tengah terbuka pintu belakang nya alasannya mayat Tuan Syarhan Akan segera di solat kan.
"Di dalam sana? Kaiza juga mau pasti sangat asik di sana"Gumam Kaiza dengan Mata berbinar.
"Kamu tidak boleh kesana. Ambulan hanya untuk orang meninggal menyerupai Ayah."Cegah Panji menarik pergelangan sang Adik.
"Kaka bohong"Tuduh Kaiza.
"Bu! Ibu bilang Kita tidak Boleh Bohong dan sekarang kaka berbohong marahi kaka bu ayoo!"Rengek Kaiza manja.
"Aku Tidak bohong!"Tegas Panji.
"Kaka bohong!"Kekeh Kaiza.
"Sudah Masuk kamar masing-masing jangan keluar hingga sore nanti."Perintah Maira berpesan.
"Yahh Ibu"Keluh Kaiza.

Waktu pemakaman pun tamat Air mata Maira serasa sudah kering. Panji juga menangis dalam kamar nya sedang kan Kaiza sibuk dengan Imajinasi nya yang tengah bermain.

Dan ketika ini lah cerita usaha mereka hidup tumbuh besar tanpa Ayah.

???

Cerita nya akan di sambung kok. Tenang Aja

Profil Penulis:
Nama lengkap:Khaliza Nur Amalia.
Ttl:18 April 2002
Tempat Tinggal:Tanjung Tabalong.
Nomor Hp: 085249442785

Facebook: https://mobile.facebook.com/khalisa.ernayanasutriono?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=8

Previous
Next Post »