Serial Kim Jong Un Part 1 Mesin Pembunuh Karya Kartono Anwar

SERIAL KIM JONG UN PART 1 MESIN PEMBUNUH
Karya Kartono Anwar

Akim, Ijong, Samiun ialah tiga sahabat. Mereka di lahirkan di hari tanggal dan tahun yang sama. Mereka tumbuh tanpa mengenal siapa orang bau tanah kandung mereka. Mereka tinggal dipanti asuhan yang sama. Dan kemana-mana selalu bersama. Orang-orangpun memanggil mereka Kim Jong Un. Mereka juga diadopsi oleh seorang konglomaerat bau tanah yang sama. Yang seminggu kemudian meninggal. Kakek itu tidak memiliki anak dan istri.  Jadi seluruh harta kekayaan yang tidak akan habis tujuh turunan itu jatuh ketangan mereka. Tapi mereka tetap rendah hati. Di sekolah mereka tidak menerangkan diri sebagai anak orang kaya.  Kini mereka mulai menginjak cukup umur usia mereka telah 13 tahun dan mulai mengenal cinta. Mereka bertiga naksir sama kaka kelas mereka. Namanya, Yaumil, Wafa dan Aulia. Hal itu bermula ketika masa orientasi siswa . Mereka bertiga melongo melihat gadis bagus yang sedang berbicara di depan mereka. “Jong lihat deh yang ada tahilalat di bawah matanya bagus ya? “ Tanya Kim pada Jong. “Yang tahi lalatnya di atas bibir itu lebih manis” jawab Jong. “Yang tahi lalatnya di hidung itu ibarat artis dangdut idolaku”. Ucap Un menimpali. Karena belum berpengalaman ini untuk pertama kalinya bagi mereka. Akhirnya googlepun jadi tujuan. “Bagaimana cara mendapatkan hati gebetan” itu yang mereka tulis. Dari banyaknya kata di artikel itu yang menjadi sentra perhatian mereka yaitu tak kenal maka tak sayang dan pengorbanan.

Saat itu mereka bertiga berjalan menuju taman. Dan melihat Yaumil, Wafa, dan Aulia sedang duduk di taman membaca buku pelajaran. Karena hari ini ulangan. Kim Jong Un berusaha memperkenalkan diri. Kim menyampaikan tangannya pada Yaumil, Jong pada Wafa dan Un pada Aulia. Tapi mereka di kacangin. Tawaran mereka tidak di hiraukan Yaumil, Wafa dan Aulia. Yaumil, Wafa, dan Aulia pergi meninggalkan tiga cowok  tampan itu alasannya merasa terganggu. Tapi mereka tidak mengalah besoknya mereka coba lagi ketika bertemu di jalan tapi sama di kacangin. Besoknya lagi di coba ketika makan di kantin dan tetap di kacangin juga. Sekedar ingin berkenalan dengan cewek paling di populer di sekolah itu sudah susah. Apalagi jikalau ingin dekat,  jauh-jauh kepacar itu yang mereka rasakan.

Hari ini mereka heran kenapa Yaumil, Wafa, dan Aulia tidak ada di sekolah. Merekapun mencoba mencari tahu. Dan ternyata kata bu guru Yaumil, Wafa, dan Aulia sakit.

***

Teng-teng, bunyi bel tanda pulang sekolah.Semua muridpun keluar kelas termasuk Kim Jong Un.

***

Kini mereka bertiga sudah berada di halte menunggu kendaraan umum lewat. Menurut bu guru jarak sekolah dengan rumah cewek yang mereka taksir cukup jauh jadi harus tiga kali naik angkutan umum. Dan kini mereka sudah berada di angkot yang ketiga, tinggal 2 km lagi mereka akan hingga di rumah sang pujaan hati. Saat  di angkot itu mereka duduk berhadapan dengan tiga orang wanita yang memakai pakaian putih-putih. Kim Jong Un berpikir pasti tanteu-tanteu bahenol ini dokter dan setelah berkenalan ternyata mereka bertiga ialah ilmuan. Sesuai dengan lencana yang bertuliskan hurup A yang terpasang di baju mereka masing-masing. Nama mereka juga berinisial A. yaitu Ana, Alvi dan Anita.

Saat itu cuaca memang panas di luar. Kim Jong Un merasa kepanasan terasa ibarat di dalam open dan rasa haus tak terelakan lagi. Kaprikornus air minum yang di berikan tanteu-tanteu bahenol tadi itupun mereka minum. Satu orang satu botol dan air itu habis sekali minum. Setelah air itu habis tiba-tiba kepala mereka terasa pusing dan merekapun tak sadarkan diri. Ketika sadar Kim Jong Un sudah dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat mereka terbaring di dalam sebuah laboratorium. Di sekeliling mereka terdapat tabung-tabung berisi organ badan insan dalam sebuah larutan cairan kimia. Kim berdiri ia berhasil membebaskan diri keluar dari laboratorium itu dan mencari teman-temannya diruangan lain. Tapi Kim salah masuk ruangan. Dia malah masuk ruangan ketiga ilmuan jahat tadi. Dia mendengar semua apa yang mereka bicarakan. Ternyata mereka bertiga ialah ilmuan jahat yang menjual organ dalam manusia. Dan organ badan itu diganti dengan program-program robot  canggih dan akan di jadikan mesin pembunuh. Organ badan itu akan di jual kesebuah rumah sakit di luar negeri dan mesin pembunuh itu akan di jual ke sebuah biro intelejen militer rahasia.

Saat itu Kim melihat tanteu Alvi sudah berkemas-kemas dengan peralatan bedahnya untuk mengeksekusi Jong dan begitu juga tanteu Anita yang sudah siap untuk mengeksekusi Un. Mereka hanya menuggu tanteu Ana yang sedang menelpon biro intelejen diam-diam itu bahwa mesin pembunuh gres mampu di kirim besok pagi dan juga menelepon pihak rumah sakit bahwa organ badan itu 2 jam lagi siap di kirim. Kim kaget bahwa nyawa sahabatnya sedang dalam bahaya. Diapun bermaksud keluar dari ruangan itu. Tapi ia tertangkap berair ia tak sengaja menyenggol pas bunga dan memecahkannya. Kim berhasil keluar dari ruangan tapi ketiga iblis itu mengejarnya. Dan kim sekarang sudah ada di bibir jurang. Tapi tiga wanita itu mendekatinya semakin mendekat-semakin mendekat dan kim balasannya jatuh kejurang. Karena merasa Kim sudah mati ketiga wanita itupun pergi meninggalkannya.

Kim belum mati. Ketika jatuh tangannya masih sempat memegang akar gantung pohon beringin yang ada di bibir jurang itu. Akar gantung itu panjang menjuntai. Dia berusaha untuk naik keatas jurang namun tak bisa. Rasa lelahpun dirasakan oleh otot-otot di tangannya. Perlahan-lahan cengkeraman kuatnyapun pada akar gantung  itu ia lepaskan. Dalam hatinya ia berkata “maafkan saya kawan-kawan saya tak mampu menolong kalian, dan maafkan juga aku. Karena saya telah berdosa pada kalian. Aku akan mati dengan damai sedangkan kalian akan hidup tersiksa. Maafkan aku” Diapun menutup matanya dan melepaskan pegangannya itu. Kim mencicipi ada sesuatu yang hambar sedingin es memegang tangannya. “Mungkin inikah kematian, mungkin ia malaikat maut yang telah memegang tanganku.” Pikirnya. Diapun penasaran ingin melihat ibarat apa rupa dari malaikat maut itu. Kim pun membuka matanya. Diapun melihat tangan malaikat maut yang memegang tangannya tadi . Tapi ia merasa aneh. “Kok malaikat maut pake watu akik ya?. Merah delima lagi.”  Perasaan anehnya bertambah setelah ia mendengar bunyi malaikat maut itu. “Kok saya kenal suaranya ya? Kayak bunyi si Anto? Temenku yang udah seminggu gak masuk sekolah”   Suara itu semakin keras. “Woy buruan berat nih” ternyata itu benar bunyi si Anto sobat sekelasnya si penggemar watu akik. Tangan kananya memegang tangan Kim dan tangan kirinya memgang tali. Tapi Kim tidak meraih talinya ia malah melihat terdiam wajah anto yang pucat. “Ah kelamaan” ucap Anto sembari melemparkan Kim dengan kekuatan supernya ke atas jurang. “To kenapa lo jadi gini” ucap Kim. Udah ceritanya nanti saja. Jawab Anto sembari membawa lari Kim secepat kilat. Kim pun kaget ”waaa…”

Serial Kim Jong Un Part 1 Mesin Pembunuh Karya Kartono Anwar

Anto membawa Kim keruangan dimana Jong dan Un berada. Dan ternyata Jong dan Un belum di eksekusi. Setelah melepaskan tali yang mengikat Jong dan Un. Merekapun di bawa lari secepat kilat oleh Anto dan kembali bunyi itu terdengar dan kali ini lebih banyak bunyi “waa…waa…waa…”.

Anto membawa Kim Jong Un kepinggir danau di tengah hutan alasannya ia merasa daerah ini paling aman dan tidak akan terdeteksi oleh mesin pembunuh lain. Disana Antopun menceritakan kisah hidupnya kenapa ia mampu hingga jadi mesin pembunuh. “Aku waktu itu gres pulang dari apotek. Aku membeli obat untuk ibuku yang sakit. Lalu saya naik angkutan umum. Di dalam angkot itu saya duduk behadapan dengan Tanteu Ana, Alvi dan Anita. Aku pikir mereka orang baik. Aku hanya melihat dari wajah dan penampilannya saja. Kaprikornus ketika mereka memberiku minum. Aku minum saja. Karena ketika itu saya sangat kehausan. Lalu saya pingsan dan setelah bangun. Aku jadi ibarat ini. Tapi saya masih ingat ibuku. Akupun pergi kerumah dan ternyata ibu sudah meninggal. Lalu ilmuan itu memanggilku kembali kesini. Aku tak mampu menolak apalgi melawan. Ketika mereka memerintahku. Tapi saya tahu ketika mereka memerintahku hal pertama yang saya rasakan ialah sakit kepala yang teramat sangat. Dan sekarang pergilah kalian alasannya jikalau tidak saya akan membunuh kalian.
”Tanpa pikir panjang kim jong un pun lari dan Antopun mengejarnya. Mesin-mesin pembunuh yang lain datang ikut membantu. Mereka ada yang terbaang dan ada yang keluar dari dalam tanah.

Sebelumnya Anto berwasiat bahwa Kim Jong Un harus bersembunyi di dalam gubuk pinggir hutan ini. Karena gubuk ini di lindungi oleh semacam energy gaib sehingga tidak mampu di masuki oleh seseorang atau sesuatu yang bersifat jahat. Anto telah membuat sebuah lorong bawah tanah. Lorong itu menghubungkankan gubuk dan laboratorium. Dimana tidak seorangpun tahu.  Hanya Anto dan ilahi lah yang tahu. Kim Jong Un berhasil masuk kedalam gubuk itu. Mesin pembunuh itu  mencoba masuk namun tak mampu termasuk Anto sendiri. Gubuk itu memang abnormal termasuk orang yang sedang marahpun tidak akan mampu masuk kedalam gubuk itu. “Jika kalian punya jiwa nasionalisme kalian pasti mau melaksanakan itu, kalian harus menyelamatkan para cowok cita-cita bangsa. Masa depan Bangsa ada di tangan kalian” kata-kata itu yang memotivasi Kim Jong Un untuk menghentikan kasus penculikan ini. Dimana sebelumnya mereka hendak pergi dari hutan setelah berhasil lolos.

Karena marahnya para mesin pembunuh itu lalu memperabukan gubuk itu. Lalu merekapun pergi. Karena menduga Kim Jong Un tidak mungkin selamat. Sementara itu Kim Jong Un telah memasuki lubang yang di buat oleh Anto. Lalu merekapun berjalan memasuki lorong menuju laboratorium terkutuk itu dan sampailah mereka di laboratorium itu. Merekapun masuk kedalam ruang pemrogaman. Dan alangkah kagetnya mereka ternyata tanteu-tanteu bahenol itu berada di sana. Tidak ada jalan lagi untuk mundur. Setelah berunding, Kim Jong Un memutuskan untuk melawan saja. Kimpun maju dan mengajukan penawaran.

“Dulu saya kalah melawan kalian bertiga, dan saya rasa itu tidak adil. Sekarang kita tiga lawan tiga dan saya rasa itu gres adil. Kalau kami menang kalian hentikan penculikan ini dan menyerahkan diri kalian kepolisi. Kalau kalian yang menang. Kalian boleh menimbulkan kami mesin pembunuh. Bagaimana?”

Tanpa di pikir panjang para tanteu itupun mendapatkan penawaran itu alasannya yakin pasti menang. Kim melawan tanteu Ana, jong melawan tanteu Alvi dan Un melawan tanteu Anita. Tapi mereka salah duga. Kim jong Un ternyata sangat kuat. Ini alasannya obat yang di berikan Anto sewaktu di hutan. Obat itu seharusnya di minum oleh para tanteu bahenol itu namun Anto mencurinya. Akhirnya di ronde yang pertama Kim Jong Un pemenangnya. Waktu istirahat sebelum ronde dua dimulai. Para tanteu bahenol itupun mengatur siasat. Dan balasannya mereka menemukan cara bagaimana mengalahkan Kim Jong Un. Akhirnya Kim Jong Un kalah. Setelah melihat tanteu Ana bermetamorfosis Yaumil tanteu Alvi menjadi Wafa dan tanteu Anita menjadi Aulia. Sebenarnya itu halusinasi mereka jawaban cairan zat kimia yang di campurkan pada minuman yang di campurkan pada minuman mereka. Sewaktu mereka beristirahat. Oleh seorang oknum.

Kim jong Un tidak mampu melawan. Mereka  lemah terhadap  orang yang mereka cintai. Tanpa bersusah payah Kim Jong Un berhasil di ikat kembali. Mereka kembali pingsan.

***

Kim sadar dan  membuka mata ia melihat Anto Jong dan Un, Sedang melepaskan ikatannya. Sembari melepaskan Anto berbicara ”saat kalian memasuki ruang pemrogaman tadi bekerjsama tanpa kalian sadari saya telah mengikuti kalian. Aku takut hal yang tidak di inginkan terjadi. Dan benar saja. Di ruangan itu malah ada 3 tante badung itu. Saat kalian keluar ruangan untuk bertarung. Aku dengan cepat masuk ruang pemrograman itu. Aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprogram semuanya. Tapi pertarungan kalian berhasil mengalihkan perhatian mereka. Sehingga saya tidak ketahuan. Akupun berhasil memerintah semua mesin pembunuh untuk membantuku meringkus tanteu-tanteu itu. Dan saya berhasil. Aku juga sudah memanggil polisi. Sekarang bantu aku. Diapun lalu mengajak Kim Jong Un kesebuah ruangan yang cukup luas. Lalu diapun memanggil semua mesin pembunuh itu dan menyuruhnya berbaris dengan rapih. “ Nah sekarang ikuti aku” ucap Anto sembari memencet sebuah tombol yang ada di punggung mesin pembunuh Itu. Dan mesin pembunuh itupun mati. Kim Jong Un tidak mengikuti apa yang Anto lakukan. Karena semua mesin pembunuh yang berjumlah 100 itu dengan secepat kilat sudah di matikan oleh Anto. Ternyata Anto hanya pamer kehebatan saja. Itu sebagai tanda salam perpisahan dari Anto untuk Kim Jong Un. “Aku punya 3 seruan untuk kalian…” belum sempat Anto melanjutkan ucapannya tiba-tiba tercium amis gas dan ternyata itu berasal dari pipa gas yang bocor sempurna di belakang Anto sekarang berdiri. Dalam hatinya “bahaya.bisa terjadi ledakan.”  Gaspun dengan cepat memenuhi seisi ruangan. Dan dengan cepat Anto memegang tangan Kim dan Jong dan membawanya keluar. Tapi ia lupa bahwa Un masih di dalam. Antopun kembali lagi kedalam ruangan itu dan tidak lama kemudian terjadilah ledakan itu. “Tidak”  teriak Kim dan Jong mereka merasa Anto dan Un masih didalam. Mereka manangis histeris meratapi nasib diri. Tapi tiba-tiba Un dan Anto sudah ada di belakang mereka “udah tak usah di tangisi masih banyak koq tanteu-tanteu bahenol di luaran sana” Kim dan Jong berbalik alasannya merasa mengenal bunyi itu dan benar itu bunyi Un. Lalu memeluk Un dan Anto. “Aku gak mau kehilangan kalian, hidupku akan terasa hampa tanpa kalian. Kumohon kali ini jangan pergi lagi” ucap Kim dan Jong yang mengeluarkan kata-kata puitis bergantian. “Lebay lo, ayo pegang tanganku” ucap Anto. Kim Jong Un pun memegang tangan anto dan wush Antopun kembali berlari secepat kilat.

Dan sampailah mereka di rumah Kim Jong Un yang megah. Lalu Antopun berkata “aku belum sempat mengatakan 3 permintaanku tadi. Ok sekarang waktunya. Pertama saya ingin membawa kalian keluar dari sana. Dan sudah saya lakukan, kedua tolong pencet tombol di punggungku ini supaya saya mampu mati dengan damai dan ketiga makamkan saya dengan layak dan saya ingin di makamkan sempurna di samping makam ibuku.”.

Kim jong Un pun mengabulkan 3 seruan terakhir Anto itu dan bagi mereka Anto ialah Pahlawan. Pahlawan tanpa terima kasih. Karena hingga maut Antopun mereka bertiga belum sempat mengucapkan terimakasih pada Anto.

TAMAT

Profil Penulis:
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat
Alamat FB   : Kartono Anwar Nasution
Email: anwar_kartono@yahoo.com
pangerankartono@gmail.com

Previous
Next Post »