Kisah ini diangkat tradisi lama dari sebuah negeri yang dikenal dengan sebutan Negeri Sakura. Selamat Membaca...
Suatu ketika, seorang perjaka berniat membuang ibunya ke hutan, alasannya yakni sang ibu telah renta renta, lemah dan tak berdaya. Meskipun berat, namun perjaka itu harus tegas dan patuh dengan tradisi.
Iniliah dikala yang sempurna bagi ia untuk membuang ibunya semoga tidak menjadi beban dan menyusahkan orang lain.
Pemuda tersebut tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Sang ibu yang kelihatan tidak berdaya berusaha menggapai ranting pohon yang mampu diraihnya sebisa mungkin, lalu mematahkannya dan menaburkannya disepanjang jalan yang mereka lalui.
Begitu seterusnya, sepanjang perjalanan sang ibu terus menerus mengambil ranting pohon, kemudian mematatahkan dan menaburkannya lagi.
Setelah berjalan selama berjam-jam, balasannya mereka hingga di dalam hutan yang sangat lebat. Pemuda itu kemudian menurunkan sang ibu dan mengatakan "Ibu, disinilah daerah ibu selanjutnya, saya harap ibu mampu tinggal dengan damai disini." sambil berusaha menahan duka alasannya yakni ternyata ia tidak menyangka tega melaksanakan perbuatan ini terhadap ibunya.
Langkahnya kemudian terhenti ketika sang ibu memanggilnya..
Tak ada rautan wajah kesedihan dan ketakutan dalam diri wanita mulia ini bahkan ia tersenyum dan berkata kepada anaknya " Wahai anak ku, ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil hingga dawasa. Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan hingga hari ini, rasa sayangku tidak berkurang sedikit pun…Ibu tak tahu hingga kapan akan bertahan disini dalam kesendirian. Namun Jika tiba dikala ibu untuk tak lagi ada didunia ini, doa ibu tak akan pernah usai meski ibu sudah berkalang tanah..…karena dalam namamu ada harapan-harapan akan kebaikan untuk dirimu nak……………
"Pergilah dan berhati-hatilah,,tadi ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat….ikutilah tanda itu semoga kau selamat hingga dirumah.”
Setelah mendengar kata-kata tersebut, perjaka itu menangis dengan sangat keras, Ia sadar betapa bodohnya dirinya jikalau harus membiarkan orang yang begitu mulia kasih sayangnya terbuang ditengah hutan yang begitu liar dan berbahaya.
Kemudian sang perjaka eksklusif memeluk ibunya dan kembali menggendongnya, membawanya kembali pulang kerumah. Pemuda tersebut balasannya merawat ibu yang sangat mengasihinya hingga ibunya meninggal.
Sahabat Kbl, begitu mulianya kasih sayang ibu kepada anaknya. Mungkin dongeng diatas hanya fiksi namun begitulah hati sejati seorang ibu. Rasa khawatir terhadap keselamatan dan kehidupan anaknya lebih penting dibandingkan keselamatan dan kehidupan dirinya.
Sudah berapa lama kita tak mengabari mereka alasannya yakni rutinitas kita yang begitu sibuk? Kabarilah mereka terutama ibu, alasannya yakni mereka begitu khawatir dengan setiap langkah kehidupan kita. Kabarilah mereka alasannya yakni hanya itu yang akan membuat mereka bahagia bahwa anaknya baik-baik saja. Kabarilah mereka selagi masih sempat, alasannya yakni kita tak pernah tahu kapan mereka akan pergi,..pergi untuk selamanya.