Sejak kita lahir ke dunia, ada aneka macam tanda tanya yang hinggap dalam kebijaksanaan dan pikiran kita. Tentang siapa dan apa diri kita lalu bagaimana kehidupan kita, dan yang paling fundamental yaitu mengapa. Sebuah pertanyaan yang akan membawa kita pada konsep dan pemahaman lebih lanjut perihal kehidupan.
Akan tetapi, kalau pertanyaan-pertanyaan itu hanya sebatas pemikiran dan konsep tanpa disertai implementasi dalam bentuk tindakan, maka kita tidak akan menerima apa-apa dari kehidupan ini.
Jika pertanyaan-pertanyaan di atas hanya hingga pada konsep pemikiran, maka kita hanya akan menerima "semangat", dan mampu jadi kita akan kehilangan takdir kehidupan itu sendiri.
Ingat, kita hidup di dunia ini dalam naungan dogma-dogma kebaikan (baca agama) yang dalam hal ini yaitu syariat Islam. Islam selain sebagai keyakinan juga sebagai sarana. Sarana yang akan membantu insan dalam memahami dunia.
Berbagai masalah mulai dari yang fundamental, krusial, hingga hal sepele sekalipun di atur dengan bijak dalam konsep dan fatwa Islam. Salah satunya perihal motivasi (semangat), usaha, dan bagaimana menjemput takdir.
Islam senantiasa mengingatkan umatnya biar jangan pernah kehilangan motivasi dan semangat serta impian dalam hidup. Jika kita dengan sengaja menghilangkan impian dan semangat hidup, maka itu berarti kita telah mendzolimi diri kita dengan tangan kita sendiri. Bukankah Islam sangat keras terhadap orang-orang yang berbuat dzolim?
Lebih jauh lagi, Islam mengajarkan kita untuk senantiasa berusaha melaksanakan sesuatu untuk mencapai apa yang kita impikan. Saya akan mengutip pernyataan dalam Quran terkait dengan hal ini, Firman Tuhan dalam surat ar ra'd ayat 11 :
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang akan mengubahnya.
Inilah konsep perjuangan (ikhtiar) yang benar dalam Islam. Kita tidak akan menjadi insan sukses kalau perilaku dan tindakan kita saja tidak merefleksikan kesuksesan itu sendiri. Kapan kita akan menerima keberhasilan kalau bermalas-malasan masih saja menjadi kebiasaan kita dalam mengisi hidup?
Lalu dimana letak takdir? Mungkin sebagian kita akan bertanya ibarat itu...Jika setiap hasil yang kita dapatkan yaitu wujud dari apa yang kita lakukan, lalu dimana letak takdir dalam Islam?
Artinya, meski takdir itu sifatnya yaitu hak prerogatifnya Allah, tapi Dia melimpahkan kepada hamba Nya dengan konsep keadilan yang matang. Konsep keadilan Tuhan yaitu ilmu yang sulit dicerna kalau kita hanya menggunakan rasionalitas semata. Bukankah ilmu yang kita miliki hanyalah setetes air ditengah samudera yang maha luas?
Intinya, setiap motivasi yang kita bangun, perjuangan (ikhtiar) yang kita lakukan harus diakhiri dengan tawakkal, yaitu menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Khalik. Biarkanlah Dia yang mengeksekusi setiap perjuangan yang kita lakukan.