Kembali Tapi Bukan Untukku Karya Tinta biru Lailan Saumi Panggabean

KEMBALI TAPI BUKAN UNTUKKU
Karya Tinta biru Lailan Saumi Panggabean

Kemarin ketika saya pulang sekolah, Aldi mengajakku untuk pergi bersamanya ke sebuah daerah yang biasa kami kunjungi esok hari. Dia ingin kami bermain-main menyerupai dulu lagi. Yah, mungkin sebab sekarang usia kami sudah tidak muda lagi.

“Liya, kita ke taman yok besok” ajak Aldi.
“Buat apa? Kayaknya saya ngak punya waktu, deh”
“Kok gitu sih, sekali aja, pliss…,” pintanya dengan wajah yang sedih.
“Ya, deh, demi kamu, wkwk” ledekku dengan senang.

***

Keesokan harinya saya telat berdiri sebab kemarin malam saya menyelesaikan semua peran sekolah. Syukur aja teriakan Mama bisa menembus gendang telingaku. 

“Liya, berdiri sayang, Mama udah siapin sarapan kamu,” teriak Mama sambil merapikan meja makan.
“Iyah, Mama, Liya bakalan turun kok,” sahutku sambil mengucek mata yang masih sungkan untuk dibuka.

Setelah sarapan saya pun bergegas menuju taman. Pasti ia sudah menunggu lama. Dari kejauhan saya telah melihat seorang pria yang tak asing lagi bagiku. Aku pribadi menghampirinya.

“Aldi, kau udah lama nungguin, yah? Aduh maafin aku, yah,” pintaku.
“Emang siapa yang nungguin kamu?” ledek Aldi dengan menjulurkan lidahnya.
“Yaudah, saya balik aja,” omelku sambil berbalik badan.
“Jangan dong, duduk sini yuk,” pinta Aldi dengan sedih.
“Oke, saya menang” ucapku sembari tertawa. 

Setelah itu kami saling termenung. Tak ada yang memulai untuk bicara. Kami sibuk dengan khayalan kami masing-masing. Hanya ada tiupan angin yang menemani kami. Akhirnya, Aldi memecahkan kesunyian ini.

“Liya, saya sayang banget sama kamu. Kamu mencicipi waktu yang berjalan cepat ini ngak?” Tanya Aldi.
“Aku juga sayang sama kamu, tapi apa hubungannya dengan waktu?” tanyaku balik. 
“Bagiku waktu ini hanya sesaat, sekarang kita akan menuju pada dunia perkuliahan, lalu bagaimana dengan relasi kita? Bagaimana jikalau kita kuliah di universitas yang sama?” keinginan Aldi.
“Aku harap begitu, sebab saya ngak mau berpisah sama kamu,” jelasku.
“Yah, saya ingin bersama kamu, sebab jikalau kita berpisah saya harus habiskan waktu yang lama supaya bisa akrab dengan keadaan, keadaanku tanpa kamu..,“ gombal Aldi dengan tersenyum manis.
“Aku janji saya bakalan menjaga orang yang saya cintai dan kita bakalan bertemu di taman ini lagi ketika saya akan melamarmu” tambah Aldi dengan semangat.
“Yah, saya pegang janjimu, saya yakin orang yang saya cintai ngak bakal ngecewain aku, saya akan menunggumu di taman ini” jelasku.

***

Setelah dari pertemuan itu, beberapa bulan kemudian pengumuman kelulusan dibacakan. Kami saling sibuk mengurus pendaftaran untuk melanjut ke universitas. Tanpa terasa waktu yang berjalan dengan cepat. Tibalah hari ini, hari keberangkatan Aldi ke universitasnya. 

“Liya,aku pergi yah. Aku minta maaf sebab pada nyatanya saya pergi meninggalkanmu. Jangan khawatir, saya hanya pergi sebentar setelah ini selesai saya akan kembali..” terang Aldi.
“Iya, jaga kesehatan yah, saya akan menunggumu di taman. Jangan kecewakan aku” pintaku dengan nada yang sedikit serak menahan tangis.
“Aku akan segera kembali. I love you” teriak Aldi dari jauh.

Kata itulah yang terakhir kudengar darinya. Dia kuliah di Amerika dan saya kuliah di UI. Aku jalani hariku menyerupai biasa. Hanya saja sekarang saya lebih sering mengunjungi taman itu untuk melepaskan penat dan lelah yang kurasakan sepulang kuliah.

***

Kembali Tapi Bukan Untukku Karya Tinta biru Lailan Saumi Panggabean

Suatu hari tanpa sengaja ketika saya mengunjungi taman itu, saya menemukan sebuah buku yang tak asing lagi bagiku. Sudah cukup lama saya tak membukanya. Perlahan ku buka buku itu. Kuperhatikan lembarannya. Seperti ada yang mengalir perlahan di pipiku. Ternyata saya merindukannya.
        
Bawalah pergi cintaku ..
Ajak kemana engkau mau ..
Jadikan temanmu ..
Teman yang paling kau cinta ..
Lirik lagu Afgan. Lagu favoritku dan Aldi.

Dering hp ku ketika saya mulai terlelap dengan mimpi indahku. Satu pesan tertera di layarnya. “Liya, besok saya pulang. Kemungkinan jam 3 sore saya akan tiba di Indonesia.” Begitulah isi pesan singkat yang kubaca darinya. Senyum bahagia terlukis di wajahku. Segera saya mengunci mataku dan berharap hari esok segera datang. 

***

Hari yang sangat kunantikan hadir. Aku berdiri dan bergegas untuk solat dan mandi. Turun untuk sarapan dan pergi mengunjungi taman itu lagi. Setelah merasa cukup puas di taman saya pergi ke toko butik temanku. Tentu saya ingin tampil mengagumkan hari ini. Ku temukan baju yang mengagumkan menurutku lalu saya pun pulang ke rumah. 

Setibanya di rumah, Mama dan Papa ternyata sedang asyik makan siang. Aku pun ikut makan siang bersama mereka. Setelah selesai, kami berkemas-kemas untuk menuju bandara. 

“Mama, saya udah siap nihh, ayo kita pergi” ajakku pada Mama.
“Iyah sayang, putri Mama sangat bersemangat” puji Mama.
“Baju kau cantik, gres beli yah?” ledek Papa sambil tertawa geli melihat wajahku yang merah merona. 

Setibanya di bandara saya melihat Aldi menungguku. Keluargaku dan keluarganya saling bertemu dan bersapa ramah. Keluarga kami sangat bersahabat. 

“Gimana kabar kau sayang?” Tanyanya padaku. 
“Baik, kabar kau gimana?” tanyaku balik dengan tatapan nanar kepadanya. Ada hal absurd yang kurasakan. Panggilan sayang itu seolah bukan untukku lagi.
“Baik juga” jawabnya singkat.

Seketika seorang wanita menghampiri kami. Yang kulihat wanita itu gres saja keluar dari kamar mandi. Kelihatan terburu-buru menurutku.

“Maaf, menunggu lama” kata wanita itu pada Aldi. 
“Ini yah yang berjulukan Liya?” tanya wanita itu sekenanya.
“Yah, namaku Liya. Ada apa? Apa yang kau ketahui tentangku? Emangnya kau siapa?” tanyaku bertubi-tubi padanya.
“Namaku May. Senang bertemu denganmu” terang May padaku dengan ramah.

Tidak menyerupai yang kubayangkan sebelumnya. May cukup bersahabat. Namun saya belum mengetahui tujuan kedatangannya ke Indonesia.

“Namanya May sahabat satu universitasku. Kita di fakultas yang sama“ terang Aldi padaku.
“Aku Liya, kekasihnya Aldi” jawabku dengan senang.
“Kekasihnya Aldi? Bagaimana mungkin?” tanya May tak percaya. Terlihat dari tatapannya yang galau ke arahku.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Aldi. Selama perjalanan Aldi hanya memberitahuku bahwa May hanya ingin berlibur ke Indonesia. Kebetulan Aldi dan May berteman baik sehingga Aldi mengajak May kemari. 

***

Keesokan harinya aku, Aldi dan May pergi bermain ke taman itu. May terlihat sangat menyukainya, ia tersenyum manis ketika melihat bunga-bunga mengagumkan yang ada disana. Seharian kami bermain sambil tertawa bersama, pergi nonton dan minum eskrim. 

“Aku suka taman ini Liya, mengagumkan sekali” kata May padaku.
“Yah. Aku juga menyukainya. Kami sering menghabiskan senja dan waktu luang kami di sini bersama” kataku pada May. 

Di sudut sana Aldi tampak asyik merangkai aneka macam bunga dan menjadikannya sebuah mahkota. Tiba-tiba Aldi berlari ke arah kami dan memberikanku sebuah mahkota.

“Itu untuk kamu, kau terlihat semakin manis” Aldi tampak tersenyum bahagia kepadaku.

Seketika May menarik tangan Aldi yang masih memegang mahkota itu dari kepalaku dan membawanya ke tepi air mancur. Aku bingung, mengapa May menarik tangan Aldi. Perlahan saya melihat raut wajah May yang memerah. May terlihat sangat sedih. Tampak Aldi memegang erat tangan May. Namun saya tak terlalu menghiraukannya. Aku masih menatap bahagia mahkota yang diberikan Aldi padaku.

*** 

Dua ahad kemudian, ketika saya pulang lari sore saya melihat sesuatu menyerupai gres saja terjatuh di ruang tamu dan saya melihat Mama pergi dengan tergesa-gesa. Segera saya mengambil benda itu dan ingin mengembalikannya pada Mama. Tapi sayangnya Mama sudah masuk ke dalam kendaraan beroda empat dan pergi ntah kemana. Aku pun membacanya.

UNDANGAN PERNIKAHAN 
Kepada : Keluarga Auliya Pasha
Dari         : Keluarga Aldi Pratama 
Waktu : Sabtu, 11 Maret 2017 pukul 19.00-selesai
Tempat : Jln Karya Bakti Bandung no.15 

Undangan janji nikah Aldi. Seketika bulir air mataku tumpah tanpa diperintah dan badanku terasa lemas. Aku berlari ke kamarku. Namun hal buruk sedang menimpaku. Aku terjatuh ketika saya melangkahkan kakiku di tangga. Papa mendengar bunyi teriakanku lalu menemuiku dan segera membawaku ke rumah sakit. 

Profil Penulis:
Namaku Lailan Saumi Panggabean. Duduk di kelas 2 SMA. Bisa dihubungi melalui alamat email : laelangabe@gmail.com

Previous
Next Post »