DUNIKAU TANPAMU
Karya Dian Novita
Saat SMP mereka bertemu di sebuah toko es krim yang sangat wangi baunya. Eren selalu ada untuk Geo dan begitu juga sebaliknya. Namun pada suatu sore kelabu Eren sangat duka alasannya yaitu Ibunya telah meninggal alasannya yaitu suatu penyakit. Geo yang melihat keadaan itu mencoba sebisa mungkin untuk menghiburnya. Namun hati Eren masih sangat sedih. Dia tak akan menduga bahwa itu yaitu pertemuannya yang terakhir bersama Geo. Karena orang bau tanah Geo bercerai dan pisah rumah, hasilnya beliau tinggal bersama dengan Ayahnya di Rusia. Kepergian Geo membuat hati Eren semakin larut dalam kegelapan.
Waktu telah berjalan hingga tiba pada demam isu semi di awal semester SMA. Eren bersekolah di SMA yang sangat terkenal. Karena beliau cantik maka tak butuh waktu lama untuknya menjadi populer di sekolah tersebut. Eren mengikuti klub seni dan di klub itulah beliau bertemu dengan Rei. Sangat berbeda dengan Geo, Rei mempunyai sifat yang hambar dan juga banyak mempunyai sobat perempuan. Semua perkataannya tak satupun berani membantah alasannya yaitu beliau anak orang kaya dan super jenius. Banyak sekali karya lukisan Rei tapi tak ada satupun yang bertema alam. Hal ini membuat Eren penasaran.
Saat pulang sekolah beliau sedang berada dalam bus dan tak sengaja disampingnya ada Rei. Satu menit kemudian Rei tertidur dipundak Eren. Dia merasa takut dan deg-degan kalau beliau pindah Rei akan terbangun dari tidur pulasnya. Rei mulai mengigau perihal mimpi buruk. Dari situlah hari-hari mereka penuh dengan hal yang menarik tapi juga menjengkelkan. Karena disaat Eren menaruh hati pada Rei tapi beliau tidak bisa dan tak pernah mengatakannya alasannya yaitu takut dan juga Eren menjaga perasaan sahabatnya Ike yang juga menyukai Rei. Disamping itu Rei sangat menyebalkan alasannya yaitu tidak pernah peka dan dengan sifat dinginnya itu beliau lebih disukai banyak gadis.
Sepulang sekolah di ruang seni hanya ada mereka berdua yang sedang melukis satu sama lain. Rei bercerita kepada Eren bahwa beliau akan pindah sekolah alasannya yaitu merasa tidak cocok dengan sekolah itu. Eren kesal mendengar ceritanya, apa beliau sudah gila hingga berpikir menyerupai itu. Bagaimana populernya Rei dan bagaimana takutnya Eren menceritakan perasaannya. Tapi Rei malah tak menyukai sekolah itu. percakapanpun berakhir dengan kata-kata terakhir Eren "aku menyukaimu bodoh" dan lari pulang ke rumah. Keesokannya Rei sudah tak bersekolah di SMA itu lagi. Eren merasa lega alasannya yaitu beliau telah mengatakan hal tersebut, tapi juga duka alasannya yaitu tak mendapat balasan dari Rei.
Waktu terus berjalan hingga Eren masuk di sebuah universitas. Dia bertekad akan lebih serius lagi dalam berguru dan mengembangakan bakatnya. Saat beliau menjadi sentra perhatian di sebuah pekan raya seni beliau melihat selintas wajah Rei tapi dikala beliau mencarinya beliau malah bertemu dengam Geo sobat SMP-nya. Eren sangat senang hingga memeluk erat dan menangis. Geo tersenyum dan berkata "jangan menangis, alasannya yaitu saya berjanji pada Ibumu untuk tidak membuatmu bersedih". Saat hari terakhir Geo berjanji pada Ibunya Eren. Tapi pada hasilnya Eren tetap bersedih walaupun beliau ada disampingnya. Ditambah kondisi keluarga Geo yang hancur juga akan membuat Eren sedih. Maka beliau memutuskan untuk ikut Ayahnya ke Rusia.
Setelah pertemuan yang mengharukan tersebut hari-hari mereka kembali menyerupai dulu. Semua rupawan alasannya yaitu mereka satu universitas. Saat Geo menyatakan cinta pada Eren, mereka resmi sebagai sepasang kekasih. Saat Eren diundang Geo dalam program keluarga di sebuah villa dekat pantai, tak disangka di sana Eren bertemu dengan Rei yang tak lain yaitu saudara tiri Geo. Suasana menjadi canggung namun Geo berusaha mencairkan suasana dan bersikap romantis pada Eren. Hal itu membuat Rei kurang nyaman dan datanglah kekasih Rei, yaitu Rika. Dia sangat kekanak-kanakan tak disangka beliau menjadi pacar Rei. Namun itu hanya sebuah paksaan demi kelancaran perusahaan milik orang bau tanah mereka.
Mereka berempat banyak bercerita dikala api unggun. Mereka dipaksa untuk jujur dalam suatu permainan. Eren mengakui bahwa beliau dulu pernah menyukai Rei. Seketika suasana berubah. Geo sedikit duka namun ditutupi dengan sedikit senyuman. Rika sangat jengkel dan Rei hanya berpaling menatap laut. Acara berakhir dikala Ibu Rei menyuruh mereka untuk pergi tidur.
Saat di kamar Geo dan Rei begitu canggung. Memang menyerupai biasanya mereka jarang berbicara bersahabat sebagai kakak adik. Geo sebagai kakak terkadang menyapa, namun Rei hanya tersenyum. Malam itu Geo bertanya pada Rei perihal perasaannya pada Eren. Untuk pertama kalinya Rei bercerita pada Geo, awalnya beliau hanya tersenyum dan menceritakan masa SMA dulu bersama Eren dan mulai bercerita perihal penderitaannya yang harus melaksanakan apa saja demi perusahaan Ayahnya. Rei yang tak tahan hasilnya keluar kamar. Geo hanya bisa bengong dan bersedih sebagai kakak beliau tak bisa membuat adiknya bahagia.
Rei berjalan menuju ruang makan dan mengambil minum tapi beliau sangat kaget dikala melihat Eren yang berantakan alasannya yaitu "sedikit" mendapat bully dari Rika dikala di kamar. Mereka bercerita satu sama lain. Eren teringat satu pertanyaan yang semenjak dulu disimpan kenapa Rei tak pernah melukis pemandangan alam. Rei bengong dan menjawab bahwa alam itu luas bebas dan lepas. Rei yang tak mencicipi itu tak pantas untuk melukisnya. Suasana menjadi sangat mengharukan Eren membiarkan Rei menangis di pundaknya.
Geo melihat hal itu bersama Rika. Rika mencoba memisahkan mereka tapi Geo menahan dan membungkam verbal Rika. Dia melihat wajah Geo yang meneteskan air mata seketika itu beliau menjadi damai kembali.
Hari hari mereka berempat sangat menyenangkan dan penuh konflik. Eren senang menjadi pacar Geo, namun tiap melihat Rei hatinya menjadi sedikit sakit. Geo bahagia bersama Eren tapi juga memikirkan dengan situasi sang adik. Rei yang mati-matian menyembunyikan perasaan pada Eren harus menahan sakit dikala melihatnya dengan kakaknya. Rika sangat menyukai Rei hingga apa saja akan beliau lakukan untuknya.
Saat malam haru, Rei sangat lelah dengan aktivitasnya. Dia ingin bercerita pada langit bagaimana perasaannya. Tapi bicara pada diri sendiripun lelah, mungkin walau beberapa kalimat panjang yang ada di hati nan lirih, langit tetap bisa mengerti dan tetap menatapnya tanpa berpaling sedikitpun. Rei meminta Rika untuk menemaninya untuk sekedar 'minum' dan melepas lelah. Walau kejujuran terucap dari verbal Rei, tapi Rika masih bisa menahan rasa sedihnya. Kenapa tak ada sedikitpun hal rupawan perihal dirinya yang diucapkan Rei. Saat Rei mulai mabuk, Rika mulai bercerita.
Sekali dalam hidupnya beliau bertemu dengan lelaki yang bisa mengubah hidupnya. Beberapa tahun lalu, Rika menangis sendirian di bandara. Ia hanya gadis kecil yang tak bersalah namun harus mengalami rasa sakit yang amat sangat. Di hari itu, Ibunya meninggalkannya sendirian alasannya yaitu konflik dengan Ayahnya. Seumur hidupnya Rika selalu berperilaku baik. Dituntut untuk menjadi penerus keluarga yang sempurna. Dia senang hati melaksanakan apapun untuk kedua orang tuanya. Walau itu yaitu kasih sayang yang sepihak. Karena kesibukan orang tuanya, kasih sayang tak pernah beliau rasakan. Di hari itu beliau menangis meratapi kawasan terakhir Ibunya berdiri, sebelum ia meninggalkannya. Saat beliau memejamkan mata tiba- tiba beberapa usapan lembut ia rasakan di rambutnya. "Jika harimu berat, tak apa menangislah, saya akan berada di sampingmu" ucap seoarang anak lelaki dengan sebuah senyuman manis. Tanpa bertanya apapun, Rika kecil menangis dalam dekapan anak itu.
Sejak hari itu ia selalu memikirkannya. Siapa namanya? Dimana alamatnya? Akankah beliau mau diajak makan bersama? Hal itulah yang sering beliau pikirkan. Suatu hari dikala beliau mulai beranjak remaja beliau dipertemukan dengan orang yang akan dijodohkan dengannya. Mungkin laki-laki itu lupa kejadian beberapa tahun lalu. Namun tidak dengan Rika. Dia sangat senang, harinya terasa sedikit ringan walau hanya melihat fotonya. Namanya selalu beliau catatkan di buku hariannya. Berharap hari-hari yang panjang itu cepat habis hingga mereka berdua disatukan dalam ikatan suci. Rika sangat bersemangat. Ya.. beliau yaitu Rei. Anak laki-laki yang dulu menyelamatkan hidupnya.
Suasana kafetaria semakin ramai dikala malam hari. Rei sudah mabuk berat dan kehilangan kesadaran. Rika membawa Rei ke hotel alasannya yaitu tidak mungkin mereka pulang dengan keadaan menyerupai itu. Rika menangis melihat Rei dalam keadaan yang menyedihkan. Ternyata laki-laki yang memberikannya semangat itu juga memiliki dilema yang berat. Meski begitu, Rika tetap tidak bisa melepaskannya walau beliau ingin. Karena beliau sudah benar-benar jatuh cinta padanya. Apakah ini salah dirinya kalau beliau mencicipi cinta? Kenapa perasaan yang rupawan ini tak dirasakan Rei untuk Rika? Apakah Rika harus selalu mengalah, demi kebahagiaan orang lain? Tubuh Rei sangat berat hingga Rika merasa kualahan menuntunnya ke kamar.
Saat Rei jatuh, beliau memanggil nama Eren dan menarik tangan Rika. Rika menangis. "kupikir tak apa untuk dikala ini, walau di bayangan Rei saya ini yaitu Eren, saya akan berusaha untuk membuatnya tak bersedih" kata Rika dalam hati. Mereka berdua terlelap dalam tidur yang panjang. Rika berada di dekapan hangat Rei untuk yang kedua kalinya, beliau sangat senang. Rei mencium keningnya. "Inikah hal yang seharusnya terjadi antara Rei dan Eren? Lalu apa arti diriku dikala ini? Apakah saya gadis yang sangat jahat? Biarlah kalau begitu, selamanya saya akan dikenang sebagai gadis jahat demi Rei. Biarkan saya dibilang memaksakan perasaanku padanya. Suatu dikala beliau akan mengerti, dan pasti beliau juga akan mencintaiku. Itu pasti, beliau pasti mencintaiku. Suatu dikala nanti" air matanya berlinangan.
Rei menjadi semakin sering bertukar pikiran dengan Rika. Terkadang ada terbesit rasa nyaman dikala bersamanya alasannya yaitu tak ada satupun yang menghalanginya. Tak menyerupai dikala bersama Eren, selalu terbayang bayang kakaknya. Rika sering menarik hati rei dengan hal-hal yang bandel setiap mereka bertemu. Hingga pada suatu waktu Rei jengkel dan memeluknya. Rika bengong dan hingga terharu. Rei memeluknya sebagai Rika bukan Eren. Namun setiap Rei bertemu Eren, beliau merasa bersalah dan menyesali hidupnya.
Rei semakin dekat dengan Rika dan semakin menjauhi Eren. Hal ini membuat Eren sedikit lega akan kejelasan kekerabatan mereka berempat. Namun akankah cinta pertamanya beliau lepaskan begitu saja. Eren berulang kali membuat double date biar mereka semakin akur. Walau beliau tahu hal itu juga menyakitkan dikala beliau melihat Rei dengan Rika. Bahkan beliau melihat mereka berpelukan.
Eren menangis sendirian di luar ruangan. Saat Geo datang dan bertanya beliau hanya menyembunyikannya. Geo sangat khawatir dan memeluknya erat hingga Eren tertidur dalam pangkuannya. Saat Geo membawanya ke kamar, beliau menciumnya keningnya dan berkata "maaf mungkin saya egois, saya benar-benar tak bisa melepaskanmu, alasannya yaitu saya sangat mencintaimu. Mungkin sudah terlambat memintamu untuk kembali menjadi Eren yang dulu kukenal. Yang selalu ada bersamaku. Aku sungguh menyadari kita tidak bisa kembali lagi ke masa itu. Namun menyerupai apakah dirimu saya tetap mencintaimu." Eren mendengarnya dan menggenggam erat tangan Geo.
Pada double date yang selanjutnya Geo pulang lebih dulu dan Rika juga pulang alasannya yaitu urusan keluarga. Hanya ada Eren dan Rei dalam kafe itu. Rei kesal dan bergumam seraya berjalan pergi menuju balkon. Eren mengikutinya dari belakang. Mereka bengong cukup lama di kawasan itu. Eren memulai percakapan ringan namun Rei hanya menanggapinya remeh. Sampai hasilnya Eren berkata "pernyataanku dikala hari terakhir kita di SMA masih ku pegang. Bahkan saya menghiraukan dunia yang kacau ini hanya untuk mempertahankan kata-kataku." Rei terbelalak mendengar hal itu. Entah mengapa bagi Rei, Eren sangat cantik pada malam itu.
Seperti kehilangan kesadaran, Rei pribadi memeluknya. Tiba tiba Rei tersadar akan tindakannya dan menghentikannya. "Dasar, kau memang bodoh" kata Rei. Rei berlalu meninggalkan Eren sendirian. Eren membisu dan meneteskan air mata lalu berteriak "apa bantu-membantu yang kau mau. Kau memelukku tanpa alasan. Lalu kau berkata saya bodoh. Rei lah yang bodoh." Eren menangis. Rei mendengar itu namun tetap berjalan menjauhinya.
Setiap hari semakin rumit saja kekerabatan mereka. Sering kali mereka merenung apa yang bantu-membantu terjadi pada mereka. Seperti apakah tindakan yang baik bagi diri mereka dan orang lain. Rei dan Eren begitu dalam memikirkan hal ini. Semakin lama semakin tak karuan. Hingga Rei memilih satu keputusan...
Hal menyerupai itu berakhir dikala Eren sedang ada kesepakatan untuk bertemu dengan Reu di villa yang dulu. Eren sangat senang dan Rei akan bertekad untuk bermetamorfosis orang yang beliau harapkan alasannya yaitu Rei akan menyatakan perasaannya dan membawa sebuah lukisan laut. Dia sudah tak peduli pada kenyataan bahwa beliau yaitu kekasih Geo.
Mengetahui hal tersebut Rika sangat duka dan terpukul. Jiwanya sangat terguncang. Dia sudah melaksanakan apa saja untuk Rei. Tapi mengapa beliau tak bisa mencicipi cintanya yang begitu dalam. Apakah Rika tak pantas untuk dicintai. Kenapa Rika hanya hidup untuk dimanfaatkan orang lain saja. Dengan pikiran yang kacau beliau pergi ke dapur.
Saat di toko Rika bertemu dengan Geo. Melihat sesuatu yang abnormal dari Rika, Geo terus mengikutinya hingga hingga di villa. melihat Rika membawa pisau Geo mendekat dan terjadilah cekcok mulut. Tanpa pikir panjang Rika pribadi menusuk Geo dengan pisau tersebut dan meninggalkannya bersimbah darah. Eren yang bahagia menunggu Rei di balkon hingga beliau kembali dari toko.
Rika datang dengan wajah pucat dan berkeringat dengan pisau disakunya. Dan berkata "akhirnya saya menemukanmu bisakah kau juga membuatku bahagia?" Dan dengan cepat menusukkan pisau ke Eren berulang kali. Eren kesakitan lalu Geo dengan sempoyongan datang dan mendekati Eren. Rika histeris melihat mereka berdarah dan hanya membisu di pojokan dan menangis. Eren dan Geo meninggal dengan berpegangan tangan.
Lukisan dan minuman yang dibawa Rei jatuh seketika dikala beliau tiba di kawasan itu. Melihat mereka berdua bersimbah darah dan meninggal di kawasan mereka bertemu dulu.
Profil Penulis:
Nama : Dian N. S.
Umur : 18th
Sekolah : SMAN 1 Puri
E-mail : ndian939@gmail.com
Fb : Dian Novita