TERJATUH DARI CINTA
Karya Pratiwi Nur Zamzani
Fel, lo kenapa sih dari tadi mondar-mandir kayak kura-kura kehilangan anak?,” tanya Riska ketika ia merasa teganggu selera makannya sebab ulah Felly.
“Tahu nih anak! Ayan lu kambuh? Duduk kenapa? Makan tuh mie. Nggak ngenakin orang makan tahu nggak lo!,” lanjut Billy dengan protesnya.
Tinggal Bram yang tidak berkomentar. Ia tetap melanjutkan makan siangnya. Tanpa berkata atau sekedar melihat tingkah Felly, Bram begitu menikmati makanan siangnya. Billy yang terus mengoceh dan Riska yang terus marah-marah tetap dihiraukan oleh Felly.
“Kualat lo habis nyiksa belum dewasa kemaren, Fel!,” ucap Bram setelah ia menikmati makanan siangnya.
“Maksud lo?!, tanya Felly dengan menyipitkan kedua matanya. Seakan, ia menunjukkan kecurigaan terhadap rekannya yang satu itu.
“Kalian punya rahasia?,” tanya Billy menyelidik.
“Menurut lo?,” tanya Bram dengan membuka kaleng minumannya.
“Bram!!!!,” bentar Felly.
“Hmmmm?,” tanya Bram santai.
“Kembaliin!!!,” kata Felly.
“Lo nyembunyiin apaan sih, Bram? Kembalikan kenapa?! Biar tuh anak kagak teriak-teriak kayak kena setan!!!,” kata Riska dengan nada kesalnya.
“Gue nggak nyembunyikan apapun! Gue cuman tahu doang ia cari apa?!,” kata Bram ngotot.
“Emang ia cari apaan?,” tanya Billy.
“Kalung. Liontinnya cincin, kan?,” tanya Bram memastikan.
“Lo tahu darimana?,” tanya Felly.
“Soalnya dari kemarin kayak lo sentuh terus gitu. Nggak biasanya aja lo gilain benda mati. Semahal apapun hadiah dari fans, nggak akan seberarti itu buat lo. Yang ada, malah lo kasiin ke anak yatim piatu,” terang Bram.
“Lo udah punya pacar, Fel?!,” tanya Riska.
“Lo seriusan, Fel?,” tanya Billy.
Felly tidak menjawab. Melainkan ia pergi meninggalkan studio dengan raut wajah cemas, kecewa dan juga takut yang terus menyelimutinya. Riska menatap Bram. Seakan, ia yakin, bahwa Bram memiliki belakang layar mengenai Felly. Dan, ia tidak membiarkan Billy serta Riska untuk mengetahui itu.
Langkah kakinya terus menysuri tanah bisu itu. Lambaian pohon dan siulan angin menjadi irama ditengah pikirannya yang kacau. Memorinya yang terus berputar layaknya sebuah film yang tiada ujung, membuat dada Felly terasa begitu sakit. Matanya yang menatap lurus seketika rabun dalam bayang-bayang putih yang terus menemuinya. Seakan ia hendak mati.
Terjatuh Dari Cinta Karya Pratiwi Nur Zamzani |
Felly tak tahu mengapa hal itu terjadi padanya. Felly Anggi Wiraatmaja. Sejak kapan ia menyesali hal kecil menyerupai ini. Sejak kapan pula ia memperhitungkan waktu ketika ia bersama dengan seseorang. Dan, semenjak kapan pula Felly mencicipi sesaknya dada setelah ia mengenal seorang laki-laki.Yah… hanya satu pertanyaan yang selalu terlintas di kepala Felly. Apakah ini takdirnya? Dimana ia harus mendapatkan posisi untuk memikirkan seseorang? Atau ini yaitu karma? Setelah berulang kali membuat deretan laki-laki yang mencintai menjadi absurd sebab sifat keras kepala Felly, ego Felly, kecantikan Felly, karir Felly, dan apa yang ada di dalam diri Felly sesungguhnya.
Felly mengakui hal itu. Ia pernah berhasil menghancurkan kehidupan seseorang hanya dengan berkenalan saja. Bahkan, Felly juga berhasil membuat seseorang berani meregangkan nyawanya sebab ia tidak berhasil mendapatkan Felly. Namanya yang tersebar di mana-mana menimbulkan Felly dan juga belum dewasa Pro Techno, hits di kalangan anak muda. Felly juga mendapatkan julukannya ‘singa liar’ ketika ia berada di panggung. Dan, ‘queen boy’ ketika ia berhadapan dengan kamera yang dapat membuat para laki-laki bertekuk lutut padanya.
“Apa kau sedang memikirkan sesuatu?,” tanya seseorang yang tengah melihat Felly bangun dengan rapuh.
Seketika Felly menolehkan kepalanya. Ia melihat seseorang tangah bangun tegak dengan bola basket yang ada di lubang sikunya.
“Kenapa kau ada di sini?!,” tanya Felly ketus.
“Seharusnya saya yang bertanya padamu, Felly. Kenapa kau ada di sini?”
“Semua ini bukan urusanmu, Arka!,” jawab Felly dengan nada yang cuek dan sorotan matanya yang sinis.
“Tch! Apa ini milikmu?,” tanya Arka dengan mengeluarkan benda yang ada di saku celana basketnya.
Seketika sorotan mata Felly menajam. Ekspresinya berubah seketika. Menuntut penjelas kepada Arka biar ia mau menunjukkan penjelasan itu.
“Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih!,” kata Arka dengan senyuman tipisnya dan memberika kalung itu kepada Felly.
“Kenapa benda ini ada di tanganmu?,” tanya Felly ketus.
“Apa saya harus menjawabnya?,” jawab Arka menyindir.
“Jelaskan, Arka!,” kata Felly dengan nada yang mulai meninggi.
“Semoga bahagia,” kata Arka tersenyum dengan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Felly.
“Arka!!!!,” panggil Felly dengan gema yang saling bersahutan dengan kucauan burung yang terkejut.
Seketika Arka menghentikan langkah kakinya. Kemudian, ia membalikkan tubuhnya. Menatap sekaligus membalas tatapan Felly tajam. Yah.. tatapan mata seekor singa betina yang hendak menerkam mangsanya.
“Hahaha, baiklah. Aku akan menjelaskan sedikit wacana kejadian kalung itu,” kekeh Arka dengan nadanya yang menunjukkan kepahitan. Sorotan matanya terlihat begitu menyiska dirinya. Namun, ia menutup semuanya dengan senyuman simpulnya.
“Davincia Prayoga. Ah! Aku mengenalnya. Capten kapal pesiar dengan pertemuan di atas pelabuhan. Perkenalan yang manis, hingga kau harus absurd memikirkan kalung yang hilang itu. Aku bukan menemukannya. Tapi saya sengaja mengambilnya. Felly..”
“Apakah kau masih mencintaiku?,” tanya Felly memotong ucapan Arka dengan nada yang dingin.
“Mencintaimu? Tch! Apa..”
“Akapah kau masih mencintaiku?,” tanya Felly kembali.
“Apa..”
“Apakah kau masih mencintaiku, Arkana Aditya?!,” tanya Felly dengan tekanan paada setiap kalimatnya.
Arka yang sedari tadi hendak menjawab, hasilnya melongo dengan menundukkan kepalanya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Felly yang seakan telah memanahnya tanpa melihat sasaran panah. Menusuk jantungnya, yang hanya menyisakan sesimpul senyum di sudut bibirnya.
“Yah… saya masih mencintaimu,” kata Arka pasrah dengan mengakuinya.
“Cinta? Apakah kau pikir saya tidak tahu apa yang kau lakukan di belakangku?,” tanya Felly dengan menyipitkan matanya.
“Lantas, bagaimana dengan saya yang sudah mengetahui terlebih dahulu hubunganmu dengan Davin? Apakah kau pikir saya hanya boneka, Felly? Apa kau pikir saya hanya patung? Yang bisa kau sakiti tanpa melaksanakan apapun? Tidak! Aku, Arkana Aditya. Aku bisa melaksanakan hal yang sama menyerupai apa yang sudah kau lakukan padaku. Baiklah! Aku mendapatkan perselingkuhanmu dengan Davin. Tapi, jangan salahkan saya apabila ia celaka di tanganku!,” kata Arka dengan senyumannya yang penuh dengan arti.
Tak lama dari itu, Felly mencicipi getaran di saku celananya.
Profil Penulis:
Judul Cerpen Terjatuh Dari Cinta
Cerpen Karangan: Pratiwi Nur Zamzani
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 28 February 2017